"Ne ... lalu?"

"Kau tidak bisa menangis, Jeon."kata Hoseok.

"Iya, dan aku dibantu oleh seseorang di balik layar dengan microfon dan dia membuat suara tangis itu."jawabku.

Hoseok membulatkan matanya lalu tersenyum menatapku.

"Apa?"

"Aku akan menjadi orang di balik layar itu."jawab Hoseok.

"Maksudmu?"

Sebelum Hoseok menjawab, ia sudah menarik tanganku dan mengajakku ke kelas karena sebentar lagi kuliah akan di mulai.

Skip

"Sayang, hey ..."Tangan Taehyung mengelus suraiku sambil menyetir mobilnya.

"Uh?"aku menoleh ke arah Taehyung.

"Apa yang terjadi?"tanyanya.

"Aku hanya sedang memikirkan apa yang Hoseok katakan padaku tadi."jawabku.

"Yah, seorang sahabat tidak akan meninggalkan temannya begitu saja jika dia sedang kesusahan kan?"kata Taehyung.

"Bukan itu ..."

"Lalu ..."

"Dia akan menjadi orang dibalik layar, aku tidak mengerti ..."jawabku.

Taehyung tersenyum lalu menarik pipiku gemas.

"Ish ... appo!"teriakku.

Taehyung hanya tertawa."Kau mau makan siang?"tanya Taehyung.

Aku mengangguk."Tapi setelahnya aku ingin ke rumah, ada sesuatu yang harus aku ambil."jawabku.

"Baiklah, nanti aku akan mengantarmu."Taehyung kembali mengusak kepalaku.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, memang tidak bisa dipungkiri walaupun aku sedang mengobrol dengan Taehyung, tapi aku tetap memikirkan perkataan Hoseok tadi. Sesampainya di sebuah restoran, aku dan Taehyung duduk di meja tengah di ruangan yang cukup besar itu. Kami memesan beberapa makanan, lebih tepatnya aku yang memesan, Taehyung hanya meminta segelas air putih saja. Tidak, dia tidak akan meminumnya, tentu saja. Ingat waktu aku membuatkannya jus jeruk dan berakhir dengan ia menyemburkannya lalu mengatainya aneh, kan? Mungkin dia akan melakukan hal yang sama pada air putih malang yang baru saja pramusaji letakkan di hadapannya.

"Apakah ada lagi, Tuan?"tanya pramusaji yang baru saja meletakkan piring terakhir di meja kami.

"Ah, tidak ... terima kasih."Jawab Taehyung.

Iya, Taehyung mengucapkan terima kasih dengan err ... bagiku yang melihatnya setiap hari biasa saja, namun lain cerita dengan pramusaji yang berdiri didekatnya. Kulihat wajahnya memerah malu karena senyuman tipis Taehyung. Pemandangan apa ini.

"Uh ... Yeobo, aku lapar ... bisakah kau suapkan Hobakjuk itu padaku."kataku manja.

Pramusaji itu lantas menoleh ke arahku.

"Ye-yeo-bo?"Taehyung membelalakkan matanya menatapku.

Aku mengambil tangan Taehyung yang berada di meja."Ayolah, anakmu yang menginginkannya."kataku. Sebelah tanganku ku gunakan untuk mengelus perutku yang membuncit.

"Ah ... rupanya kau sedang hamil, Nona ... aku kira- …"

"Yea ... aku sedang hamil tua sekarang."kataku sinis.

"Kalau begitu saya permisi."Pramusaji tersebut buru-buru pergi.

Taehyung masih setia menatapku dengan mulutnya yang sedikit terbuka. Setelah yakin pramusaji itu pergi aku melepaskan tanganku dari tangan Taehyung kemudian menatapnya horor.

흡혈귀 (VAMPIRE) × Taehyung [√] [UNDER REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang