"5."

20 1 0
                                    

"I watch your troubled eyes as you rest, And I fall in love with every breath.
Wonder if those eyes are really shut,
And am I the one you're dreaming of? -Shawn Mendes"


Author's pov

Azura melempar tas nya ke sembarang arah yang mendarat anggun di atas kasur. Azura kesal atas kebodohan yang sering ia lakukan. Entah sudah berapa kali pipinya bersemu merah karena malu. Yang jelas sekarang lebih parah, bahkan ia menunjukkan kebodohannya pada seseorang yang ia belum kenal.

Bensin lo abis. Yaudah gue anterin pulang. Pinggirin aja motor lo. Gue ambil motor gue dulu bentar ya.

Terngiang jelas apa yang dikatakan oleh cowok yang barusan mengantarnya pulang. Cowok beruntung yang dapat memboncengi Azura. Azura sangat sulit percaya dengan orang lain. Hanya dengan Dalvin dan Ari ia mau diantar pulang.

"Arrggh. Bisa-bisanya gue lupa isi bensin. Dan kenapa tadi gue sama sekali gak kepikiran buat liat indikator bensin." Ujar Azura.

"Zura. Makan nak." Ujar Ratna yang sedari tadi mengetuk pintu kamar putrinya. Tapi tidak ada jawaban dari Azura jadi ia langsung membuka pintu kamar Azura yang tidak terkunci.

"Nanti ya mah. Zura mau tidur dulu. Capek banget mah." Ujar Azura dengan nada yang lebih lembut dibandingkan tadi. Saat ia sedang ngedumel.

"Ada apa sih nak. Kok gak semangat gitu? Tadi juga mama denger kamu ngedumel gitu. Besokkan sudah mulai libur harusnya kamu seneng dong." Ujar Ratna.

"Gak apa-apa kok mah. Azura cuma lagi males makan aja kok."

"Ayolah Ra. Kamu ada maag loh. Apa mau mama gendong kayak 5 tahun lalu ha?" Ujar Ratna seraya menggoda Azura. Mengingatkan putrinya bahwa betapa susahnya ia makan sewaktu kecil. Sekaligus mengingatkan Azura akan kenangan manis masa kecilnya.

"Coba sini kalo bisa. Palingan pinggang mama encok." Katanya. Kemudian mereka berdua tertawa. Hanyut dalam candaan hangat.

                                  ---

Hari ini. Tepat seminggu dari jadwal libur kenaikan kelas SMA Brawista. Jadwal itu tersusun rapi dan tercetak dalam kertas A4 seperti yang sedari tadi Azura pandangi. Ia memandangi kertas itu sangat lekat. Dengan harapan angka yang telah ditetapkan menjadi tanggal masuk sekolah itu berubah. Walaupun tidak mungkin Azura tetap berharap sihir itu terjadi.

Satu minggu lagi. Azura ingin sekali menangis ketika mengingatnya. Ia ingin lebih lama libur. Semua murid pasti begitu. Apalagi ketika telah memasuki jenjang SMA. Semua kepenatan bertambah berkali kali lipat.

Libur akhir semester SMA Brawista akan berakhir tanggal 8 januari. Minggu depan.

Azura masih menganggap bahwa ia membutuhkan istirahat yang banyak. Padahal yang ia lakukan selama liburan adalah tidur, makan, nonton tv, main hp. Tapi tidak jarang ia membantu ibunya walaupun sekadar memasak atau mencuci piring.

Azura sama sekali tidak berlibur ke suatu tempat seperti teman-temannya yang lain. Paling-paling hanya pergi ke bioskop bersama orang tuanya. Itupun baru sekali. Padahal ia sudah melewati tujuh hari libur sekolah.

"Azura." Teriakan yang bersumber dari dapur terdengar nyaring di telinga Azura.

"Apa ma?" Teriak Azura, tidak kalah nyaring. Ibu dan anak itu, memiliki beragam kesamaan salah satunya suara mereka benar benar memekakan telinga ketika berteriak.

"Mandi Ra. Anterin mama ke mall yuk  mau beli kado buat sepupu kamu."

"Siapa ma?"

"Si Manda. Anaknya tante Ratih sama om Dito."

"Oh dia. Dia kan satu sekolah sama Zura."

"Iya? Kok mama bisa gatau sih."
"Yaudah sekarang kamu cepetan mandi. Abis itu kita langsung jalan takut kesorean."

"Mall kan buka sampe malem mah." Azura berusaha mengulur waktu. Ia sedang malas mandi hari ini.

"Kalo dibilanginnya ya."

"Iya iya." Ujar Azura pasrah.

Azura langsung bergegas mandi. Waktu mandi Azura tidak lama. Hanya sekitar 15-20 menit.

Azura mengenakan jeans berwarna putih dan kaos hitam yang bertuliskan "I love your lies". Setelah selesai berpakaian Azura menaburkan bedak pada wajahnya dengan tipis. Rambut cokelatnya ia kepang satu menyamping dengan asal. Azura manis. Itulah kesan yang tepat untuk penampilan Azura yang seperti ini.

"Cantik banget sih anak mama." Ratna muncul dari balik pintu tanpa mengetuk pintu kamar anaknya terlebih dahulu. Kebiasaan Ratna yang tidak pernah diprotes oleh putrinya.

"Cantik, manis, imut. Kayak mamanya." Yang dibalas Azura dengan tatapan sinis yang dibuat buat.

"Iya mah iya. Daripada uang jajan dipotong hehe."

"Yaudah yuk buruan." Azura langsung mengambil sneakers dan menyabet sling bag putih yang tergeletak diatas kasur.

                                 ---

Azura merasa kakinya akan patah. Setelah menemani Ratna berbelanja selama dua jam. Niat awalnya Ratna hanya ingin membeli kado untuk Manda, keponakannya. Namun apalah daya. Siapa yang dapat membendung hasrat berbelanja wanita yang bisa muncul kapan saja tak kenal waktu dan kantong.

Ibu dan anak itu sudah mengunjungi lebih dari sepuluh toko. Ratna membeli 3 baju, satu tas dan satu sepatu. Sedangkan Azura hanya membeli jeans putih dan sneakers cantik berwarna pink. Karena kelelahan mereka memilih mengunjungi sebuah restoran untuk beristirahat sekaligus makan siang karena jarum jam menunjukkan pukul 02.00 pm.

Azura memusatkan perhatiannya pada dua orang yang duduk dua meja di depannya. Darren. Azura memperhatikan Darren bersama seorang wanita yang sudah pasti ia kenal. Manda. Sepupunya yang cantik luar biasa itu.

"Oh jadi dia pacarnya Manda." Ujarnya pelan. Sudah pasti Ratna tidak melihat keponakannya itu karena ia duduk membelakangi Darren dan Manda.

Untung aja mama gak liat. Batin Azura.

Azura malas jika mamanya mendadak heboh dan menghampiri Manda untuk berbasa basi. Entah karena apa keluarga Manda sudah lama tidak berkunjung, begitu sebaliknya.

Azura melihat Darren bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah Azura. Darren menyadari keberadaan Azura.  Otak Darren mendapat pencerahan. Ia menemukan cara agar dapat menjauh dari Manda yang sedari tadi mengapit lengannya.


                               ---



Jangan lupa vomment ya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 12, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

-Z-Where stories live. Discover now