Bagian Satu : Satu Hari dalam Tujuh Tahun

4.5K 410 14
                                    

Ponselku bergetar cepat sebanyak tiga kali, menandakan ada tiga pesan baru. Aku buru-buru mematikan kompor, tak peduli jika mie instanku akan mengembang jika dibiarkan di air panas terlalu lama, demi memeriksa pesan tersebut. Meski profesorku mengatakan jika aku memiliki kelebihan dalam hal mengerjakan banyak hal sekaligus, tetapi tidak demikian dengan memasak. Aku tak pernah bisa memasak, dari dulu sampai sekarang.

Ada pesan singkat dari nomor yang tak dikenal dengan kode awal +61. Awalnya sempat kukira spam atau penipuan belaka, karena di zaman serba internet seperti sekarang, mengirim pesan secara konvensional hampir tak pernah lagi dilakukan orang, kecuali saat menerima kode OTP atau pemberitahuan dari Bank saat terjadi transaksi dengan nominal besar. Namun, saat hendak kuhapus pesan tersebut, aku malah tak sengaja membukanya.

Aku terkejut mengetahui pengirim pesan tersebut memanggilku dengan akrab, seolah kami saling mengenal satu sama lain.

| Mala

| Masih ingat denganku?

| Aku akan pulang ke Indonesia bulan depan.

Pikiranku langsung tertuju pada seseorang. Kode negara tersebut mengingatkanku akan seorang kenalan yang melanjutkan studinya di Australia. Hubunganku dengannya cukup rumit. Tadinya, dia hanya kukenal sebagai keponakan bosku di tempat kerja lama, lalu kami sering mengobrol dengan akrab dan dia sempat membantuku beberapa kali. Tetapi, aku sudah lama keluar dari sana, dan dia pun langsung berangkat ke Australia untuk kuliah di Monash University segera setelah lulus SMA. Kurang lebih 7 tahun telah berlalu sejak terakhir kali kami bertemu. Aku pun bukannya sedang menunggu kabar darinya, tetapi dia pernah mengatakan padaku untuk jangan pernah mengganti nomor telepon.

Pesan itu masuk di nomor telepon lamaku yang memang hanya kupasang sebagai nomor cadangan di ponsel . Tanpa tersambung ke internet, tanpa pernah didaftarkan untuk akun media sosial apapun, juga tidak terkoneksi pada dompet digital manapun. Aku tak kuasa membuangnya, bahkan setelah beberapa kali ganti ponsel dan mendapat kartu sim baru sebagai bonus setiap kali pembelian ponsel.

Aku tahu siapa orang ini. Mungkin aku memang menunggunya selama tujuh tahun ini.

Theo |

Masih aja nggak sopan, ya. |

Panggil saya Mbak Mala. |

༶•┈┈⛧┈♛ VISUAL ♛┈⛧┈┈•༶

༶•┈┈⛧┈♛ VISUAL ♛┈⛧┈┈•༶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mala

Theo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Theo

✧・゚: *✧・゚:*

Halo teman-teman semua~
Short Term Memory akhirnya di-publish lagi. Ada yang masih ingat sama mereka, nggak?

Buat yang kangen sama Theo dan Mala dan pengin nostalgia, bisa cek di akun KaryaKarsa saya, ya!

Sampai ketemu lagi~

Sampai ketemu lagi~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Short Term Memory (Eksklusif Joylada) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang