Hari Pertama

67 13 5
                                    

Mobil Darra masuk keparkiran sekolah. Sambil melihat jam tangan nya yang menunjukan angka 7.20, dia keluar dari mobil dan mengunci mobil.

'Safe! Masih 10 menit lagi buat bel masuk, untung macetnya sebentar tadi', batinnya.

Dan benar saja, tadi perjalanan cukup macet, hampir membuat stress Darra, untung saja Darra tahu jalan lain menuju sekolah, karena Darra bukan termasuk tipe orang yang suka terlambat, dia sangat tepat waktu dalam melakukan hal, kecuali tadi pagi sih haha. Karena semalam dia sibuk menghabiskan waktunya hanya untuk videocall dengan papa nya.

Darra melirik sekitar sekolah yang ramai dengan siswa siswi yang berdatangan, sambil melihat gedung sekolah yang lumayan bagus pilihan pamannya. Banyak sorot mata yang melihat Darra secara aneh, mungkin. Suasana yang asing bagi Darra karena ini adalah lingkungan barunya sekarang. Banyak juga para siswa yang melirik Darra sekedar bertanya tanya dalam batinnya atau memuji Darra. Memang Darra termasuk siswi yang memiliki pesona sendiri walaupun dengan gaya nya yang sedikit tomboy, membuat dia terlihat masih sangat manis.

Darra melangkahkan kaki nya ke arah lobby dan menuju ruang kepala sekolah. Ya, pikirnya lebih baik bertanya pada guru dibandingkan harus bertanya pada siswa/i disini. 

Tiba-tiba pikirannya buyar karena tertabrak oleh seseorang hingga membuatnya hampir terjatuh.

"Sorry! Gu..gua gak sengaja, lu gapapa kan?", tanyanya seorang siswi yang terlihat takut dengan raut wajah Darra.

"I'm fine, selaw aja", Darra tersenyum singkat dan menjawab.

"Oh, bagus dehh! hmm...", lalu siswi itu berfikir seperti mencoba mengingat ngingat sesuatu.

"Kalau boleh tau lu anak baru ya? gua inget inget kayaknya gua gak pernah liat lu deh" siswi tersebut mencoba memberani kan diri untuk bertanya pada Darra yang sibuk merapihkan bajunya.

"Iya, kenapa?", dengan wajah datar Darra menjawab.

"Ya, gapap..." 

"Gua cabut dulu", Darra memotong obrolannya tersebut, dan langsung menuju ruang Kepsek. Menurutnya tidak penting mengobrol lama lama dengan orang yang dia tidak kenal.

****

Darra mengikuti Kepala Sekolahnya dari belakang untuk menuju ruang kelas nya. Sebenarnya kepala sekolah tadi tidak bisa mengantar Darra karena ada sesuatu hal, namun karena Darra siswi baru disini jadi sangat wajar kalo kepala sekolah yang mengantar, apalagi sekolahnya yang memang cukup luas.

Kepala sekolah pun berhenti di salah satu kelas sambil menunjukan tulisan yang tertulis kecil kelas XII IPA 1 di atas pintu kelas. Darra hanya terdiam saja sambil melihat kepala sekolah ngetuk pintu kelas. Lalu keluarlah seorang ibu guru yang langsung disapa kepsek.

"Siang bu" 

"Siang pak kepala sekolah" sambil tersenyum, lalu melirik siswi yang di samping.

"Pasti kamu siswi pindahan itu kan? Ayo silahkan masuk" sambil mempersilahkan Darra.

Darra pun hanya tersenyum singkat, dan masuk ruang kelas yang cukup tenang itu.

"Anak-anak! Kita kedatangan murid pindahan dari sekolah lain. Ayo silahkan perkenal kan diri kamu" sambil mengarahkan tangan nya kearah murid-murid lainnya.

"Nama saya, Darra Alcander. Panggilan Darra, umur 17 tahun." singkatnya.

"Saya ada wali kelas kamu sekaligus guru Biologi kamu.Oke Darra, kamu bisa duduk di kursi kosong yang ada." Darra mengangguk.

Mata nya mencari kursi yang kosong dan langsung menuju kursi itu. Tanpa melihat teman sebangku nya, dia langsung duduk dan mengeluarkan buku biologi nya. Lalu, terdengar seorang berbicara padanya.

"Benerkan lu siswi baru disini, kenalin gua Gita" sambil mengarahkan tangannya untuk bersalaman.

Namun Darra tetap menhiraukannya dan malah sibuk dengan handphonenya.

"Kok lu gak jawab gua sih? Lu masih inget sama gua kan, yang tadi dilobby?" tanyanya.

"Hmm.. Engga tuh" lirik nya sebentar, lalu sibuk lagi dengan handphonenya.

"Ih masa gak inget, parah banget lu, lu denger gak nama gua tadi?"

"Iya iya inget, denger gua juga nama lu, Gito kan? bawel" masih dengan menatap handphonenya.

"Gita weh Gita Nathania, ganti nama orang aja lu" kesalnya.

Darra pun masih terdiam dan tidak menjawab lagi, Darra lebih baik memerhatikan gurunya yang sedang mengajar. Gita pun lalu mengeluarkan bukunya dan mengikuti pelajaran.

***

Bel berbunyi sekali, tanda waktunya istirahat. Setelah merapihkan buku yang di atas meja, Darra pun mengeluarkan headsetnya dan dipasangkan ke hpnya. Saat dia ingin memakai headset nya tersebut, tangan nya langsung dipegang dan seperti ada yang ingin menarik tangannya.

"Ke kantin yuk! Laper nih gua", sambil salah satu tangan Gita mengusap perutnya tanda dia lapar.

"Ga perlu, pergi sendiri aja lu sana", langsung dilepasnya tangan Gita dari Darra agak kasar.

"Lu mau sendiri disini? Udah sih kekantin aja", rengeknya.

"Mikirin banget sih lu, gua mau nya disini! lu gak denger?" dengan nada bicara yang sedikit keras, lalu Darra melanjutkan untuk memakai headsetnya.

Gita melihatnya sedikit sebal dan langsung pergi keluar sendiri menuju kantin. Beberapa menit kemudian, dia kembali ke kelas dan membawakan makanan. Lalu dia menyenggol Darra, agar dia tahu kehadirannya.

"Nih pilih sendiri, gua gak tau kesukaan lu yang mana ra", sambil menaruh makanan di mejanya.

"Lu tuh! Ngapain bawa makanan buat gua? Gua gak minta kan? Dan lu ga usah sok akrab sama gua", sambil meminggirkan makanan nya itu ke meja Gita.

"Jelaslah gua bawain, lu belom makan, dan gua sebagai temen lu tuh harus begitu", balasnya.

"Sejak kapan gua bilang kita temen? Gua gak butuh temen" jelasnya kepada Gita.

"Apa apaan sih lu?!" bentaknya.

Darra lalu memakai headset nya lagi, dia tidak mau mendengar apa yang dikatakan Gita. Ya, dia cukup muak dengan kata 'teman' yang pada akhirnya, semua sama saja. Gita pun lalu pergi meninggalkan Darra dikelas.

****

Bel berbunyi dua kali, para murid keluar dengan cepat. Bisa dibilang walaupun hari pertama kenaikan kelas, hari ini cukup melelahkan dengan padatnya pelajaran. Darra pun merasakan hal itu, Darra langsung buru buru membereskan dan keluar kelas.

Sesampainya di parkiran dia mendengar suara yang meneriakan nama nya. Ya, Darra menyadari siapa yang memanggil nya.

"Darra! Daaarrraaaa!!!" teriaknya sambil berlari mengejar.

"Gua kan manggilin lu, bukannya berhenti gitu", Gita mengambil nafas berulang kali.

"Kenapa?", datarnya, sambil menengok ke arah Gita.

"Nih hp lu ketinggalan! Diperiksa dulu, kalo ketinggalan gimana?", sambil memberikan hp Darra yang tertinggal.

"Thanks." 

"Agak lama gua kasihnya, soalnya gua udah masukin nomer hp gua, gua juga udah tau nomer hp lu, jadi bisa kontakan. Oke? Gua balik yah, byeee!!" Gita berjalan pergi kearah parkiran ujung.

Entah kenapa Darra merasa anak itu aneh, sampai ingin sekali berteman dengannya padahal Darra sempat membentak Gita. 

Lalu, Darra langsung melupakannya. Darra memasukan hp nya ke tas, dan langsung masuk ke dalam mobil, rasanya dia ingin cepat cepat sampai apartemen untuk beristirahat.


  ♦  

Jangan lupa comment dan vote nya yahh!! :)) biar semangat bikin update part barunya:*

Share juga cerita ini ke temen semua kalo menurut kalian bagusss:D


-jenxcats-

FAKEWhere stories live. Discover now