I'm Sorry

321 26 0
                                    

Tidak salah lagi, ini adalah rumah Seohyun. Bangunan minimalis dengan warna dan dekorasi serba putih, diantara rumah-rumah yang berwarna merah. Yonghwa turun dari mobil, hari ini hari pertamanya menyetir sendiri. Dia mengambil boneka beruang besar dari bagasi mobil.

Tak lama setelah membunyikan bel rumah, Seohyun keluar. Ia sangat terkejut melihat tamunya itu. Malah Seohyun hanya memakai kaos oblong dan celana pendek, dia baru saja selesai mandi.

Yonghwa tersenyum salah tingkah, "hai."

"Apa yang kau lakukan disini, Oppa? Bukankah hari ini sudah selesai?"

"Iya benar, ah begini..."

"Pulanglah. Tidak baik jika ada yang melihatmu disini."

Belum lagi Yonghwa membalas pernyataan Seohyun, ia melihat seorang wanita paruh baya keluar dari rumah.

"Ahh! Kau Jung Yong Hwa, benar kan?!" dia teriak histeris.

"Eomma..."

Ibunya menandang Seohyun dengan tatapan yang sulit diartikan, "kenapa dia tidak diajak masuk? Apa aku membesarkanmu untuk menelantarkan tamu?"

Seohyun tidak percaya eommanya akan lebih memilih pria lain dibanding anaknya sendiri. Bukankah semalam ibunya marah-marah dan berniat melabrak Yonghwa setelah mendengar semua cerita Seohyun? Kenapa sekarang malah bersikap manis?

Tanpa ba-bi-bu ia langsung membuka gerbang dan mengajak Yonghwa masuk, plus adegan menyuruh Seohyun membuatkan minumanan dan cemilan.

"Ya! Kau bau sekali!" teriak eommanya itu.

"Eomma aku baru saja mandi dan keramas!"

"Tidak! Sama mandi lagi! Dan ganti pakaianmu yang lebih layak! Apa-apaan ini? Aku bahkan tidak ingat pernah membelikanmu pakaian jelek ini! Pakai saja parfum yang baru kubeli! Sana mandi lagi!"

Seohyun mendengus kesal. Kenapa dia harus mandi dua kali hanya untuk bertemu Yonghwa di rumahnya sendiri? Yonghwa cuman terkekeh kecil.

"Apa kalian mau pergi ke suatu tempat?"

"Tidak eomma, sehabis aku mandi dan memakai parfummu dia akan segera pulang."

"Apa aku bertanya padamu? Aku bertanya pada Yonghwa!"

"Ah..."

"Oke. Aku mengerti kalian punya privasi. Aku akan pergi jadi kalian mengobrollah selama mungkin. Baiklah, tunggu disini ya Yonghwa. Biar dia mandi dulu."

Yonghwa menggangguk mengerti. Sepeninggalan kedua wanita itu, Yonghwa jadi merasa lebih rileks. Dia memandangi seluruh isi ruang tamu.

"Maaf menunggu," Seohyun terlihat berbeda dari sebelumnya. Dia memakai atasan lengan panjang dipadukan rok dan legging. Membuatnya tampak tak hanya cantik tapi juga imut.

"Ah..." Yonghwa merapikan duduknya, "ini" dan menyodorkan boneka beruang besar yang sedari tadi berada dipangkuannya.

"Apa ini?"

"Ehem... anggap saja sebagai tanda permintaan maafku, tadi aku tidak sengaja melihat toko boneka dalam perjalanan kesini. Kupikir kau akan menyukainya."

Seohyun masih diam tak bereaksi.

"Maafkan aku," ucap Yonghwa, "aku tidak memikirkan perasaanmu sama sekali. Maaf. Aku tau perkataan dan perbuatanku pasti menyakitimu. Ini, terimalah."

Seohyun mengambil boneka itu, "ah... terimakasih Oppa..."

"Kalau ada yang bisa kulakukan untukmu katakan saja, akan kulakukan apapun agar kau tidak marah lagi."

