Ji Hyo ternyata sudah bangun, hanya saja ia tidak berani keluar karena mata nya membengkak sekarang karena menangis tadi malam. Ia sungguh takut dengan petir.

Ji Hyo membuka pintu dengan menggunakan kacamata hitam.

“Apa yang terjadi, mengapa kau memakai kacamata hitam?”

“Aku tidak bisa tidur tadi malam, aku terus menangis, jadi sekarang mataku membengkak” ucap Ji Hyo jujur.

“Bukankah kau akan berangkat kerja? Keluarlah.”

“Apa?”

“Ayo sarapan” ajak Jong Kook berusaha sabar.

Ji Hyo pun membuka kacamatanya dan mengikuti Jong Kook ke meja makan. Tidak lupa Ji Hyo membawa mal raeng.

“Sudah kubilang jauhkan dia dari hadapanku” ucap Jong Kook.

“Biarlah ia makan”

“Baiklah, terimakasih makanannya. Aku akan makan sekarang” ucap Ji Hyo dengan nada seperti anak kecil. Ji Hyo pun memakan masakan Jong Kook.

“Kau pandai memasak.” Ujar Ji Hyo memuji Jong Kook

“Hanya hari ini aku memperlakukanmu sebagai tamu. Mulai nanti malam, kau yang buat makan malam” ucap Jong Kook yang sedang makan itu

“Apa ?”

“Ditambah, laundry”

“Tunggu, kau membawaku kemari sebagai pembantu?”

“Yah, itu bagian dari alasannya.kau pikir kau gratis tinggal disini”

“Aku lebih suka membayar sewa”

“Aku tidak perlu uang”

“Ini mungkin uang kecil bagimu. Tapi tidak mengenakkan mendengarnya kalau aku disini sebagai pembantu.”

“Tidak ada pilihan lain. Bisakah kita membuat peraturan tentang ini semua?”

“Peraturan?”

“Baiklah kita buat peraturan setelah kita selesaikan sarapan ini”

Mereka sekarang sudah selesai sarapan dan Jong Kook sudah mencuci piring kotor nya.

Kini mereka membuat peraturan.

“Perjanjian rahasia. Di rumah kita tidak dibenarkan melakukan kontak fisik. Tidak mencampuri privasi. ” ucap Ji Hyo mengetikan itu di laptopnya.

“Aku mengerti tentang perjanjian rahasia . tidak ada kontak fisik??”

“Di keadaan apapun” ucap Ji Hyo menambahkan

“Aku penasaran siapa yang memeluk duluan tadi malam.”

“Itu kesalahan. Itu karena aku harus memeluk sesuatu saat aku takut.”

“Jadi begitu?”

“Aku selalu memeluk mal raeng dan terkadang bantal. Jadi kau sebagai bantal tadi malam”

“Bantal?”

“Kembali ke pembagian tugas rumah. Tugas rumah tidak perlu dibagi rata. Kalau aku masak, kau setidaknya harus mencuci piring” Ucap Ji Hyo mencari topic lain.

Jong Kook tidak mendengarkan perkataan Ji Hyo, ia malah memperhatikan wajah Ji Hyo saja.

“Halo, kau dengar?”

“Kita sepakati saja. Dan aku mau memberi saran juga. Aku mau kau keluar les menari.”

“Baiklah”

Noble In loveWhere stories live. Discover now