Chapter 1

214K 1.9K 18
                                    

Rumah Verdian dan Stevani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Verdian dan Stevani

Rumah Verdian dan Stevani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar Zee


Author Pov

Seorang gadis sedang memandang keluar jendela pesawat, sekitar setengah jam lagi dia akan tiba di kota New York. Tergambar diwajahnya betapa dia sangat excited untuk memulai kehidupan barunya disini, Kota impiannya yang telah diimpi-impikannya sejak kecil.

Terlintas dibenaknya bagaimana perjuangannya untuk bisa sampai kesini, untuk mendapatkan beasiswa kuliah di Colombia University saja sudah sangat sulit, apalagi ternyata Ibunya tidak setuju dengannya untuk pergi keluar negeri. Begitu susah baginya untuk meyakinkan ibunya. Bagaimana tidak dia adalah Putri satu-satunya di Keluarga Marquez, anak kesayangannya sang Ibu yang overprotective kepada putri satu-satunya, apapun yang dimintanya pasti akan dikalbukan kecuali, berjauhan dari sang Ibu. Tetapi dengan usahanya akhirnya dia bisa membujuk sang Ibu.

Pesawat pun akhirnya tiba. Sudah 15 menit dia menunggu di bandara tapi yang ditunggu tak kunjung juga tiba. Tidak berapa lama, seorang pria paruh baya menghampirinya.
"Permisi. Apakah anda Nona Zee Viori Marquez?" Tanya pria itu dengan sopan.
"Iya." Jawab gadis itu.
"Maaf Non, saya terlambat menjemput." Kata pria itu. Zee hanya memandang pria itu dengan penuh tanda-tanya. "Saya sopirnya Ny. Stevani. Ny. Stevani minta maaf, karena tidak bisa menjemput Nona. Nyonya mendadak ada urusan penting." Lanjut pria itu dengan sopan. "Mari kopernya saya bawa ke mobil."
Zee mengikuti pria itu ke mobil, menuju kerumah Tantenya.
Ya. Ibunya mengijinkan Zee tinggal di New York, dengan syarat dia harus tinggal dengan adik Ibunya, Stevani Wijaya. Sebenarnya Zee enggan mengiyakan tawaran Ibunya, karena dia sebenarnya tidak terlalu akrab dengan tantenya itu. Terakhir bertemu sekitar 2 tahun yang lalu, saat pernikahan tantenya itu. Zee tidak ingin mengganggu pasangan suami istri yang masih baru itu, ditambah mereka belum punya anak. Awalnya Zee mengira tantenya tidak akan mengijinkan dia tinggal dengannya, tapi ternyata diluar dugaan tantenya setuju.

Zee Pov

Tak berapa lama mobil yang ku tumpangi tiba di pekarangan rumah mewah yang sangat besar untuk ditinggali 2 orang saja, mungkin dengan beberapa asisten rumah tangga. Rumah ini sama besarnya dengan rumahku di Indonesia.
"Mari masuk Non, kamarnya sudah disiapkan diatas." Sambut seorang asisten rumah tangga. Aku mengikutinya dari belakang, dengan sopir yang tadi sambil membawa barang-barangku.
Rumah ini sangat sepi. "Kemana Tante Stevani?" Tanyaku.
"Nyonya mungkin sedang di butik Non." Jawabnya singkat.

"Ooohh.." Tanteku memang Designer ternama, jadi tidak heran jika dia sibuk. Dia sudah melakukan beberapa fashion show di berbagai Negara, dengan membawa 'Wijaya Coll' membuat nama keluarga dari Ibuku juga ikut terkenal. Ibuku dan Tanteku keturunan Indonesia, mereka juga sama-sama menikahi pria keturunan Brazil. Jadi tidak usah heran jika melihatku yang memiliki wajah Brazil-Indo dan menyandang nama Marquez dalam namaku.

