One Closed

5.4K 381 87
                                    

Tahun kedua di SMK, menjadi tahun kedua tersibuk bagi Tara dan Dimas. Dua sejoli yang katanya cuma sahabat.

Tara sekarang masih menjabat sebagai ketua OSIS yang kembali telah mengalahkan Dimas. Sedangkan Dimas menjadi sekretaris untuk Tara lagi. Entah takdir macam apa yang sedang mereka jalani.

Sebagai ketua OSIS perempuan pertama di sekolah yang mayoritas laki-laki, pastilah banyak kendala. Dari mulai sering di remehkan di awal-awal kepemimpinannya, dikasari laki-laki saat mengatur barisan sebelum upacara, digoda-goda saat menunggui Bhakti kampus dan masih banyak lagi. Namun di akhir-akhir kepemimpinannya banyak yang memuji hasil kinerjanya, keberaniannya memimpin banyak siswa-siswi, memimpin banyak kegiatan dengan lancar dan berhasil menjadi senior paling galak.
Dia sangat dihormati. Pun tidak menjadikannya sombong. Tara tetap merakyat dengan banyak orang.

Diakhir masa jabatannya, Tara mulai melatih wakil ketua OSIS dan juniornya, jadi beberapa kegiatan dia hanya memantau, begitupun pengurus OSIS yang kelas sebelas lainnya, mereka bertugas mengawasi dan sedikit memberi arahan pada junior di bidang mereka. Tidak terjun ke lapangan seperti biasanya.

Perempuan pejuang mimpi itupun kini fokus pada mimpinya. Menjadi Paskibra.

Tahun ini Tara, Dimas dan beberapa teman-temannya yang masih bertahan berkesempatan mengikuti lomba baris-berbaris dan Alhamdulillah mendapat juara dua, mengalami kemerosotan dari tahun lalu.

Saat ini Tara sedang menyiapkan diri. Berlatih banyak hal untuk memperkuat ketahanan fisik dan kemantapan gerakannya.

Yang mendebarkan untuk tahun ini adalah Paskibra tidak lagi ditentukan dari juara, tetapi semua sekolah berhak mengirim pasukan untuk melakukan seleksi. Dan seleksinya sangat ketat.

***

Hari pertama seleksi yang mendebarkan. Bersama sekian ratus siswa-siswi SMA-SMK dari seluruh kabupaten Karanganyar, yang mayoritas adalah kelas sebelas yang sebentar lagi naik ke kelas dua belas.

Tara menunggu hasil seleksi tahap pertama dengan bosan. Di Komando Distrik Militer 0727/Diponegoro tidak ada pemandangan yang membuatnya segar selain tentara yang mulai menua lalu lalang bekerja.

Kling...

Ponsel Tara berdering disaat yang tidak tepat. Tidak mungkin baginya untuk mengangkat ponsel itu di tengah-tengah barisan. Meskipun barisan dalam posisi duduk.

Tangan kanan Tara berusaha mematikan setiap kali ponsel di sakunya kembali berdering lagi dan lagi.

Dimas yang posisinya terpaut enam baris di kanan Tara bisa mendengar dering ponsel itu. Melihat Tara sambil mengernyitkan dahinya. Pertanyaan dengan wajah itu tidak jelas.

Sementara Tara masih sibuk dengan ponselnya yang berdering, orang-orang di sekitarnya dengan terkesima dengan laki-laki berseragam cokelat Taruna. Laki-laki itu tersenyum tipis sambil menatap pasukan yang berada sepuluh meter di hadapannya.

"Ada Taruna ganteng liat arah jam satu" bisik salah seorang perempuan di belakang Tara.

Tidak. Tara tidak peduli sama sekali. Tetap sibuk mematikan ponselnya.

"Hasil seleksi tahap pertama akan diumumkan setelah sholat dhuhur, karena masih banyak data yang harus direkap" pengumuman itu langsung dari Pak tentara yang bertanggung jawab atas seleksi Paskibra tahun ini.

Pasukan langsung diambil alih, disiapkan langsung dibubarkan.

"Dari tadi tuh taruna lihat ke barisan kita mulu sambil senyum-senyum tipis yang bikin leleh. Siapa ya yang dilihatin?" Cewek-cewek itu masih saja membicarakan sang taruna.

MY SOLDIER : My Last Dream (Complate)Where stories live. Discover now