Volume 04 - Crazy

2.6K 383 31
                                    

I hate you, yesterday.

Author's side

2 cm..

Bugh!

krik.

krik.

krik.

"Arghh!!"

"Ya, kau baik-baik saja?" mata Irene segera membola ketika dia menyadari perbuatannya, gadis itu membuka mulutnya lebar melihat Sehun yang kini duduk bersujud sembari memegangi 'harta'nya yang baru saja menerima tendangan refleks dari Irene. Irene terlampau gugup sehingga terpaksa melakukan kekerasan fisik.

"Astaga, kau gila? Kau menendang 'milik' kekasihmu sendiri?" Irene melirik para gadis yang kini menatapnya dengan tatapan seakan ingin memakan Irene hidup-hidup, gadis itu menegak saliva-nya pelan.

"Ma—maafkan aku, aku tidak sengaja." ucap Irene pelan, Sehun hanya menatap gadis itu lirih karena daerah selangkangannya masih berdenyut nyeri.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja." Sehun berusaha menyunggingkan sebuah senyum tulus namun hal itu sedang sangat sulit dilakukan.

"Sehun-ah, kau harus putus dengannya. Dia itu wanita yang mengerikan, kau bisa mati jika berlama-lama dengannya." Irene membulatkan bibirnya mendengar kalimat yang baru saja mengejeknya itu, gadis itu berdecih kemudian melempar pandangan maut pada gadis itu.

"Kau bilang apa? Bukankah kalian yang lebih mengerikan? Kenapa kalian mengikuti ke-ka-sih-ku sampai ke flat-nya? Aku bisa saja menuntut penguntit semacam kalian!" balas Irene penuh penekanan, para gadis itu menatap Irene sewot kemudian mendengus dengan serempak. Sehun hanya mampu geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka.

"Cih, ayo teman-teman, kita pergi dari sini. Ah iya Sehun-ah, semoga kau bahagia berkencan dengan kyu-bi!" kelima gadis itu beranjak dengan angkuh setelah mereka mengibaskan rambutnya ke belakang. Irene hanya mendesis sebal dan mengangkat tangannya seakan ingin memukul kepala gadis itu satu persatu. Enak saja mereka mengatai Irene rubah ekor sembilan!

"Kenapa kalian mengikuti ke-ka-sih-ku sampai ke flat-nya? Wah, aku tidak menyangka kalau kau akan membelaku mati-matian." Sehun tersenyum jahil seraya berusaha bangkit berdiri, Irene melempar pandangan maut pada Sehun dan perlahan-lahan pandangannya turun ke bawah seketika matanya melebar.

"Ya, ya, apa yang kau lihat?" Sehun menutup wilayah 'sensitif'nya dan menatap Irene horror karena merasa terancam.

"Kau—kau menipuku, ya?" Irene menyipitkan matanya, Sehun lantas memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Ini Irene yang menyeramkan atau aku yang tengah bertingkah konyol?" batin Sehun bertanya heran.

"Menipu bagaimana?" tanya Sehun pura-pura tak mengerti, padahal nyatanya pria itu sudah tahu kemana arah pembicaraan Irene.

"Kakimu itu, kapan sembuhnya?" Irene menatap kaki Sehun yang kini tidak lagi dibalut oleh perban.

"Ahh.. ini? Kakiku memang tidak kenapa-kenapa." Sehun memasang cengiran yang sudah lama tidak ia keluarkan dan sontak membuat Irene menggeram kesal.

"Mati kau Oh Sehun!"

Sehun segera berlari disusul Irene yang kini mengejarnya dengan perasaan jengkel yang luar biasa. Hingga tiba-tiba Sehun menghentikan larinya dan memegang 'harta'nya kembali lalu pura-pura kesakitan.

"Arghh.." Sehun tiba-tiba terhuyung dan jatuh ke tanah, Irene berjengit kaget dan segera menghampiri pria itu.

"Ya, Oh Sehun, kau tidak apa-apa? Apa 'itu'mu masih sakit?" tanya Irene hati-hati, Sehun lantas menjawabnya dengan anggukan dan tertawa di dalam hati.

L♡DK: Living With YouWhere stories live. Discover now