satu

115 13 1
                                    

banyak yang bikin gue semangat lanjutin ceritaa ini 💞 makasih yang udah kasi saran padahal baru di awal

semoga semua suka ya! enjoy this part! happy reading!

-----------------------------------------------------

Thalia Cantika Pertiwi, asli Bandung, tapi karena banyak alasan, Thalia, kakaknya dan mamanya memutuskan untuk pindah ke Jakarta.

Dengan seragam putih abu abu khas sekolah barunya yang masih kaku, Thalia  berlari menuruni anak tangga menuju ke ruang makan sambil menggerutu, karena dia terlambat bangun. Rambutnya yang belum terikat terlihat berantakkan. Tapi itu tak membuat kecantikannya hilang. Kulitnya yang putih, dagunya yang tirus dan matanya yang indah membuatnya tetap cantik walau terlihat berantakkan. Padahal ia ingin memberikan kesan baik ke teman teman dan guru guru barunya di hari pertama ini, akan tetapi, ia tetap saja terlambat bangun.

"Kok lo ga bangunin gue sih bangg? Ini hari pertama gue di sekolah baru! Tega lo ih!" sahut Thalia kepada Ronald, kakaknya satu satunya sambil berjalan menghampiri Ronald dan Renata di ruang makan.

"Dih, kok lo nyalahin gue? Bangun ya bangun sendiri lah. Keuntungan gue bangunin lo apa?" Jawab Ronald sambil memasang muka paling songongnya.

Ya, seperti kakak adik pada umumnya, mereka sering sekali bertengkar. Saling menyayangi juga sih, tapi lebih banyak berantemnya. . .

Dan orang yang bisa memisahkan mereka hanya satu, ya, Renata.

Mama dari kedua kakak beradik ini sangat baik. Seorang dokter kulit yang sudah tidak usah diragukan lagi kepintaran dan kecantikannya. Akan tetapi, kecantikannya tidak membuatnya sebagai seorang Ibu yang manja. Renata sudah menghidupi kedua anaknya sendirian, karena suaminya pergi entah kemana, dengan perempuan lain.

Tak mematahkan semangatnya, Renata tetap kuat dan hasilnya, ia berhasil membiayai pendidikkan Ronald dan Thalia, sendirian.

"Sudah sudah, lagian kamu juga sih, Thal, sudah tahu hari ini sekolah, hari pertama pula, masih aja begadang nonton film korea korea an itu." ujar Renata.

"Mama nge belain Ronald nih?" tanya Thalia sambil memasang muka bete nya.

"Ga ada bela belain, mama netral. Tapi Thalia tetap salah." jawab Renata.

"Sukurin lo!" Sahut Ronald sambil tertawa.

"Tau ah, Thalia bete." cetus Thalia sambil memakan Sandwich yang sudah disiapkan Renata.

"Bete ga bete, mulut tetep aja ye lancar." ejek Ronald.

"Bodoamat." jawab Thalia.

"Udah ah ayok, lo makan di motor aja, gue bakal telat kuliah juga nih gara gara lo." sahut Ronald sambil memakai jaket kulitnya.

"Masa makan di motor si? Kalo kena debu gimana? Terus bakteri jahat masuk ke perut gue gimana? Terus Gue sakit parah gimana? Terus gue masuk rumah sakit gimana? Lo mau ngurusin?" tanya Thalia bertubi tubi.

"Gak." jawab Ronald singkat, sambil menjulurkan lidahnya. "Cepetan atau gue tinggal?" ancam Ronald.

"Iya iya iya iya" pikirnya ribet juga kalau dia harus cari angkot, karna dia belum mengerti jalanan di daerah rumahnya.

Thalia pun memakai sepatunya dan, yap, dia sudah siap.

"Thalia berangkat dulu ya ma!" ujar Thalia sambil mencium tangan Renata.

"Ronald juga ma!" ucapnya sambil melakukan hal yang sama seperti yang Thalia lakukan.

"Hati hati ya, semoga suka sama dunia baru kalian! Enjoy your day guys!" sahut Renata sambil melambaikan tangannya ke arah Thalia dan Ronald yang sudah naik ke atas Motor Ninja merah milik Ronald

KasmaranWhere stories live. Discover now