BAB 27 Closer

6.5K 637 11
                                    



Aku berdiri diam, menatap Bu Diana yang masih membaca surat yang baru saja kuberikan padanya beberapa saat lalu. Matanya masih bergerak-gerak membaca dengan raut tenang.

Beberapa saat kemudian, barulah ia mengangkat kepalanya dan kami kini beradu pandang.

"Ini agak terlalu mendadak, Lauren. Kau juga merasa begitu, kan?" ujarnya dengan tenang.

Aku mengangguk. "Ya, aku sadar itu, Bu Diana. Dan aku minta maaf karena itu."

Bu Diana menghela napas pelan, kembali menatap surat itu. Beberapa lama tidak ada suara yang terdengar. Kemudian akhirnya Bu Diana menaruh surat itu kembali ke meja.

Ia mengamatiku beberapa saat. "Baiklah, aku mengizinkan."

Aku tersenyum kecil. "Terima kasih, Bu."

Ia mengangguk kecil, kemudian mengambil pulpen dan mulai menandatangani suratku. Begitu ia selesai menorehkan tanda tangannya, ia lalu menyodorkan surat itu kembali padaku. Aku langsung meraih surat itu.

"Kau akan kemana selama cuti ini?" tanyanya.

Aku melirik Bu Diana sekilas. "Aku akan kembali ke kota asalku."

Bu Diana mengangguk. "Kukira itu yang terbaik. Kau bisa menggunakan kesempatan ini untuk berlibur dan beristirahat, setidaknya sampai hari liburan nasional minggu depan."

Aku hanya mengangguk, tapi tidak berkata apa-apa pada apa yang dikatakan Bu Diana barusan.

"Selama beberapa hari terakhir ini, kau memang benar-benar terlihat tidak sehat dan pikiranmu seperti sedikit ... teralihkan," ujar Bu Diana lagi.

Aku menunduk, tidak menyangka bahwa Bu Diana juga menyadari perubahan yang terjadi padaku beberapa minggu ini-terutama sejak kepulanganku dari Angor. Rasanya sangat memalukan bahwa semua hal ini berhasil mempengaruhi hidupku begitu besar, bahkan pada hal-hal trivial di hidupku.

"Aku minta maaf, Bu." Hanya itu yang bisa kukatakan saat ini.

Bu Diana mengamatiku beberapa saat, menyadari kembali bahwa sampai sekarang pun keadaanku masih belum sepenuhnya berubah. Ia kemudian menghela napas pelan.

"Aku sangat berharap sekembalinya kau ke sini, setelah cuti ini, kau sudah kembali menjadi dirimu yang dulu."

Menjadi dirimu yang dulu ...

Aku tertegun, merasakan ada perasaan ragu yang besar di dalam diriku bahwa keinginan itu kemungkinan besar tidak akan terjadi.

"Ya, kuharap juga begitu, Bu."

Bu Diana mengangguk dan aku bisa menyadari bahwa ada sorot keraguan yang muncul di matanya, seolah ia juga tahu bahwa hal itu mungkin tidak akan terjadi.


***


"Kau juga sudah lama sekali tidak merayakan natal dan tahun baru di sini," ujar bibiku.

Aku menoleh dan memberikan senyum padanya. Begitu aku memberikan kabar tentang keputusanku untuk berlibur, mereka langsung menanggapinya dengan gembira. Walaupun aku juga sadar ada keraguan dan sedikit was-was yang tersirat di mata mereka. Aku yakin mereka juga menyadari bahwa ada maksud lain dari kedatanganku kembali ke kota ini.

Silent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang