2. School.

60.5K 3.2K 82
                                    

Author's POV.

Pita berjalan dengan gontai di lorong sekolahnya, yups dia masih sekolah tapi hanya untuk mengurusi kepindahan dirinya dari sekolah menjadi homeschooling.

Disebelah Pita ada Keiro yang berjalan hanya menatap lurus kejalanan.

Pita masih malas melihat Keiro apalagi setelah kejadiaan kemarin yang membuatnya sangat pusing itu, siapa yang enggak pusing pulang ke rumah langsung nikah dan saat tidurpun harus sekamar sama kakaknya itu, eh sekarang sudah berubah menjadi suami sih.

Bisa-bisanya dia harus tidur dengan Keiro, mikirinnya bikin malu. pikir Pita sambil mengeleng-gelengkan kepalanya lalu Keiro cuma menatap Pita dengan heran.

"Pita," panggil seseorang membuat Pita langsung menoleh kearah orang yang memanggilnya.

"Hai, Lana," sapa Pita balik sambil mengerutu dalam hati.

Kenapa pake nyapa sih? Dasar sok baik, batin Pita yang sedikit muak dengan cewek di depannya itu, mana pakai senyum-senyum sok imut lagi.

Dikelas suka ngetawain, bukan ngatawain dia sih, eh disini dia malah menyapa dengan mudahnya, hebat banget tuh orang, dasar muka dua.

Keiro yang sedari tadi berjalan ikut berhenti melangkah ketika Pita disapa oleh seseorang di depannya itu.

"Pita, saya gak ada waktu buat obrolan kalian itu, saya mau kuliah, tau. Cepat antarkan saya ke tempat kepsek, lalu kamu ikut saya pulang, lalu saya bisa kuliah," ucap Keiro membuat Pita langsung menoleh kearah Keiro dengan sebal, buru-buru sekali.

"Kamu ini lagi error ya? Kamu alumni disini, gak mungkin kamu gak tau tempat kepsek," bisik Pita membuat Keiro memutarkan bola matanya, merasa kalah.

Sementara Lana hanya menatap kearah Keiro dan Pita.

Mereka pacaran? Harus ditikung! pikir Lana dengan singkat.

Dan kenapa mereka bahas kepsek ya? pikir Lana lagi.

"Yaudah, Lana kami duluan ya, Bye."

Setelah itu Pita langsung berjalan lagi disamping Keiro.

"Temanmu itu muka dua ya?" tanya Keiro tiba-tiba membuat Pita kaget, kenapa nih orang bisa tau, cenayang?

"Benarkan ucapan saya?" tanya Keiro lagi membuat Pita mengangguk dan menjawab.

"Iya."

Setelah itu mereka langsung masuk kedalam tempat kepsek.

***
Pita berjalan lagi dengan gontai ketika keluar dari tempat kepsek.

Hamil membuat dirinya mudah lelah dan bikin cepat pusing.

Bisa mati berdiri nih. Pikir Pita dengan cetek itu.

Keiro yang melihat itu hanya acuh tak acuh saja.

Suami brengsek!

Ingin sekali Pita berteriak seperti itu, namun ada banyak siswa disini.

Pita yang tertinggal jauh oleh Keiro merasa kesal.

Langsung dia berlari mengejar Keiro dan itu membuat Keiro kaget.

Pita berlari mendahuluinya, semua siswa disini langsung terkaget dengan itu.

Kenapa si Pita lari-larian?

"Pita!" panggil Keiro yang ikut lari mengejar Pita.

Dia gak sadar apa kalo dia lagi hamil, ucap Keiro kesal dalam hati.

Akhirnya Pita berhenti berlari ketika sudah sampai didepan mobil Keiro.

"Kamu emang gak sadar diri ya! Kamu itu lagi hamil, kenapa lari-larian? Mau kamu gugurin anak itu?" bentak Keiro membuat Pita merasa kesal.

"Oh, peduli ya? Kalo aku mau gugurin emangnya kenapa? Peduli?" jawab Pita sambil membentak juga.

Keiro yang kesal langsung mengangkat tangannya untuk menampar Pita.

Namun sebelum itu Pita sudah pingsan duluan.

"Nyusahin!" ucap Keiro sambil mengendong Pita buat masuk ke dalam mobil.

***
"Keiro, Pita kenapa?" tanya Sherly yang sedang menyiram bunga dan melihat Keiro yang sedang mengendong Pita.

"Tadi dia lari-larian terus tiba-tiba pingsan," jawab Keiro jujur.

Tapi, dia pingsan karena lari-larian apa karena mau ditampar ya? Pikir Keiro cemas sendiri.

"Oh, mungkin dia kecapekan, itu biasa buat yang sedang hamil, yaudah kamu antar aja di kamar kalian, lalu kamu kuliah sana," perintah Sherly membuat Keiro tetap disana sambil mengendong Pita yang masih pingsan.

"Lah, kenapa masih disini, sana, nanti kamu telat kuliahnya," perintah Sherly lagi ketika melihat Keiro yang masih berada dihadapannya.

"Sudah telat, Ma. Aku titip absen aja sama temen," ucap Keiro lalu berjalan menuju pintu rumah.

"Dia hanya mau bilang itu aja baru pergi? Anak yang aneh," ucap Sherly yang melanjutkan menyiram bunga yang tertunda.

***
Pita merasa bahwa dirinya sedang terbang alias digendong segera sadar.

Dan dia langsung melihat kearah Keiro yang sedang mengendongnya.

"Sudah sadar? Kukira mati," ejek Keiro membuat Pita langsung mendengus, padahal Pita mau memuji Keiro.

Tapi ada satu hal yang didengar oleh Pita, Keiro berbicara padanya tidak pakai Saya lagi, ada kemajuan ternyata.

"Kenapa diem? Masih nyaman digendong?" tanya Keiro bingung ketika Pita masih menatapnya.

"Yaudah turunin aja atau jatuhin sekalian," jawab Pita kesal.

Kenapa jadi suami gak ada baik-baiknya dikit sama Istrinya yang lagi hamil.

"Yaudah, nih aku jatuhin," ucap Keiro sambil menjatuhkan Pita.

Dan Pita baru sadar bahwa dia sedang hamil langsung ketakutan, kenapa Keiro bisa sekejam ini.

Mau anaknya keguguran ya?

Namun, Keiro langsung menangkapnya lagi.

Dan meletakkan Pita diranjang kamar mereka.

"Walaupun aku gak ada perasaan sama kamu, aku gak akan setega itu sama kamu, dan oh iya, disini ada anak aku, dijagain ya," ucap Keiro sambil mengelus perut Pita dengan lembut.

Pita yang melihat itu gak bisa berkata-kata lagi.

"Walaupun ini hanya kecelakaan, tapi aku gak menyesal nikah sama kamu, dan oh iya aku tarik lagi kata-kataku kemarin dan sebulan yang lalu," ucap Keiro lagi yang masih betah mengelus perut Pita.

Gak tau apa muka Pita sekarang kayak apa.

"Yaudah, kamu tidur aja," ucap Keiro setelah itu langsung keluar dari kamar.

"Jangan meleleh Pita, suami brengsekmu itu pasti sedang bercanda, jangan meleleh sekarang, Pita," teriak Pita kepada dirinya sendiri.

Keiro yang masih ada dipintu kamar mendengar teriakan Pita.

"Sayangnya, aku gak sedang bercanda, Pita," lirih Keiro dari balik pintu kamar.

Tbc.

Maaf ya lama update, aku banyak banget tugas kuliah🙃🙃

Semoga suka, vote dan komen jangan lupa.

Sampai jumpa di part selanjutnya.






Salam,

Soufi💜

Accident✔Where stories live. Discover now