Ong Seong Woo

2.2K 340 30
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Ong Seongwoo yang baru saja membuka pintu rumah setelah lembur bekerja pun mendapati suasana rumahnya begitu lengang. 


"Bagus deh kalau dia udah tidur." gumam Seongwoo setelah melepas alas kaki dan menatanya di rak. Ia lantas berjalan menuju kamar.


Pria dua puluh tujuh tahun itu merasakan pegal di area punggungnya. Berjam-jam bersandar di kursi yang empuk sembari terus menatap layar agaknya begitu menguras tenaga. Ia pun melepas jas dan kemeja yang membalut tubuhnya. Tak lupa pula mengganti celana panjangnya dengan boxer agar sirkulasi udaranya lancar selama tidur nanti.


Ia rebahkan tubuh lelahnya di samping Junghwa—istrinya—yang telah tertidur dengan pulas. Seongwoo pun menata bantal agar ia bisa meletakkan kepalanya dengan nyaman saat melihat wajah damai sang istri di kala terlelap. 


Seketika seulas senyum terukir di bibir Seongwoo. Bagaimana bisa istrinya itu terlihat amat cantik meski tengah memejamkan mata dan tak sama sekali dilapisi riasan? Karena gemas, Seongwoo pun iseng mengelus pipi bulat milik Junghwa.

"Duh dek... kamu itu emang cantik banget ya? Apa lagi kalau lagi anteng begini. Coba aja kalau adek bisa jadi lebih manis, enggak ngomel mulu kalo abang bangun siang." 


Karena Junghwa sudah tertidur, Seongwoo pun merasa dirinya bebas bermonolog dan mencurahkan seluruh isi hatinya. Sebagai tambahan, ia juga mencubiti bibir Junghwa dan sesekali menciumi pipi dan matanya.


Perlahan ia mendongakkan kepalanya, bibir yang awalnya berada di area pipi pun kini berpindah untuk mengecup lembut kening Junghwa. Seongwoo mengusap lembut wajah dan kening yang tertutup beberapa helai rambut itu. Nyaris tidak bisa mengalihkan tatapannya dari wajah polos milik istrinya. 


Lagi-lagi Seongwoo tersenyum. Menyadari betapa ia sangat mencintai wanita di hadapannya itu, satu-satunya wanita yang selalu Seongwoo rindukan masakannya, selain masakan ibunya. Ia lah gadis yang diinginkannya untuk menghabiskan hidup bersama. Gadis yang membuatnya melakukan apa pun demi mempertahankannya. Gadis yang akan Seongwoo cintai setiap hari.


Setelah menyalurkan kasih sayangnya, Seongwoo pun langsung memposisikan tubuhnya senyaman mungkin. Dan tak lupa pula ia lingkarkan tangannya di pinggang Junghwa dan menghimpitnya erat. Tungkai kakinya pun diposisikan membelit paha milik Junghwa.


"Jadi ini yang selalu abang lakuin kalau adek udah tidur?" tiba-tiba terdengar ucapan bernada ketus dari mulut wanita yang tengah ia dekap dengan erat itu. Seongwoo yang mulai bisa terpejam pun langsung terbelalak dan terkesiap.

"Kamu belum tidur dek?"

"Emang belum. Terus, tadi abang bilang apa? Aku cantiknya pas diem doang? Dihh, udah seganteng apa abang emangnya?"

"Astaghfirullah... cuma bercanda itu dek. Udah yuk bobok, abang ngantuk."

"Males bobok, abang sih bikin adek bete!"

"Kamu cantik Ong Jung Hwa..., cantik banget, biar kata cuma pake baju dari karung sobek."

"Kenapa perumpamaannya jelek banget sih, bang?!" Junghwa yang kesal pun sontak memukul-mukul dada Seongwoo. Namun yang dipukuli dengan sigap mencengkeram pergelangan Jungwa agar berhenti memukulinya. 

"Dihh, adek marah mulu... abang serang nih!!!" ucap Seongwoo yang langsung dibalas dengan sorotan tajam oleh Junghwa.


- end -


halalkan aku mas ong, halalkan segera ~~~ :')))

karena seongwoo engga cocok dikasih image anak sekolahan, jadi kubikin aja dia imam keluarga sakinah aja yaaaa XD

Scenario 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang