Chap. 18 _ Last Goodbye

2.8K 362 17
                                    

Bintang kecilnya jangan lupa di warnai ya!!!

.

.

I have to laught in front of you

I have to have a bright smile in front of you

But, when i think of you! I start to cry

Pagi itu dia terbangun dengan helaan nafas lelah. Terduduk di atas ranjang kecil yang hanya muat untuknya seorang. Dia melempar tatapan sayu khas seorang yang baru terbangun dari tidur, pada jendela yang masih tertutup tirai. Ada sedikit celah untuk cahaya matahari menerobos masuk ke dalam ruangan. Sedikit memberi penerangan di kamar itu.

Dia mengalihkan pandangannya pada tumpukan kardus di sudut kamar. Menatap kosong benda-benda persegi itu dengan wajah datar. Sekali lagi, ia menghela nafas. Beranjak turun dari ranjang dan menyambar sebuah handuk yang tergantung di sisi pintu. Dia terdiam sejenak saat tangannya telah meraih gagang pintu, melirik jam yang tertempel didinding tak jauh darinya. Pukul 7 a.m! tak membuang waktu lebih banyak, ia segera membuka pintu dihadapannya dan berjalan keluar kamar, berniat untuk mandi.

Dia hanya tinggal seorang diri di rumah itu. Setelah sang kakak berangkat ke Jepang dan ia memutuskan untuk menunda keberangkatannya selama satu minggu. Mengurus ini itu dan menghabiskan banyak waktu bersama teman sebelum kepergiannya. Melakukan banyak hal menyenangkan meski hingga kini, ia sama sekali tak terlihat lebih baik.

Besok lusa adalah jadwal keberangkatannya. Dan hari ini menjadi hari terakhirnya di Glory High School. Sayang memang, harus pindah sekolah saat berada di tingkat akhir. Tapi itu bukan masalah untuknya, mengingat otaknya yang tak bisa di anggap remeh. Dia yakin bisa menyesuaikan diri dengan baik nantinya.

Kim Yeri! Gadis itu berjalan pelan keluar dari rumahnya. Menghela nafas dalam, ia memaksakan kedua ujung bibirnya agar terangkat. Tersenyum dan mulai melangkah semangat menghampiri sang kekasih yang telah menunggu di depan rumah.

" Selamat pagi! " Sapanya ceria. Jungkook membalas senyuman sang kekasih dengan kekehan pelan.

" Pagi "

Lelaki itu segera membukakan pintu penumpang untuk gadisnya. Bersikap seperti seorang pengawal yang tengah menjalankan tugasnya pada sang putri. Memberi hormat layaknya penjaga istana, sebelum menutup pintu mobil. Dia berjalan memutar dan menempatkan dirinya di balik kemudi.

" Sudah siap tuan putri?! " Ucapnya manis.

" Jungkook! itu menggelikan " Lelaki itu terkekeh mendengar pekikan geli dari sang kekasih.

Selama perjalanan, obrolan hangat mereka ciptakan. Untuk sejenak, Yeri bisa melupakan perasaan sesak karena harus meninggalkan rasa yang ia miliki untuk lelakinya. Memang tidak ada janji untuk kembali di antara mereka, hanya kepercayaan untuk saling menjaga hati.

Tapi tetap saja, meninggalkan sesuatu yang berharga itu sulit. Namun ia tak punya pilihan lain. Ingatannya kembali berputar pada pembicaraannya dengan ibu Jungkook. Bagaimana wanita cantik dengan sikap lembutnya itu memohon agar ia bersedia meninggalkan sang putra demi keutuhan keluarga mereka.

Flashback

" Aku tidak menyuruhmu untuk meghilang dari kami, aku hanya memintamu untuk mengakhiri status kalian sebagai sepasang kekasih " Ujar wanita itu pelan. Yeri terdiam, bermain dengan kuku jari miliknya yang berada di pangkuannya. " Kalian masih bisa berteman bukan?! " Lanjutnya.

Mendengar itu, Yeri memaksakan seulas senyum diwajahnya. Dia mengangguk, seakan menerima apa yang baru saja di saranan oleh si wanita paruh baya. Meski kenyataannya, ia menahan segala rasa menyesakkan di hati.

Tomorrow Will Surely  Come  (1)  || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang