untuk kamu yg sedang berdamai dengan kenyataan

61 3 0
                                    

Pada akhirnya kamu juga pasti bisa sepertiku, kawan. Merelakan yang sebelumnya milik kamu lalu merelakan ia pergi tanpa suara. Ceritamu mengingatkanku tentang pengalamanku berjuang untuk lepas dari jeratan masa lalu.

Menjalin kasih selama hampir 2 tahun, kami adalah pasangan yang selalu dalam keadaan baik-baik saja; selalu mengerti satu sama lainnya dan selalu bersikap dewasa menghadapi segala rintangan dalam sebuah hubungan.

Dia laki-laki yang selalu mengerti keadaan saya, itu sebabnya ia selalu menjadi andalan saya ketika saya dilukai oleh dunia. Saya tidak suka diceramahi, namun ia memiliki cara tersendiri untuk menjaga diri saya.

Kamu tahu apa yang terjadi ketika ia perlahan pergi? Ia seperti membunuhku perlahan; mula-mula ia memutuskan segala komunikasi, lalu kemudian mulai bersikap tak acuh kepada saya, dan pada akhirnya pergi meninggalkan saya.

Saya pernah ada di posisi kamu saat ini, kawan. Menangis setiap malam padahal ia sedang tertidur lelap. Lalu mendengarkan lagu sendu setiap harinya tanpa pernah tahu hidup ini pernah bahagia sebelum mengenal dia. Saya tahu sesulit apa kamu mencoba bersahabat dengan kenyataan yang tak lagi ada kehadiran dirinya.

Hampir 2 tahun juga saya berusaha melepaskan semuanya. Walau sedikit demi sedikit bayangan itu masih ada, setidaknya hati ini sudah bisa merasakan kebahagiaan yang baru.

Menulislah saja walau kata mereka tulisanmu cengeng. Bernyanyilah saja walau kata mereka suaramu serak akibat sering menangis. Karena mereka tak pernah tahu bagaimana kehilangan seseorang yang selalu diandalkan.

Untuk kamu yang sedang berusaha ikhlas. Percayalah di luar sana ada laki-laki yang akan selalu menjagamu, dan saat ini ia sedang menantimu. Menanti kamu sembuh dari rasa sakitmu.

—@wippoems on Instagram // Phosphenous

Ruang SendiriWhere stories live. Discover now