"Tidak... aku tidak marah."

"Benarkah?"

"Tentu saja. Aku tidak pernah marah selama ini."

"Lalu kenapa kau menjauhi ku?"

"Itu..." Seohyun mengalihkan perhatiannya ke arah lain, tidak berani menatap Yonghwa, "aku hanya tidak ingin perasaanku berkembang lebih jauh. Harusnya aku sadar diri, tapi entah kenapa setiap melihatmu aku seperti bukan diriku. Aku jadi suka mengkhayal yang bukan-bukan. Maaf, harusnya kau tak perlu mendengar hal bodoh ini."

Apa ini semacam pernyataan? Batin Yonghwa

"Maafkan aku," kata Yonghwa, "aku tidak layak disukai orang sebaik dirimu. Tapi terimakasih, untuk semua ketulusanmu. Aku mungkin tidak bisa membalasnya tapi bisa kupastikan ketulusanmu tidak akan sia-sia."

Seohyun gagal memahami maksud ucapan Yonghwa, tapi lagi-lagi dia cuman diam.

"Baiklah, jadi karena kita sudah baikan, bagaimana kalau kau berhenti memanggilku Oppa?"

"Tidak mungkin. Kau lebih tua dariku, Oppa."

"Ya! Cuman beda dua tahun!"

"Tetap saja!"

"Baiklah terserah. Jadi rumah Kyuhyun Hyung persis disamping rumahmu? Apa bangunan besar berwarna merah dengan pagar hitam itu?"

"Iya benar. Dari sebelum lahir kedua orangtua kami sudah bertetangga dan bersahabat baik, jadi aku bahkan sudah mengenalnya jauh sebelum dia debut."

"Begitu..."

"Pulanglah."

"Ya! Kenapa kau mengusirku terus?"

"Sudah malam. Ayo, aku akan mengantarmu."

"Tapi..."

"Tidak masalah. Aku tidak keberatan menyetir untukmu."

Yonghwa jadi dilema. Dia kan sudah bisa menyetir sendiri. Tapi kemudian dia menemukan hal menarik. Bukankah kalau Seohyun mengantarnya mereka jadi lebih lama bersama?

"Baiklah, tapi aku tidak bisa langsung pulang. Ada barang yang ketinggalan."

"Dimana?"

"Distudio tempat latihan CNBlue."

🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸

"Ayo, ikut saja ke atas. Aku tidak ingin meninggalkanmu sendirian di sini." Kata Yonghwa begitu mereka sampai ke studio.

Seohyun menurut dan mengikutinya memasuki ruangan penuh alat band itu. Dia berdecak kagum. Betapa beruntungnya dia bisa melihat semua ini.

"Seohyun, aku akan mengantarmu pulang, jadi lebih baik kita menunggu Jungshin, aku akan menghubunginya."

"Tidak perlu. Aku bisa naik bus."

"Tidak! Bagaimana kalau kau diculik?"

"Yaampun. Siapa yang mau menculikku?"

"Aku mau!"

"Apa-apa..."

"Sudahla, duduk saja dulu. Aku mau mengambil barangku. Kita tunggu Jungshin di sini."

Tanpa memperdulikan jawabannya, Yonghwa pergi setelah memastikan Seohyun duduk manis. Dia mengambil gitar kesayangannya yang memang ketinggalan kemudian menghubungi Jungshin.

Titttt...tittt....tittt....

"Halo.... Ya! Apa kau tidak senang karena aku menguhubungimu terus? Ah... jadi begini bisakah kau kestudio? Aku ingin mengantar Seohyun pulang... Ah itu sulit dijelaskan, nanti saja... Ya! Memangnya kenapa kalau aku sudah bisa menyetir sendiri? Kau tidak kau menemaniku,hah?! Baiklah aku akan menunggumu jadi cepatlah kemari! Eh, jangan! Kau datanglah dua jam lagi. Aku masih ingin beraama Seohyun lebih lama."

For First Time Lovers - YongseoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang