pertemuan singkat

17K 817 8
                                    

Sudah lebih seminggu Khila sekolah di sekolah barunya ini. Dan tak ada yang berubah bagi seorang Khila saat berada di sekolah baru maupun sekolah lama, hanya saja di sekolah barunya ini dipenuhi orang orang kaya yang gayanya tak tertandingi.

Menggambar menunggu bel masuk, belajar, makan bekal di perpus sambil membaca buku saat jam istirahat, menggambar saat ada kelas kosong, itu semua sudah menjadi rutinitasnya.

Tak sedikit pula orang orang yang selalu menatap Khila dengan tatapan seperti mencemooh karena penampilannya.

Kini Khila sedang ada di perpustakaan, bukan karena jam istirahat tetapi saat ini guru yang seharusnya mengajar pelajaran Kimia lagi ada pekerjaan mendadak di kantor jadi untuk hari ini kelas X IS-2 tidak belajar kimia. Bukan berarti karna anak ips mereka tidak belajar pelajaran IPA.

Melihat dari rutinitas nya, Khila harusnya menggambar di kelas. Tapi karna suasana kelas saat ini sangat ribut Khila jadi ingin ke tempat sepi yang akhirnya ia pilih adalah perpustakaan yang berada di lantai 1.

Hari ini perpus lumayan ramai walaupun jam pelajaran, entah apa alasannya tentu Khila tak tau. Setelah menemukan meja kosong langsung saja Khila duduk dan mulai menggambar, melanjutkan manga Jepang. Ternyata Khila tak asal menggambar, Khila sudah mulai membuat cerita singkat dengan gambar nya.

"Hei, awas lo. Ini tempat gua" belum sampai 2 menit Khila menggambar suara bariton membuat Khila menatap orang tersebut.

"Awas!" ulangnya lagi dengan suara bisikan karena tak ingin membuat keributan di perpustakaan yang hening ini.

"Ma-maaf, kak" langsung saja Khila pergi meninggalkan lelaki tadi tentu setelah membereskan peralatan menggambarnya sambil menunduk.

Khila memilih meninggalkan perpus karna takut hal yang sama terulang lagi. Khila menaiki tangga menuju lantai 2 dimana kelasnya berada. Tapi kenapa Khila tidak ke kelasnya? Dia malah ke tangga menuju lantai 3,  naik lagi dan ke lantai 4 yang ternyata adalah atap sekolah.

 Tapi kenapa Khila tidak ke kelasnya? Dia malah ke tangga menuju lantai 3,  naik lagi dan ke lantai 4 yang ternyata adalah atap sekolah

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Dibukanya pintu atap, Khila melihat Gelapnya langit di atas, sepertinya akan turun hujan. Khila menutup mata dan perlahan menghirup udara dalam dalam lalu membuangnya. Bibirnya mengembang membentuk seulas senyum, ia merasa seperti tak ada lagi beban.

Khila berjalan ke depan hingga sekarang ia bisa melihat sebagian kota. Karna bertepatan sekolahnya tidak berada jauh dari kota.

Setelah puas melihat kendaraan yang berlalu lalang di bawah, Khila berjalan ke sisi kanan pintu masuk karna dilihatnya ada bangku keramik di sana tanpa melihat ke sisi kirinya.

Ia Iangsung saja membuka bukunya dan mulai melanjutkan gambar yang belum selesai sambil sesekali melihat ke langit yang semakin gelap. 'Please, jangan hujan dulu' batinnya karna ia merasa nyaman berada di tempat sepi yang penuh inspirasi ini.

Saat sedang sibuk menggambar, tiba tiba setetes air membasahi kertasnya menyadarkan Khila hujan baru saja turun. Sehingga dengan cepat ia langsung membereskan peralatan menggambarnya.

Tak disangka hujan turun semakin deras saat Khila masih membereskan peralatannya yang memaksanya segera berlari menuju pintu, menutup kepala dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya memegang buku dan alat tulis lainnya.

"Ah" pekik kedua orang bersamaan saat mereka saling bertabrakan tepat di depan pintu masuk. Khila terjatuh karna tubuh kecilnya tak dapat menahan kuatnya benturan, sedangkan lawan tabraknya hanya terdorong sedikit ke belakang. Tak ada pihak yang salah disini, mereka sama sama ingin melindungi diri masing masing dari hujan yang langsung turun deras.

Khila melihat ke arah orang yang ia tabrak tadi, dan ternyata orang itu benar benar tak asing di mata Khila. Pria yang selalu membuat para wanita langsung gila saat melihatnya. Benar, dia adalah salah satu prince sekolah, Kizanta Alvaga. Meskipun baru seminggu di sekolah ini, Khila langsung tau nama lengkap orang di depannya ini. Bagaimana tidak? Orang orang selalu menyebut namanya.

"Kalo jalan liat liat dong!"
Karna derasnya hujan membuat Zanta sedikit berteriak agar orang di depannya itu bisa dengar dan kemudian langsung berlari membuka pintu masuk meninggalkan Khila yang masih mencoba untuk berdiri.

Langsung saja Khila menyusul masuk setelah berdiri dan dilihatnya Zanta yang masih di depan pintu mengibas ngibaskan bajunya dengan kedua tangannya bermaksud mengurangi basah.

Apa yang dilakukan seorang Zanta di atap sekolah? Dan itupun sendirian? Apalagi kalau bukan bolos pelajaran.

Khila menunduk saat mata mereka bertemu,ikut mengibas ngibaskan baju dan kulit nya yang lebih basah dari Zanta karna jatuh.

"Ngapain lo disini? Ngikutin gue? " Suara dingin Zanta membuat Khila mendongakkan kepalanya melihat Zanta sekilas dan langsung menundukkan kepalanya lagi.

Khila menggeleng cepat "e.. Enggak kak"

"Serah lu aja dah" ucap Zanta berlalu pergi menuju tangga meninggalkan Khila yang menatap kepergiannya.

TBC

High School Prince ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu