who are you?!

69 12 2
                                    

Sudah beberapa hari setelah perkenalan Darra dengan Gita, merekapun semakin dekat. Lebih tepat nya Gita yang terus mendekati Darra. Darra sudah berkali-kali mengatakan bahwa dia tidak butuh teman, tapi Gita selalu saja berusaha mendekatkan diri padanya. 

Gita pun selalu mengirimkan message ke Darra sekedar menanyakan tugas atau menanyakan hal hal lainnya. Walaupun awalnya Darra sangat risih, namun dia sekarang sudah terbiasa dengan kelakuan anak itu.

Beberapa hari kuperhatikan, Gita memang tipe anak yang perhatian, sangat ceria, dan dia juga sangat baik kepada Darra walaupun Darra selalu bersikap dingin padanya. Gita juga tahu bahwa Darra sangat tidak tertarik dengan pertemanan, sampai dia mengenalkan Darra pada teman kecilnya, Kent. 

Ya, jujur saja Gita memang tidak terlalu punya banyak teman juga, padahal Gita termasuk anak yang pandai buat mendekati orang yang baru dia kenal, termasuk Darra.

Kent adalah murid yang cukup tampan, friendly, dan seorang kapten basket di tim sekolahnya. Gita pernah mengatakan bahwa lumayan banyak siswi disini yang menyukainya, hanya saja Kent belum tertarik, dan hanya berfokus pada kegiatan basketnya.

Saat Darra melihat perlakuan Kent dengan Gita dan murid lain, Darra merasa bahwa perlakuan nya cukup berbeda. 'Mungkin karena mereka sahabat dari kecil, wajar kali ra', pikirnya.

****

Saat waktu istirahat, memang Darra juga sering memerhatikan Kent yang selalu menghampiri Gita ke kelasnya, hanya untuk mengobrol sebentar atau menanyakan tugas. Kent murid kelas sebelah, jadi tidak terlalu jauh untuk kekelas Darra.

"Lu gak punya temen lain selain Kent ?" tanya Darra yang melirik ke Gita.

"Heh, lu ga seneng apa liat gua terus?" ketus Kent.

"Gua nanya doang kali", balas Darra dengan sinis.

"Lu berdua tuh yah!", jawab Gita.

PLAKK

PLAKK

"Sakit ta! ishhh!", sambil tangan Kent yang mengelus kepala nya. Sementara Darra hanya mengelus tanpa mengeluarkan keluhannya.

"Berantem mulu, heran. Lu juga Kent! Darra kan cuma nanya doang", omelnya Gita.

"Gua bukannya cuma mau temenan sama Kent, gua cuma males aja terlalu deket banyak orang. Hmm.. kenal banyak orang sih gapapa cuma menurut gua deket sama 1 atau 2 orang aja udah cukup." sambil mengunyah sandwich yang sedari tadi sudah dimulut Gita.

"Lagi pula temen yang paling deket gua, Kent sama lu doang ra, selebih nya paling temen kelas doang, mau seberapa banyak lagi?" Darra memerhatikan perkataan Gita, lalu terdiam.

'Sejak kapan gua jadi temennya dia? ah biarin deh' , batin Darra yang bertanya-tanya. Namun Darra merasa tidak seperti biasanya.

"Lu sendiri, kenapa sama Gita terus? Temen lu waktu sekolah dulu emang ga ada?", Kent melirik agak penasaran ke arah Darra. Namun tiba-tiba tangannya terasa begitu sakit.

"Jangan nanya gitu, stupid!", bisiknya Gita sambil mencubit tangan Kent. Gita sudah tahu bahwa Darra jarang menceritakan tentang dirinya, bahkan tidak pernah sama sekali!

Mata Darra tiba-tiba terbuka lebar saat mendengar pertanyaan Kent, dan dia seperti mengingat sesuatu yang membuatnya mengepalkan tangan. Namun, Darra mencoba untuk lebih tenang.

"Nope." singkatnya Darra menjawab. Dua anak yang sempat memerhatikan Darra sedari tadi langsung diam. 

Gita tahu, suatu saat Darra akan menceritakan kalau sudah tepat waktunya. Sebenarnya, Gita ingin tahu lebih banyak tentang Darra, tapi dia tidak mau terburu-buru dan yang ada hanya menyakiti Darra saja.'Darra sangat mirip dengannya!' pikir Gita, yang merindukan seseorang.

