SH-5

4.6K 258 8
                                    

SUV hitam milik Mikage berhenti di persimpangan jalan yang sepi, hanya tampak satu atau dua orang yang berlalu-lalang. Tatapan mereka semuanya sama di setiap kawasan kumuh yang terbengkalai; sinis dan mencemooh. Namun Mikage dan Sean tak mempedulikannya, kedua pria itu terus berjalan menyusuri koridor dan berbelok ke dalam sebuah gang yang lebih gelap.

Bunyi derap langkah sepatu yang memercikkan air menjadi satu-satunya suara yang memenuhi indera pendengaran mereka. Kedua Mikage dan Sean sama sekali tak berbicara sejak masuk ke dalam mobil, tapi inilah yang terbaik. Pria bersurai coklat kemerahan itu sadar bahwa mengajak bicara Sean bukanlah suatu keputusan yang tepat saat ini.

Sean tengah murka dan berduka, dan penyebab utama kondisi Sean yang seperti ini adalah Amber.

Wanita itu sebenarnya cukup aneh di mata Mikage, namun keanehan itulah yang menjadi daya tariknya. Pria itu telah mengenal Sean sejak keduanya bertemu di kawasan kumuh di Canada, dimana kau akan terpaksa untuk melakukan segala macam cara agar mampu bertahan hidup.

Sean yang dulu adalah seorang bocah sadis dengan tatapan dinginnya yang begitu menusuk dan menyeramkan. Namun Mikage berhasil menjadi sahabat terbaiknya, dan kini ia menyadari bahwa orang-orang seperti dirinyalah yang dibutuhkan Sean; orang-orang yang mampu menemani Sean di saat terburuk dan terbaiknya.

Mikage menemukan sebagian kecil dirinya di dalam Amber, dan ia tau bahwa Amber akan menjadi pendamping yang baik, sahabat yang baik, kekasih yang terbaik untuk Sean.

Dirinya sendiri juga tak mengerti apa yang terjadi. Wanita itu tiba-tiba saja menghilang dari hidup Sean, meninggalkan Mikage yang mengurus bayi besar beserta pekerjaan yang ditinggalkannya begitu saja. Gejala PTSD yang didapatkannya seakan memperburuk keadaan, trust issue, anxiety, depression, he could have gone mad due to all of that.

Dan Mikage tak bisa melakukan apapun selain berada di dekatnya.

Hingga akhirnya, Matteo mengirimkan tangan kanannya juga ancaman-ancaman memuakkan yang membuat Sean kembali bekerja. Tapi Sean Evans sudah rusak. Dia bersikap seperti bocah mengerikan yang Mikage jumpai di Canada dulu, atau mungkin lebih parah.

Terapi demi terapi beserta berbagai macam obat yang Sean konsumsi selama 6 bulan penuh, sebelum akhirnya ia mampu bertingkah layaknya manusia waras yang tidak sembarangan menarik pelatuk pistolnya terhadap siapapun yang mengusiknya. Mikage sendiri pernah mendapat satu tembakan tepat di bahu kiri ketika ia berusaha untuk membuat Sean meminum obatnya.

Mikage menghela nafas ketika mengingat masa-masa tersebut. Untunglah Sean masih ingin mendengarkan kata-kata Gane, jika tidak, dirinya yakin pria dengan surai pirangnya itu akan membutuhkan waktu yang lebih lama dari setengah tahun agar kembali waras.

Amber pergi ketika Sean berumur 25 tahun, dan empat tahun telah berlalu setelah itu, empat tahun yang begitu mengerikan bagi Sean. Karena ketika kau merasakan kasih sayang dan perhatian dari seseorang, perasaan yang muncul ketika orang itu tak lagi ada di sisimu sangatlah menyakitkan. Mikage mengerti karena ia juga pernah merasakannya. He too, had lost his other half.

Mikage melirik wajah Sean yang begitu datar saat ini, tatapannya menusuk, dan ekspresinya hampa. Not the best time for a chit-chat, is it?

Meski terus menolak untuk mengakuinya, Sean sendiri juga mengidap bipolar syndrome, bahkan lebih parah dari adik Mikage. Suatu saat pria itu akan bersikap ceria bagai anak-anak, tiba-tiba menangis, tapi detik selanjutnya ia mungkin saja akan bersikap dingin dan kasar, atau mencoba untuk menembak kepalanya sendiri, dan hanya Tuhan yang tau kapan lagi ia akan merubah sikapnya.

Mereka terus berjalan hingga akhirnya tiba di sebuah pintu usang dengan coretan terbanyak, Sean mengangkat kakinya dan dengan satu tendangan menghempaskan pintu itu hingga terbuka dengan bunyi hantaman yang keras. Orang-orang di dalamnya yang kebanyakan merupakan pria dewasa dengan wajah seram dan tubuh yang jauh lebih besar dibandingi Sean dan Mikage terdiam dari aktivitasnya, menatap Bos beserta tangan kanannya yang berdiri datar di depan pintu.

Sexual HarassmentDove le storie prendono vita. Scoprilo ora