Part 20

22.9K 2.8K 110
                                    

Priya rupanya benar-benar serius. Pembicaraan tempo hari mengenai pencarian asal usulku dibuktikannya dengan meminta bantuan beberapa orang. Sebelum melaksanakan niatnya, dia sempat memberiku sejumlah pertanyaan mengenai kehidupan semasa kecil. Ingatan samar tidak membantu. Sepanjang mampu mengingat, sosok yang kuanggap keluarga hanya Mimih.

Bukan kegiatan menyenangkan setiap kali mengorek masa lalu. Kesedihan mengiringi jejak langkah. Sindiran, perkataan kurang enak didengar hingga tuduhan yang menyakitkan hati kerap menjadi makanan sehari-hari. Tidak terhitung seberapa banyak waktu habis untuk menangis. Dan sadar bahwa dikala diri ini rapuh, Mimih selalu jadi pelindung.

Priya mengetahui bahwa tindakannya akan berefek padaku. Suka tidak suka, pilihan melanjutkan hubungan memang mengharuskan melalui cara ini. Kami diperbolehkan menggunakan wali hakim bila ujung pencarian berakhir buntu.

Keseriusannya berlanjut ke kantor. Priya mulai tak segan menunjukan kepemilikannya atas diriku. Teman-temannya kebingungan melihat laki-laki yang biasanya tidak banyak bicara kini sering tersenyum lepas terutama ketika berada di sekitarku. Perasaan sedikit lega karena banyak mendapat respon positif.

"Kamu nggak ingin tahu kabar pencarian keluargamu?" Priya mengingatkan topik yang belakangan ini sering kami bahas. Biasanya kami membicarakannya setelah jam kantor selesai.

"Sejujurnya aku masih ragu ingin mencari keberadaan mereka. Bisa saja kehadiranku memang nggak diinginkan. Walaupun akhirnya ketemu, belum tentu keberadaanku berarti bagi mereka." Kuaduk jus lemon sambil sesekali menyesapnya. Rasa asam dirasa membantu membuka mata dan menajamkan ingatan.

Priya tersenyum. Jemari besarnya mengusap punggung tanganku. Sesaat aroma kegelisahan teralihkan. "Sepahit apapun kenyataan, jangan lupakan aku yang  menginginkanmu." Diangkatnya tanganku lalu diciumnya sangat lembut. "Selama ini kamu begitu teguh mempertahankan konsep persahabatan tanpa melibatkan asmara. Ketika perasaan kita akhirnya terikat, melepasmu merupakan salah satu mimpi terburuk. Aku nggak ingin mengalaminya untuk kedua kali."

Aku justru ingin tertawa. Dia mungkin berniat menyemangati tapi terkesan sedang melancarkan aksi rayuan maut. "Yakin kamu nggak akan berubah pikiran? Menikah dan pacaran itu dua kondisi yang berbeda. Perubahan pasti ada. Perceraian juga nggak pandang bulu bahkan pada pasangan yang  saling mencintai sekalipun ."

"Aku nggak akan membuang waktu bersamamu bila berpikir seperti itu. Aku bahkan nggak sabar menjadikanmu sebagai kekasih yang halal. Pendamping dunia akherat."

"Calon suami yang baik," ucapku sambil terkekeh.

"Tentu saja karena ada calon istri super tegar." Pujiannya membuat senyumku kikuk. "Hanya kamu yang kupercayai mampu bertahan mendampingiku ketika badai menguji rumah tangga kita. Aku tahu dirimu nggak mudah menyerah dan meninggalkan kenangan manis saat perjalanan hidup meleset dari harapan."

"Hentikan pujianmu sebelum kamu menyesalinya." Kupijit hidung mancung Priya. "Aku nggak akan berbaik hati setelah menikah nanti. Bersiaplah mendengar omelanku. Nikmati keluh kesahku. Kemanjaanku yang terlihat kekananakan. Belum lagi aku akan sangat cerewet kalau urusan keuangan."

Priya terkekeh. Sorotnya meredup dan kutemukan pancaran kasih sayang tulus. "Bukan masalah. Silahlan mengomel, mengeluh, bermanja dan cerewetlah hanya padaku karena aku tahu kamu pun rela menerima semua kurangku. Sepadan bukan."

"Ah sudahlah. Aku bisa diabet mendengar kata manismu tanpa henti. Kita pulang saja ya. Sudah malam."

Anggukan Priya mejawab permintaanku. Di luar langit mulai beranjak gelap. Bulan telah mengganti tugas matahari. Kelelahan mengantar kami menuju kediaman masing-masing.

Keesokan hari, aku mendapat pesan dari Leorin. Dia mengajak bertemu. Awalnya tawaran itu ragu untuk kuturuti. Setelah rangkaian masalah, berhubungan dengan perempuan atau mantan kekasih Priya bukanlah topik menyenangkan. Tentu saja logika dan akan sehat masih berperan. Masa lalu telah tercatat. Mengubahnya adalah sesuatu paling mustahil di dunia.

Jika (completed)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora