흡혈귀 (VAMPIRE) × Taehyung [√] [UNDER REVISION]

Part 37

"Ck!"decakku sebal.

"Hai, Jeon."kata Hoseok tanpa rasa bersalah.

"Kau darimana saja?"tanyaku.

"Aku ada urusan penting."jawabnya enteng. Hoseok melirik ke arah Taehyung, mereka seperti berbicara dengan telepati.

"Ada apa dengan kalian?"tanyaku heran.

"Ah ... tidak."jawab Taehyung.

"Aku pinjam buku catatanmu."kata Hoseok yang tiba-tiba mengambil tas ku.

"Sayang, aku harus pergi."Taehyung berdiri lalu mencium puncak kepalaku.

"Kau mau kemana?"tanyaku.

"Ada yang harus ku selesaikan, sebelum kau pulang aku sudah akan ada di parkiran."jawabnya.

Aku mengangguk.

"Sunbae, aku titip istriku eoh."kata Taehyung yang membuat Hoseok mendongak.

"Ka-kalian ...!!"

"Tidak, kami belum menikah."jawabku. Sementara Taehyung hanya terkekeh lalu beranjak pergi.

Hoseok kemudian melempar Taehyung dengan kotak jus jeruk milikku yang telah ia habiskan dan tepat mengenai punggungnya. Taehyung tidak sembarangan menggunakan kemampuannya di tempat ramai seperti ini, ia tidak ingin semua orang tau jika dia bukan manusia.

"10 bulan, huh?"tanya Hoseok saat melihat ke arah perutku yang semakin membesar.

Aku mengangguk sambil tersenyum."Apakah aku terlihat lebih gemuk sekarang?"tanyaku.

"Ani, kau semakin kurus."jawab Hoseok.

Ku gembungkan pipiku, apa-apaan dia beratku sudah naik setengah kilogram saat aku naik ke atas timbangan 3 minggu yang lalu.

"Kau yakin?"tanyanya.

"Yakin apa?"

Hoseok mengusap air mukanya."Kau harus berjuang 2 bulan lagi, apa kau sanggup?"tanya Hoseok.

"Jika 2 bulan saja aku tak sanggup bagaimana aku bisa melewati 10 bulan, Hopi."kataku.

"Arrasseo ... berhati-hatilah, Jeon. Hidupmu dalam bahaya besar."kata Hoseok.

"Aku tau itu."aku mengangguk.

"Aku akan membantumu jika kau membutuhkannya."tawar Hoseok padaku.

"Biarkan itu jadi urusan Taehyung, Hopi."jawabku.

"Aku tau, tapi setidaknya kau memiliki orang yang bisa diandalkan kan?"

"Dengan mengorbankanmu melawan Yoongi?"tanyaku.

Hoseok mengangguk.

"Tidak ..."

Hoseok mendengus."Kau tau susunan dari sebuah pementasan Teater yang pernah kita mainkan waktu SMA?"tanya Hoseok.

"Iya ... aku ingat, kenapa?"

"Bisa kau sebutkan?"

"Ish ... aku bukan anak TK lagi, Hopi!"tolakku.

Hoseok menaikkan sebelah alisnya.

Aku mendengus."Pemain utama, ada sutradara juga, lalu ada pemeran pembantu, kemudian bagian properti, lalu ada juga moderator. Kurasa hanya itu."jawabku.

"Kau melupakan 1 orang."kata Hoseok.

"Nugu?"tanyaku.

"Kau ingat, ketika kau tidak bisa memerankan seorang gadis yang menangis karena ladangnya dirusak oleh pemilik proyek?"tanya Hoseok lagi.