🎈 Penantian

107 50 22
                                    

Guru di depan terang-terangan menjelaskan pelajaran yang akan ia sampaikan. Mimic mulut nya jelas menantang. Sementara Aletta yang justru hanya diam. Tempat duduk nya yang lumayan angkuh di paling belakang di sebelah Rio. Aletta hanya menggigit pensil nya dan membolak balikan halaman tanpa peduli apa isinya

"kalau aja gue ga salah paham saat itu. Mungkin Raja ga akan semarah ini sama gue" Rio menoleh datar. Aletta hanya diam tanpa respond. Perkataan Aletta, telinga Rio peka mendengar nya. Rio mendehem pelan, diatur suaranya sesuai mungkins

"makanya jadi orang jangan bego bego amat"

Rio menyentil kepala Aletta. Aletta kembali ingat di kala itu Raja yang menyentil Aletta usil. Aletta diam, lalu reflex air matanya tak bisa dibendung lebih lama dan semakin deras

"eh eh buset, let? Letta!" Rio memeluk Letta, matanya tertutup lalu badannya tiba tiba ambruk ke pundak Rio.

"BU MIMIN! LETTA!"

.

<<FlashBack>>

Aletta ternganga, terpaku melihat seseorang di atas pangguung lapang. Matanya coklat pekat, dadanya bidang, tingginya semapai. Aletta focus dan beberapa kali tertawa lirih menyaksikan kejahilan Raja. Ia kehilangan kata-kata untuk men-deskripsikan sesuatu yang Raja miliki. Nyaris sempurna!

"Aletta! gue liat tas lo berantakan! Buruan balik! Tas lo jadi sasaran"

Netta menepuk panic. Mimik wajahnya berubah pucat. Aletta berdiri bangkit dan berlari ke loker utama siswi. Dlihat nya dari kejauhan, Raja tersenyum kecil

Aletta nyaris sesak. Dadanya naik turun saat berlari berusaha menarik nafas aman. Berhentinya ia di depan loker. Matanya siap menyaksikan apa yang ada dalam loker. Menarik dan menghembuskan nafas perlahan. SABAR!

'ayo let ayo' tangannya tertahan namun hatinya memaksa penasaran dengan isinya. Loker terbuka, senyuman nya lebar namun asli. Ia menutup mulutnya perlahan lalu mengambil beberapa kertas amplop dengan beberapa hiasan berbentuk 'hati' disisinya

"lo ngeliatin gue mulu, segitu ganteng nya"

Aletta melotot mendadak salah tingkah. Dirinya mati kutu melihat seseorang diatas meja dengan kaki diangkat dan kancing di buka 2 diatas. Matanya bolak balik mencari sesuatu. Dan cowok itu, Raja!

.

"aletta, bangun. Lo ngerepotin gue bego"

Rio menepuk nepuk pipi Aletta. perlahan kornea milik Aletta terbuka. Beberapa pasang mata mengarahkan matanya kearah Aletta lalu tersenyum kecil

"ngh ri-o" Aletta berusaha bangun, tangannya tak lepas dari kepalanya. Rio duduk di samping Aletta, matanya khawatir. Tatapan Rio. Matanya menjelaskan semuanya, dan tak ada satupun yang bisa membaca tatapan matanya kecuali Aletta. Rio yang bahkan tak pernah tersenyum, bersama Aletta ia tersenyum bahkan beberapa kali tertawa. Definisi terbaik untuk Rio mungkin?

"gue suka sama lo Aletta"

rio memeluk Aletta. namun Aletta diam kikuk. Ia justru tidak tau harus berkata apa pada Rio. Mata bulatnya memiliki volume makin besar. Ia diam datar. Lalu menunduk, bermaksud membalas pelukan Rio. Namun tak berani karna disamping nya masih ada ibu kepala sekolah

"Rio. Nggak seharusnya definisiin dan nyatain perasaan lo. Its not a past time, yo"

Rio pelahan melepas tangannya. Lalu menatap Aletta bingung. Tangannya gemetar tak karuan. Matanya tak berani menatap Aletta untuk ke sekian kali

Last NightWhere stories live. Discover now