18. Rasa yang Tersimpulkan

100K 9.6K 2.1K
                                    

Bagian Delapan Belas

God's plan is always the best

Tolong, Jangan sadar ketika aku telah menghilang dari pandangan biar aku berlari dengan perasaan suka ku kepadamu yang terus kamu abaikan-Valenia Talita

----

Aku menyebutnya cinta

Tidak diundang namun datang begitu saja

Cinta yang menetap di dalam dada

Terpatri tanpa tahu kapan menjadi tiada

(BARA)

-Hung Out-

Keduanya terdiam saat perempuan dengan rambut terurai itu berujar.

"Kan sudah gue bilang, cowok sekelas Gabrino itu bangsat sebelas dua belas sama perempuan ular semacam Andini," kalimat itu keluar dari bibir Resha. Resha lalu menoleh kepada Tari. "Ini Tar, cowok yang menurut lo pantas sama Valen. Bangsat begitu."

"Sha," Valen menyela, tidak menyukai kata-kata kasar yang diucapkan Resha.

Resha menatap Valen dengan tatapan gue berkata benar, khas Resha. "Gue benar Len, mana ada cowok yang ngomong dia suka cewek lain di depan pacarnya. Serius, lo nggak pantas sama Gabrino bedebah itu."

Tari menggebarkan meja, membuat fokus Resha dan Valen mengarah kepada perempuan itu.

"Tari." Valen memanggil Tari

"Mana cowok lo Len, gue mau ngehajar dia. Berani-beraninya dia dan satu lagi, gue juga mau ngehajar Andini ular itu." Tari mengatakan itu dengan nada setengah berteriak, matanya menoleh kepada Resha. "Kali ini gue sepakat dengan Resha. Gue nggak lagi di pihak Gabrino."

Tari berkata lagi. "Andini tuh iblis banget ya hatinya, padahal dia dulu yang nolak Gabrino. Kenapa sekarang pas Gabrino sudah sama lo. Dia datang lagi. Sumpah gue rasanya mau ngehajar dia pakek jurus judo yang gue punya."

Resha tersenyum senang. "Hayo Tar, lo keluarin deh jurus judo lo itu." Keduanya bersiap ingin melangkah, Tari telah melipat lengan seragamnya.

"Gue hajar Andini dulu, emangnya di Indonesia lagi hitz banget berita tentang ular. Gue kali ini nemu species baru ular wujud manusia yang hobinya ngerusak hubungan orang," ungkap Tari. Tari memang tipekal perempuan yang mudah berapi-api.

Resha menangguk. "Habisin aja."

Valen menggeleng, mengejar keduanya. "Tari Resha."

"Minggir Len, gue mau ngehajar ular," cetus Tari.

"Jangan Ri, Sha."

Tari dan Resha saling berpandangan sebentar.

Resha bersuara duluan. "Len."

"Aku mohon jangan, aku tadi cerita karena pengen aja cerita bukan maksud membuat kalian ngelakuin hal itu ke Andini dan Gabrino. Jangan ya, aku mohon jangan."

"Len ..." Tari berkata.

"Aku nggak apa-apa kok."

"Valen! Resha dan Tari berseru bersamaan lalu mendesah tidak mengerti lagi dengan sifat Valen.

Tari melanjutkan. "Len tolong, jangan terlalu baik jadi manusia."

Valen mendengarkan ucapan itu, ia malah tersenyum. "Tuhan mengajarkan manusia untuk bersikap baik."

Hung OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang