Aku menggeleng,"Tidak akan. Aku merindukanmu."
Entah mendapat kekuatan darimana, Chaerin mendorongku hingga tubuhku berjalan mundur. Ia menatapku dengan tajam. Tatapan yang baru kali ini aku lihat setelah 11 tahun hidup bersamanya.
"Neo micheosseo?!" (Kau gila ya?)
Aku terdiam. Tidak bisa membalas perkataannya yang tiba-tiba membuat mulutku bungkam.
Ia hendak berjalan melewatiku, tapi aku menahan tangannya.
"Kau mau kemana, Rin?"
Ia hanya menghempaskan tanganku kasar,"Bukan urusanmu! Urus saja gadis bernama Jung Jena sana!" setelah itu ia turun dari atas panggung, meraih tasnya lalu berjalan keluar dari main hall.
Pandanganku terhenti ketika melihat sepatunya yang masih berada di pinggir panggung.
Langsung saja aku meraih sepatu tersebut dan menyusulnya yang sudah hampir melewati pintu kaca yang berada di depan.
"Tunggu, Rin." aku benar-benar memegang tangannya kuat kali ini.
"APA LAGI?!" Bentak gadis itu sambil membalikan badannnya. Memperlihatkanku wajahnya yang sudah basah karena air mata. Aku tidak paham sepenuhnya kenapa, tapi jantungku berdetak tidak beraturan karena melihatnya seperti ini.
Aku menatapnya sendu sambil menghela nafas. Setelah cukup lama matanya bicara padaku, aku berlutut di hadapannya.
"Masukan kakimu." ucapku sambil melonggarkan tali sepatu agar kakinya bisa masuk dengan sempurna.
Aku bisa melihat gadis itu mengusap air matanya lalu memasukan kakinya tanpa menatapku.
Setelah aku mengikat tali sepatunya dengan sempurna aku berkata,"Satunya lagi."
Ia hanya melakukan kata-kataku begitu saja. Tanpa perkataan apapun namun masih diiringi isakan tangisnya.
Tepat setelah aku selesai mengikatkan tali sepatunya dengan sempurna, ia langsung berlari dari hadapanku. Bahkan tepat sebelum aku menegakan badanku.
Yang terakhir aku lihat dari Chaerin adalah punggung kecilnya yang berlari menjauh dariku.
*****
Chaerin's side.
"Hei, Chaerin. Kau baik-baik saja?"
"Eh, eung? Ah- aku baik-baik saja, eonni."
Hyeju eonni kembali fokus pada kegiatannya memasukan kue-kue yang baru selesai dihias pada etalase depan.
"Baik-baik saja darimananya, ha? Kau sejak tadi hanya termenung di depan meja kasir. Itu dibelakang banyak kue yang harus dibawa."
Dengan polosnya aku hanya menjawab,"Ah, ne."
"Ya! Kau pikir aku serius?"
Aku hanya menatapnya tak mengerti.
Ia hanya menghela nafas,"Ah, sudahlah. Lupakan saja."
Aku terdiam. Kembali membayangkan kejadian kemarin malam yang benar-benar membuatku hampir gila.
Aku benar-benar tidak mengerti kenapa aku bisa sejahat itu pada Jungkook kemarin. Aku yakin ia pasti sangat terkejut. Ditambah aku yang dengan bodohnya menangis.
Tapi ada yang aneh ...
Jantung ini, tidak berdegup cepat seperti biasanya ketika aku bertemu dengan Jungkook. Padahal sudah sewajarnya aku mati ditempat ketika Jungkook mengikatkan tali sepatuku malam tadi.
YOU ARE READING
[C] 다시 놓기;RESET.
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN DENGAN VERSI BERBEDA] Aku mencintainya. Ia adalah seseorang yang selalu ada untukku selama 11 tahun terakhir. Kami selalu berbagi dan membutuhkan satu sama lain. Tapi, sejak ia mulai jatuh cinta dengan yang lain, kehadirannya mula...
Closer
Start from the beginning
![[C] 다시 놓기;RESET.](https://img.wattpad.com/cover/76972996-64-k766607.jpg)