"Silahkan masuk Nona." Kata Asisten rumah tangga itu. Yang kuketahui bernama, Anna. "Silahkan istirahat, saya akan mengatur barang-barang anda.
"Tidak usah. Aku akan mengaturnya sendiri. Lebih memudahkan bagiku untuk mencarinya nanti." Jawabku dengan senyuman.
"Baiklah Nona. Jika membutuhkan bantuan anda bisa memanggil saya. Kami permisi." Aku mengangguk pelan, mereka pun segera pergi setelah menutup pintu.
Kuperhatikan kamarku. Sangat luas dan lengkap. Kamar mandi dalam dan juga ada TV didalamnya. Lebih mirip apartemen pikirku. Mungkin Tanteku ingin aku betah didalam kamar, sehingga tidak mengganggu dia dan suaminya. Aku pergi ke balkon, pemandangan yang menakjubkan. Kurasa aku akan betah disini.
Aku terlelap setelah membereskan barang-barangku. Terlalu lelah bagiku.

*****

Pukul 10pm waktu New York, aku terbangun daritidurku karena suara handphone yang terus bordering. Aku terbelalak melihatsiapa yang menelponku. "Astaga." Jeritku. "Hallo Ma?" Jawabku.
"Ya ampun, Viori Marquez. Dimana kamu? Sedang Apa? Apa kamu sudah sampai?Kenapa telponnya tidak diangkat dari tadi? Sudah puluhan kali Mama telpon2 kamu.Kamu baik-baik saja kan?" Tanya Mama dengan sekali tarikan nafas.
"Iya Ma. Aku baik2 saja kok. Maaf tadi lupa nelpon Mama, aku kecapean trusketiduran deh. Aku udah sampe kok ke rumah Tante Vani."
"Kamu ini, Mama kan udah bilang langsung ngabarin kalo udah nyampe disana."
"Iya Ma. Maafin Vio."
"Bikin Mama panik tau gak. Kamu mau Mama langsung terbang kesana trus maksakamu pulang."
"Iyaiya Ma, gk bakal aku ulangin lagi. Papa mana?" Tanyaku mengalihkanpembicaraan.
"Papa udah berangkat ke kantor. Kamu udah makan?"
Perutku langsung berbunyi ketika Mama menanyakan makanan "Belum Ma. Hehehe"
"Tuhh kamu belum sehari aja di New York udah lupa makan. Kalau kamu sakitgimana. Udah Mama bilangin gk usah pindah kesana masih aja ngeyel..."
"Iya Ma. Ini baru mau makan. Udah dulu yah, nanti Vio telpon lagi. Vio maumakan dulu. Bye Ma. Love You. Salam sama Papa. Muuuaaaaccch" Belum sempat Mamamenjawab langsung ku matikan telponnya. Kalau gk ghitu mungkin Mama masih akanmenceramahiku dengan kata-kata yang sama dan gk tau kapan akan berhenti.Perutku semakin berbunyi, aku baru ingat aku Cuma makan di pesawat.
Aku menuju dapur, mencari makanan yang bisa ku makan. Tak ada makanan yangtersedia. Aku pun segera memasak dengan bahan2 seadanya, untungya disini adaberas. Aku ingin membuat Nasi goreng.
"Tumben kau pulang cepat. Vany?"
Aku terkaget mendengar suara seorang pria. Dia membuka pintu kulkas dan meneguksebotol air.
"Apa kau tidak lembur hari ini?" Lanjutnya
Aku bingung harus menjawab apa. Kurasa dia suami Tante ku, yang adalah Om ku.
Dia terkaget saat melihat wanita yang didepannya ternyata bukan Istrinya.
"Hai Om.." Kataku dengan ekspresi yang sulit ku jelaskan, dengan senyum yangkaku.
"Om??" Katanya dengan heran

Bersambung



(Kritik dan saran diharapkan!!Belum ada jadwal update yang pasti. Cuman nunggu imajinasi author saja kalaumau nulis)  

Keponakanku, Selingkuhanku, Cintaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang