7 - Harry's Secrets -- Snape's Version Of A Heart-To-Heart

3.2K 272 3
                                    

Harry terbangun dengan pening, bertanya-tanya di mana dia berada; dia bisa mengatakan sesuatu telah terjadi bahkan sebelum dia mengingatnya. Dia bisa merasakan rasa bahan ramuan yang mengerikan yang membekas. Dia merah padam dan mengerang karena malu; Snape telah melihat dirinya dalam keadaan terlemahnya, melihatnya tergeletak tidak sadarkan diri di ruang bawah tanah. Snape tidak mungkin tahu, bukan? Dia berharap dan berdoa bahwa ada cara lain bagi Snape mengganti pakaiannya dengan sihir. Dan kemudian dia berpikir mungkin Snape tidak akan peduli. Dia tidak pernah peduli sebelumnya, jadi mungkin, mungkin saja, dia akan membiarkannya. Jika Snape mulai membicarakan hal itu di sekolah, dia bisa mentertawakan dan menyangkalnya; lagi pula, siapa yang akan mempercayai dia mendapatkan kekerasan--selain dari Dumbledore, tentu saja. Dumbledore mengetahuinya; Harry tidak bisa mengatakannya dengan lebih jelas lagi setelah tahun pertamanya. Semua yang Dumbledore lakukan adalah bersikeras bahwa dia harus kembali karena ikatan darah yang berada di kawasan itu melindunginya. Dia kemudian menunjukkan Quirell sebagai contoh, tidak memperdulikan bagaimana perasaan Harry saat itu. Harry merasa sangat bersalah karenanya; dia tidak yakin apakah Quirell setia pada Voldemort atau apakah dia telah berjuang melawannya sepanjang waktu. Dia telah membunuhnya, entah dibunuh atau terbunuh, tapi tetap saja, pada usia sebelas tahun dia sudah membunuh seorang pria.

Menerima dengan berat, dia melihat bahkan pakaian dalamnya telah diganti, dan dia tersipu malu. Dia berusia empat belas tahun, dan dia tidak peduli jika seseorang melihatnya, hanya saja seseorang sudah melihat bekas lukanya. Dan lagi, dia bukanlah anak berusia empat belas tahun yang normal, bukan? Dia sama sekali tidak normal. Tidak dalam dunia sihir, tidak dalam kebahagiaan, tidak dalam persahabatan, dan tidak dalam hubungan keluarga. Dia teringat akan serangan panik yang dimilikinya; itu terjadi pertama kalinya sejak dia memasuki dunia sihir. Biasanya saat kecil dia mengalami hiperventilasi saat mendengar Pamannya yang gemuk menginjak-injak tangga di pagi hari.

Dia memakai pakaiannya, atau lebih tepatnya yang dipinjamnya--mereka sangat lembut dan nyaman. Bahkan boxer pendek juga; dia bertanya-tanya bagaimana dia bisa menjelaskan yang satu ini jika Snape bertanya. Pikirannya bekerja dengan cepat, memikirkan alasan tentang apa yang harus dikatakan jika dia telah melihat bekas luka itu, alasan yang bisa diterima Snape; orang itu selalu bisa melihatnya berbohong meski telah disamarkan saat di sekolah. Dia melihat sudah menjelang jam tujuh, jadi waktunya untuk sarapan. Dia bahkan tidak tahu apakah dia akan dibolehkan; dia belum menyelesaikan pekerjaan yang diperintahkan Snape. Dia bergidik lagi saat merasakan mantra itu; rasanya hampir sama seperti kutukan Cruciatus yang telah dilontarkan oleh Voldemort, hanya saja kurang kuat. Dia tidak tahu kekuatan yang dilontarkan akan mempengaruhi mantra, namun sekarang dia mengetahuinya. Dia sangat yakin Snape tahu tentang hal itu; dia mungkin mengajarkannya pada Draco, sama seperti saat di tahun keduanya, menyuruh Draco untuk mengirim ular ke arahnya. Dia mengingat reaksi Snape selanjutnya. Dia tampak tercengang, seolah dia tidak dapat mempercayai apa yang dia dengar. Dan lagi, dia seharusnya akan menunjukkan reaksi yang sama; Snape harus bersama dengan Voldemort sepanjang waktu. Hanya karena dia mengetahui tentang kesetiaan Snape, itu tidak membuatnya aman. Dumbledore tahu dia membenci keluarga Dursley dan dianiya, namin dia mengirimnya kembali ke sana lagi dan lagi. Kemudian dia mengirimnya ke tempat lain yang juga dia benci; dia bertanya-tanya apaah Dumbledore menginginkan Snape untuk melukainya seperti yang dilakukan keluarga Dursley.

Dia menarik nafas dalam-dalam, berbagai macam alasan berputar di dalam kepalanya, saat dia menuruni tangga menuju ruang makan. Dia melihat Snape sepeeri biasanya sudah berada di sana dan menunggu.

"Kau sudah bangun; bagus. Kau sudah tidur selama hampir dua hari,"kata Severus lebih lembut dari biasanya.

Mata Harry melebar dalam keterkujatan; bukan hanya saat mendengar bahwa dia telah tertidur selama dua hari, tapi juga karena bagaimana Gurunya itu bersikap. Dadanya merosot, dan ketakutan masuk ke dalamnya; Snape pasti tahu atau dia tidak akan berbicara seperti itu kepadanya. Kenapa dia berbicara dengan lembut? Bukankah seharusnya dia mengejek dan mentertawakannya? Lagi pula, dia membiarkan Muggle gemuk itu memukulinya. Itu menjelaskan mengapa dia merasa sangat nyaman beristirahat. Dia merasa lebih baik baik daripada sebelumnya; dia tahu Snape pastilah memberinya Ramuan Tanpa Mimpi.

A New Place To Stay (TERJEMAHAN)Where stories live. Discover now