^DEOO?!!^

143 23 6
                                        

Gea POV

GEAAA... GEAAA....
Suara bising memecah pagi hari di depan pintu kamar Gea.
"GEAA!! bangunnn, lo gak sekolah apa!" teriak Ega, Kakak Gea.

Arega Raffasya, siswa kelas XII IPS 3 di SMA Cahaya Bangsa yang berarti dia juga kakak kelas dari Gea, memang umur mereka terpaut satu tahun. Ega tergolong siswa populer di sekolahnya karena ketampanan wajahnya dan bidang prestasi yang cukup baik selalu bisa ia capai.

Terlebih dia juga salah satu drummer dari sebuah band yang populer di sekolahnya. Semua siswi di sekolah itu mengagumi Ega, kecuali Gea yang merasa bosan jika ada pembahasan tentang Ega, Gea merasa apa yang bisa dikagumi dari seorang kakaknya yang super menyebalkan itu.

Memang, saat ini mereka hanya berdua dirumah bersama pembantunya, karena orang tua mereka sedang ada urusan bisnis di luar kota selama beberapa hari ini.

Ya, jika digolongkan, Ega dan Gea termasuk anak dari sosok orang tua mereka yang cukup kaya. Karena ayahnya,Bara Abrisam adalah seorang direktur hotel berbintang, dan Ibunya, Nara Myesha yang selalu sibuk mengurus satu persatu cabang butik nya yang tersebar di beberapa kota. Mereka jarang sekali dirumah, dan dari situlah yang membuat pribadi Ega dan Gea menjadi sosok yang mandiri.

"Ada aja monster pagi yang ganggu tidur nyenyak gue." batinku sambil berjalan untuk membukakan pintu dengan setengah sadar dari tidurku.

"Eh, lo bisanya teriak-teriak aja, lagian lo ngapain gak siap-siap ke sekolah?" Kataku pada Kak Ega.

"Hari ini gue itu berangkat agak siang nanti, gara-gara bakal ada pembelajaran di luar sekolah buat seluruh kelas XII, Lo sih yang kudet!" jawabnya, yang tak kupedulikan. Segera ku ambil handukku dan melesat ke kamar mandi.

***

Selesai itu, aku lari menuruni tangga dan mencari-cari kakakku yang entah dimana.

"Kak, Gea berangkat dulu yaa.." teriakku sambil memegang bekal yang telah bibi siapkan untukku.

Tepat sekali, ada taxi lewat di depan rumahku pas-pas an saat aku membuka gerbang. Dengan cepat aku menyetop taxi itu dan segera masuk ke dalam.

Sepanjang perjalanan,entah mengapa aku terpikir oleh omongan Karin tentang anak baru itu, dan malah makin penasaran dengan sosoknya.

***

"Sudah sampai mbak." Kata sopir taxi itu memecahkan lamunanku.
"Oh, ini pak uangnya pas kan." Ujarku kepada sopir taxi setelah sampai di depan sekolah.

"Geaaaa........" terdengar seseorang berteriak memanggilku. Siapa lagi jika bukan si Karin.

"Eh, lo udah ketemu sama murid barunya belom?" Katanya.

"Itu lagi itu lagi, bosen gue dengernya." Jawabku kesal.

"Oh iya ya, bagi lo kan tetep kerenan belakang lu tuh! Sambil menunjuk ke arah belakang.

"Eh Kenzo, nih dicariin sama si Gea." Teriak Karin pada Kenzo sambil lari menghindariku karena aku telah menatapnya dengan tatapan membunuh.

Setelah melihat Kenzo berjalan tidak jauh di belakangku, aku merasa canggung saat itu.
"Hai,Ken." Sapaku berusaha ramah kepadanya.dann..

"Ya" itulah jawaban dari Kenzo, singkat,padat, dan jelas tanpa senyum.

***

Bel berbunyi tanda bahwa kegiatan pembelajaran akan segera dimulai, aku segera berlari dan diikuti Kenzo di belakangku menyusuri koridor menuju kelasku. Sesampainya di depan pintu kelas aku melihat wali kelasku berjalan menuju kelasku dan diikuti seorang siswa dibelakangnya tanpa bisa kulihat jelas siapa siswa itu. Aku segera masuk ke dalam kelas dan duduk dibangku milikku.

"Lahhh, lo kayak maling yang dikejar, sampe-sampe ngos-ngosan gitu, kenapa lo?" Tanya Karin yang tadinya sedang mengobrol dengan Fano dibelakangnya.

"Gue lari-lari tadi orang bel udah bunyi tapi gue masih di halaman cuman buat nyapa si Kenzo yang cueknya minta ampunnn.." gerutuku.

"Ohh gue kira lo ketemu sama guru bk gara-gara lo gak pakek sabuk hari ini" jawab Karin yang menyadarkanku jika hari ini aku memang tidak memakai sabuk karena tadi pagi aku cepat-cepat untuk berangkat ke sekolah.

"Oh iya, gimana dongg ini,Rinnn.. ntar kalo gue ketawan sama Pak Sapto bin Prapto itu gimana? terus ntar gue diseret-seret masuk ke ruang bk gimana? terus entar gue ditanya ini itu gimana? terus ntar kalo gue terimidasi ini itu gimana? kan lo tau gimana tatapan Pak Sapto kalo liat muridnya ngelanggar aturan, tatapannya udah kayak tatapan psikopat.. hiiiii.." cerocos ku sambil bergidik ngeri membayangkan Pak Sapto saat melihatku nanti.

"Ya itu urusan lo lah, makannya ntar kalo ada Pak Sapto, mendingan lo- "

"Eh lu berdua diem bisa gak si, noh Bu Ratna udah masuk kelas" sela Fano memotong ucapan Karin.

"Iyee iyee Pak Ketuaa" jawabku dan Karin secara bersamaan sambil menghadap Fano yang duduk di belakang kami.

"Selamat Pagi calon orang-orang sukses." sapa Bu Ratna, wali kelas kami setiap bertemu dengan kami.

"Pagi,Buuuuu..." jawab semua murid secara serentak.

"Hari ini, di kelas ini akan bertambah seorang murid baru, harap kalian menerimanya sebagai teman kalian dengan baik yaa." Ucap Bu Ratna

"Silahkan perkenalkan diri Kamu pada teman-teman." Sambung Bu Ratna menyuruh murid baru yang sedari tadi di belakangnya dan terhadang oleh tubuh Bu Ratna.

"Tuh Geee.. murid barunya cowok, bener kan kata gue" ucap Karin sambil berbisik padaku. Tapi aku tak menjawab ucapannya karena penasaran dengan Lelaki itu.

Lelaki itu melangkah ke depan dan meperlihatkan wajah serta tubuhnya untuk memperkenalkan dirinya yang sedari tadi hanya berada di belakang Bu Ratna.

Dan...

DEO!!! ucapku serentak dengan Karin.

~~○~~

ketemu lagi ni, oh iya, Deo siapa lagi sih?
jangan lupa untuk voment yaa ❤

evaaa(:

GeaGeoUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum