Kelinci itu mengangguk."Aku tidak tau, aku tidak mengerti ... sejak pertemuan itu- ..."ucapannya terhenti kala ia sadar aku perhatikan.

"Mwoya?"

Jungkook menggeleng."Noona, gomawo ..."

"Untuk apa?"tanyaku.

"Karena telah berusaha menyelamatkan Jimin hyung dan membuatnya tetap hidup."jawab Jungkook.

"Apa dia sangat berharga untukmu?"tanyaku.

"..."

"Katakan padaku, Kookie."paksaku.

Jungkook mengangguk takut-takut, ia bahkan tidak berani menatap mataku. Ku sentuh dagunya, lalu kubiarkan ia meletakkannya tepat di bahuku.

"Aku menyukainya ..."lirih Jungkook.

Aku tersenyum kecil.

"Bukan sebagai hyungku ... tapi sebagai takdir yang diciptakan untukku."kata Jungkook.

Ku sentuh surai malamnya kemudian ku usak perlahan. Ku dengar ia menangis dan takut jika kehilangan Jimin dari pandangannya. Dan sekarang aku mengerti ... kekuatan mate yang sesungguhnya adalah seperti ini, mereka mungkin saja tidak bisa saling memiliki tubuh masing-masing, namun jiwa mereka sudah menyatu dan seperti telah digariskan sejak lahir. Aku ingat ketika Jungkook bercerita pernah bertemu denga Jimin sebelumnya. Ia berkata bahwa Jimin sangat manis dan baik seperti malaikat. Namun saat aku bertanya kapan, Jungkook menggeleng. Apakah mungkin ia bertemu sebelum mereka bereingkarnasi? Entah ...

"Noona, apa kau marah padaku?"tanya Jungkook.

"Ani ... aku tidak marah padamu, eoh ..."

Ku lepas pelukannya lalu menghapus air mata yang seenaknya turun melewati pipi gemuknya.

"Namja tidak boleh menangis ..."kataku.

"Eomma ... Appa?"

"Sshh ... jangan pikirkan hal itu, aku akan selalu ada di belakangmu."kataku.

"Noona, gomawo."Jungkook lantas memelukku lagi, kali ini ia memelukku lebih erat dan menangis sesegukan.

"Kookie, uljima ..."kuusak punggungnya lembut."Mianhae eoh ... Jimin seperti ini karena menyelamatkanku."kataku.

"Ani ... Jimin hyung pernah berkata padaku bahwa dia ingin ikut menjaga bayi dalam perutmu, dia sangat menyayanginya."kata Jungkook.

Aku membuang nafasku, sejenak ku usak punggung Jungkook lalu membali melepasnya. Bocah ini, jika kekhawatiran memuncak ia selalu bersikap seperti anak kecil dan menangis. Padahal ia selalu saja berkata bahwa ia sudah dewasa.

"Tunggu sebentar."kataku lalu beranjak dari kursiku. Aku ingat sepertinya aku menyimpan es krim di dalam lemari.

"Noona ..."

"Ngg?"

"Bogoshipposeoyo ..."lirihnya, tapi aku masih bisa mendengar ia berbicara.

Aku tersenyum dan berbalik dengan semangkuk es krim Vanila dan coklat di tanganku.

"Makanlah ... es krim akan membuat perasaanmu lebih baik."kataku sambil meletakkan es krim di hadapan Jungkook.

"Kau tidak merindukanku, eoh?"bibirnya mengerucut sebal sambil memasukan es krim ke dalam mulutnya dengan sangat brutal. Oh ... jangan lupakan tatapan mata bulatnya itu. Dasar kelinci, bagaimana jika dia nanti berkeluarga?apakah dia akan seperti ini?

"Ne ... aku juga merindukanmu, Kookie ..."kataku."Bagaimana rasanya tinggal dengan Hoseok?kau suka?"tanyaku.

Ya ... Aku menitipkan Jungkook pada keluarga Hoseok. Mana ada Noona yang tega membiarkan adiknya ini tinggal sendirian di rumah. Apalagi untuk anak seumuran Jungkook ditambah, aku tidak ingin dia dalam bahaya.

흡혈귀 (VAMPIRE) × Taehyung [√] [UNDER REVISION]Where stories live. Discover now