🎈 Ikatan yang diputus keangkuhan

71 47 22
                                    


"Ma, Letta pergi duluan ma" 

Aletta berjalan sumringah keluar rumah. Senyumannya manis dibaluut topi putih di kepalanya. Hari pertama menjalani hari yang kembali bersama Raja. hari dimana waktu yang tepat merajut ikatan batin dan memulainya dari 0

Aletta mengayuh sepeda secepat mungkin. tangannya lincah. Dilihatnya awan yang menghitam, Aletta sempat gugup. Kayuhan sepedanya semakin kuat. Matanya menyipit saat tetes tetesan air hujan mulai turun. Tangannya siap tempuh jarak. Kakinya terus bergerak mengayuh. Hatinya tergesa-gesa

Tik tik tik

"apes banget gue ga bawa payung. Hujan deras gini. Bisa kena omel gue"

Aletta memojokan sepedanya di depan halte. Dilihatnya beberapa orang yang ikut berteduh di samping nya. Ia duduk dan bolak balik melihat jam tangan. Ia mengusap tubuhnya, memeluk tas nya erat dan membilas rambut nya yang basah. Kakinya gemetar. Udara dingin, sesekali embun menetes di kepala Aletta.

"pake aja jaket gue"

Dilihat nya mata seorang laki-laki di sampingnya. Mata yang selama ini ia rindukan. Nostalgia nya berubah drastic. Matanya menatap lebih dalam. Ia memakai jaket pemberian cowok disebelahnya. Tak terlalu tinggi, ukurannya standar laki-laki. Matanya biru tua. Rambutnya sedikit pirang, entah keturunan entah pewarna

"makasih"

Aletta terseyum. Ia kembali memusatkan wajahnya diatas rintikan air hujan sesekali tangannya iseng menangkap beberapa butir embun di sana. Ia menghembuskan nafas pelan saat bola matanya tertuju pada jam tangan

"lo sekolah dimana?"

Cowok itu kembali membuat Aletta sedikit degdegan. Wanita itu pernah melihat pria disampingnya. Sesekali, atau bahkan ia hapal betul wajah pria itu. Namun tak ada yang lebih jelas dari ingatannya

"SMAN 8" Aletta menengok pelan

"sama"

Deg!

Aletta sedikit kaget, entah tenang atau hampa yang ia rasa. Tapi hatinya benar benar tertarik mendengar kata-kata selanjutnya. Cowok itu mengusap tangannya dan menempelkan kedua tangannya di pipi Aletta. Aletta diam. Malu dengan kelakuannya sendiri

"gue ga pernah liat lo"

Aletta mendengus pelan. Tangannya mengambil catatan nama siswa SMAN 8. Ia menelusuk satu-persatu nama dan biodata di dalam nya

"enggak. Gua anak pindahan"

"owh"

Aletta memasukan bukunya ke dalam tas. Dilihat nya 2 kancing terbuka diatas badan pria itu. Rambutnya acak. Sedikit luka di kening dan tangannya yang dibalut gips

"keliatannya lo ketua osis"

"ga, gue cuman orang terpenting ke dua disekolah setelah orang pertama yang gue anggap ga becus buat jadi ketua osis"

"ohh"

"gue orang terpenting kalau si ketua osis ga masuk dan ga hadir. Menurut gue sendiri, cuman beberapa anak ga terdidik yang milih 'dia' jadi ketua osis"
Aletta kembali mendengus. Bibirnya ditekuk. Tangannya mengepal kuat

"Alexander Pratya Darma"

pria itu mengulurkan tangannya kea rah Aletta bermaksud untuk memperkenalkan diri. Senyumannya tipis

"Azka Aletta Queensha"
Aletta membalas tangan Alex. Tangannya besar dan pas untuk gengggaman Aletta

"tangan lo dingin"

Last NightWhere stories live. Discover now