****

Seperti biasa, hari ini juga cukup melelahkan di sekolah. Darra melihat jam tangannya yang menujukan pukul 16.00. Harusnya dia bisa pulang lebih awal, karena tanpa sadar guru fisika memperpanjang waktu pengajaran nya karena materinya yang cukup sulit.

Darra berjalan menyusuri lorong kelas sambil memainkan hpnya, dan tanpa sadar Gita juga menemani nya. Sesampainya di dekat pintu utama gedung sekolah, Gita menyentuh pundak Darra dan memberhentikannya. 

"Ra! Mau ikut gua gak ke cafe deket sekolah situ? temenin gua maksudnya hehe", Gita memang sudah lama ingin ke tempat itu, namun dia selalu lupa menanyakan nya ke Darra.

"Gua mau balik aja, capek", jawab Darra dengan lemas.

"Yahh.. gua udah lama pengen kesana", cemberutnya.

Darra yang melihat Gita merasa tidak tega, tapi dia juga tahu pasti Gita juga capek karena Gita bercerita semalam dia mengerjakan tugas hingga larut malam.

"Besok kita kesana, lu pulang sekarang, tidur", sambil melihat raut wajah Gita.

"Hah? Bener nih? Thankyou ma girl! Oke, gua pulang langsung bobo kok. Byee!!", Gita langsung senyum-senyum sendiri, dan melambaikan tangan ke Gita sambil kearah supirnya yang sudah menunggunya.

Lalu, Darra melanjutkan langkah kakinya ke mobil. Sambil melangkah dia masih merasa asing dengan murid disini yang cukup banyak, namun Darra tidak memperdulikannya. 

****

Dia langsung menancapkan gas, keluar daerah sekolah dan menuju apartemennya. Sambil dijalan, hpnya berbunyi. Dia meraih hpnya yang terdapat dikursi sebelahnya. Layar hpnya muncul tertulis 'Uncle Joe', lalu dia menggeser layar hpnya untuk menjawab.

"Yes Uncle?"

"Where are you?"

"I'm driving, right now. Kenapa?"

"Ohh.. sorry, Uncle gatau, yaudah matikan telfon kamu, we talk later."

"Emang kenapa? tumben amat." 

"Nothing, kalo kamu udah di apartemen, just text me , okay?"

"Hmm got it, bye uncle."

Darra langsung memutuskan telfonnya, dan menaruh hpnya di kursi samping. Darra berpikir bahwa jarang sekali uncle nya menelfon jam segitu. 

****

Darra menutup pintu mobil nya dan langsung mengunci otomatis mobilnya. Diluar sudah cukup gelap, dan dia melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 07.00 malam. 

Dijalan Darra hampir kelupaan untuk membeli barang untuk keperluaannya besok di sekolah, dia juga sekalian membelikan bahan makanan di apartemen, dia ingat kulkas nya sudah hampir kosong. Walaupun Darra membeli bahan makanan, dia sudah merasa lelah dan memilih untuk tidak memasak hari ini. Darra membeli burger dengan segelas hot chocolate kesukaannya.

Di lift, dia mengecek hpnya yang sudah mati karena lowbatt, Darra tidak tahu bahwa Uncle Joe menelfonnya terus. 

Sesampainya dia di depan pintu apartemen, dia langsung membuka kode pintu nya dengan cepat. Dia merasa lelah membawa bawaan yang cukup banyak di tangannya. 

Saat dia sudah masuk, dia menaruh tas nya terlebih dahulu di sofa. Tiba-tiba dia menyadari, ada jaket yang dia rasa bukan milik nya tergeletak situ. Dia melirik jaket itu ketakutan, dia langsung merinding karena dia tidak pernah membawa siapapun kesini kecuali pamannya, dan dia tahu pasti itu jaket bukan milih pamannya.

Dia langsung menggeletakan bawaannya kelantai dan mengambil payung yang ada di dekat situ. Hanya itu yang bisa dia temukan sekarang sebagai senjata!

Dia berjalan pelan pelan mendekati kamarnya yang tertutup. Dia merasa takut tapi harus dia lakukan. 

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, membuat Darra langsung membuka matanya lebar dan berteriak.

"WHO ARE YOU??!!"

  ♦  

AYOO!! comment comment commentt!! Follow jugaa yahh. mau follback? bisa juga kok

Jangan lupa, habis baca langsung vote jugaa yahh<3 biar semangat bikin update part barunya:*

Share juga ketemen temen kalian cerita inii. Love youu guysss<3


-jenxcats-

FAKEWhere stories live. Discover now