五 // go ; popcorn

18 13 3
                                    

kemaren salah apdet lol.

[=]

"Addi." Jeno membalas.

Lalu hening.

Canggung.

"Baiklah, kamu harus cepat melepas pakaianmu itu, bukan? Nanti masuk angin." Ujarku memecah keheningan sambil mendorong punggung Jeno.

Addi hanya terdiam. Dia masih berdiri dekat kompor sambil memegangi mangkuk penuh popcorn.

"Dan kamu kembalilah ke sana. Mereka benar-benar menanti popcorn itu." Kataku sambil melirik sekumpulan manusia di depan TV.

"Ah, ya, popcorn. Baiklah, aku ke sana." Addi dengan canggung pergi meninggalkan dapur.

Baru beberapa langkah mereka berjalan, seperti sudah direncanakan saja, tiba-tiba mereka membalik badannya dan memanggilku. Disaat yang bersamaan.

"Ebi"

"Ud-- Ebi"

Mereka langsung saling menatap. Sebelum akhirnya berkata--

"Tidak jadi, tidak penting." Secara bersamaan lagi.

Ya, dan aku hanya berdiri di sini sambil mengamati kedua orang itu berjalan saling menjauhi.

[=]

"Aku hanya punya ini," kataku sambil meletakkan kaos Kak Rei serta celana trainingnya yang sering kupakai di kasur.

Celana itu sangaaatttt nyaman untuk dipakai, makanya kubawa saja ke sini. Secara diam-diam juga tentunya.

"Lagian, kok bisa Jena ninggal rumah dan membiarkan kamu tidak berkunci sama sekali?" Tanyaku.

"Entahlah, aku juga bingung dengan apa yang ada di dalam otaknya itu." Jeno membalas.

"Ah gitu. Yasudah, silahkan ganti. Aku di bawah bersama yang lain."

"Ah, ya, Eb."

"Hm?"

"Darimana kau kenal Addi?"

[=]

"YAAAA LAMA SEKALI KAMUUUU."

"HAISH, FILMNYA AJA UDAH GANTI LHO"

"popcornnya hampir mau abis nih, Add-- Lho, napa Ad?"

"Ad, kok cemberut sih?"

"Gara-gara kamu suruh bikin popcorn kali"

"Lah kamu aja juga nyuruh?"

"Yang pertama siapa?"

"Helah. Addiiii kenapa??"

"Tidak apa-apa kok" Addi tiba-tiba bersuara.

"Kamu capek ya disuruh bikin popcorn? Emang tu Keira gamau bikin sendiri dasar,"

"Lah, Mil, kok jadi aku? Kamu kan juga minta,"

"Hush diam kalian" Risa melempar popcorn ke arah Millie.

"Popcornnya mau abis malah kamu lempar-lempar?"

"Berisik sih mereka."

"Ya lempar pakek yang lain lah, kan bisa."

"Auk ah, Risa abis ini yang bikin popcornnya."

"Aku akan membuatnya lagi, tenang saja." Addi hendak berdiri lagi, namun Keira sudah menahan tangannya.

"Tidak perlu. Tidak. Biarkan Risa aja. Dia yang buang-buang popcorn. Duduklah, kita akan nonton film Disney." Keira tersenyum manis.

"Kamu kenapa sih?" Cath tiba-tiba bertanya.

"Kenapa apanya?" Addi memiringkan kepalanya.

"Raut mukamu berubah. Ada apa?" Cath menunjuk wajah Addi.

Addi menunjuk dirinya. Lalu menggeleng pelan.

"Halah boong."

"Risa cepat bikin popcornnya!" Keira menyela.

"Sudahlah, bisakah kita nikmati saja filmnya? Ini Nemo." Aku menunjuk ke arah TV.

"YAA NEMOOO"

"lebih sad Dory ya"

"Berisik kalian."

[=]

Ketika sampai pertengaham film, mereka semua sudah terlelap.

Hrgh, dasar. Segernya kalo nonton film yang gituan doang.

"Aku ke kamar ya." Pamitku.

Belum saja keluar dari ruang TV, sebuah suara memanggilku.

"Kak," Addi masih menatap cangkir berisi coklat panas di hadapannya.

"Ya?"

"Hujan ya?" tanyanya.

Lah.

"Gerimis, tapi tadi sempat deres. Kenapa?" Balasku.

Hening.

"Baiklah aku ke kamar ya." Pamitku setelah Addi tidak meresponku.

"Ya, baiklah." Dia menatapku kemudian tersenyum.

"Selamat tidur." Ujarnya lagi.

Aku hanya mengangguk kecil kemudian berjalan ke kamar.

Pintu kamar terbuka sedikit.

"No?" Panggilku pelan.

Hening. Tidak ada jawaban.

Aku membuka pintu hanya untuk mendapati tubuh seseorang terselimuti dengan rapi di kasurku.

Ya, dikasur--

LAH?! AKU TIDUR DIMANA?!

[=]

Late Night.Where stories live. Discover now