C O I M E T R O P H I L E

43 4 4
                                    

Coimetrophile
(n) A lover of cemetries


Today
Cha's

Aku mematut diri.
Melihat pantulan maya yang terbentuk tepat didepanku. Dalam sebuah kaca vertikal yang bersandar di tembok.

Sebuah midi dress hitam menggantung tepat jatuh di pinggangku. Sesekali mengalun kecil saat aku bergerak untuk mengecek beberapa sisi baju itu.

Aku tersenyum di akhir. Siap untuk hari ini.

Sebuah buket bunga Chamomile yang tergeletak di depanku, lantas aku ambil lalu menghirup dalam wanginya.

Aku tersenyum kembali, namun kini dengan sebuah kemirisan.

Mataku kini sibuk menilik sebuah ruangan yang sederhana dengan debu yang sedikit menempel di beberapa perabotannya.

Semuanya masih sama. Bahkan aroma miliknya masih saja menguar dan menelisik indra penciumanku. Membuatku kembali pada memori saat itu.

Saat aku masih bisa memeluknya dan mencium dalam aromanya setiap saat dalam kungkuhan kokohnya.

Aku menutup mataku sesaat. Mencoba merasakan hadirnya sebentar. Hadirnya dalam memoriku yang tak akan pernah tergerus waktu. Selama apapun itu.

Masih saja aku merindukannya.

Alih alih tenggelam dalam sebuah rasa yang kuhindari selama ini, aku memilih untuk beranjak pergi.

Maafkan aku yang memilih melupakanmu.

Mobilku kini sudah melenggang dalam gelapnya malam. Ditengan hiruk pikuk kota yang tak pernah tidur ini, aku kembali merindukan sebuah afeksi lama yang hilang dari hidup.

Aku merasa sangat kosong dan sesak. Masih saja.

Hingga ekor mataku beralih atensi pada sebuah benda yang tergantung di langit.

Sebuah purnama. Sinarnya mematahkan gelap malam ini. Serta mematahkan segala pertahananku untuk tak merindukannya.

Aku kini benar benar menginginkan keberadaannya disisiku. Mengisi malam hingga pagi menjemput.

Tungkai kakiku kini melangkah kecil pada rerumputan hijau yang basah akibat hujan sore tadi. Hingga ujung heels lancipku berhenti pada sebuah gundukan rumput hijau yang lebih tinggi.

"Aku datang." bisikku, dan meletakkan bunga Chamomile pada gundukan hijau itu. Sebuah angin lembut menyambut lembut, seakan menjawab salamku.

"Bersama purnama, aku datang." aku mengambil nafas pelan. Mencoba mengatur emosiku yang kini sudah terasa berkecamuk hebat.

"Selalu sama. Di waktu, tanggal, tempat, cuaca, dan juga bersama purnama selalu. Aku selalu disini, datang untuk menemuimu. Bagaimana kau disana? Kurasa disana lebih menyenangkan bukan? Tenang tanpa ada hiruk pikuk yang mengganggu."

"Aku merindukanmu. Sangat merindu. Dengan segala hal tentang aku dan kau. Tentang kita berdua. Aku sungguh tersiksa Jongdae ya." tangan ku menepuk nepuk ringan dada, berusaha menghilangkan kesesakkan yang bersarang. Pada akhirnya, bulir yang menggunung di ekor mataku lolos meluncur begitu saja. Membuat jejak panjang melewati lesung pipi ku.

"Kini kau menjadi bintang dan aku menjadi bumi. Dimana kita benar-benar tak bisa lagi di persatukan. Mungkin malam berbaik hati untuk mengantarkan kau untuk bertemu dengan ku, tapi selalu ada hari yang membatasi kita. Tidak, bahkan kini dimensi pun juga." Aku terdiam sejenak mencoba menenangkan sedikit rasa rindu yang membuncah sekaligus berkecamuk ini.
Meski pada akhirnya, tangisku semakin dalam dan rindu semakin buncah.

"Mungkin pada tahun-tahun selanjutnya rasa cintaku akan memudar, namun tidak dengan rinduku. Ia akan tetap menempati tempat kecil di sudut hatiku. Doakan aku, untuk bisa menerima segalanya dan menemukan hati yang baru untuk menggantikan tempatmu."

"Biarkan aku bahagia tanpa adanya nyatanya dirimu. Kau dan aku bahagia dengan cara masing-masing, kau di surga dan aku disini."

"Aku akan terus datang kesini, tenang saja. Selalu akan menyapamu dan bercerita padamu." dengan ringan aku mengakhiri monolog ku pada gunungan tanah. Diiringi sebuah usapan ringan di pipiku menghapus jejak air yang mengalir sejak tadi.

Aku menghela nafas lalu tersenyum

Kita mengenal dan sempat terikat.
Namun waktu tak mengizinkan kita untuk terikat lebih jauh. Tak mengizinkan untuk mengikat perasaan kita dengan perpaduan cinta yang lebih besar dan bermakna.

Karena faktanya, bumi dan bintang bahagia di waktunya masing-masing.

🍃END🍃

Saudade🍃 [KJD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang