25

12.5K 816 35
                                    

Rafka pov

"Apa kau marah padaku Liant?"

"Sama sekali tidak rafka"

"Lalu kenapa kau ingin kembali ke Australia? Sementara cuti kita masih banyak."

"Aku hanya bosan saja"

"Bosan"

"Hm,,,"

"Apa itu karna ku?"

"Bukan"

"Lalu"

Hening''

Dia tidak menjawab pertanyaan ku dan malah sibuk dengan baju-baju yang ada di lemari itu. Shit!!! Dia bilang dia bosan tapi yang aku lihat, dia juga sepertinya tidak ingin meninggalkanku. Ada apa sebenarnya? Demi apa pun, tolong jelaskan padaku apa yang terjadi padanya.  Aku melangkah ke arahnya dan menguncinya di tembok dengan kedua tanganku. Dia kaget dan tidak ada perlawanan dan sekali  Aku menatap lekat matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Ada apa denganmu? Apa aku membuat kesalahan?"

"Tidak rafka, kau tidak membuat kesalahan apapun. Dan kumohon, lepaskan aku. Aku bisa ketinggalan pesawat kalau kau terus mengunciku di sini."

"Lalu kenapa kau sedih?"

"Bagaimana mungkin aku tidak sedih meninggalkan sahabatku di sini"

"Are You okey Liant?"

"Ya"

"Kau berbohong padaku! Katakan apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau tiba-tiba ingin meninggalkanku!" Aku sedikit marah dan menaikkan oktaf suaraku hingga membuatnya sedikit takut.

"Karna aku tidak ingin bersamamu!"

Apa? Tidak ingin bersamaku? Apa ini, kenapa sikapnya aneh sekali pagi ini?

"Tapi kenapa!"

"Karna aku ingin kau dan jovanka bersama lagi rafka!" Teriaknya yang membuatku sedikit kaget.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?!"

"Aku akan menghukum diriku sendiri"

"Liant, aku mohon jangan tinggalkan aku sendiri. Kau sahabat terbaikku bukan?"

"Hiks,,, hiks,,,, kau harus melawan ego mu rafka. Bawa kembali jovanka bersama mu! Aku tau kau sangat menyayanginya dan kau ingin bersamanya. Tapi kenapa kau harus menyiksa dirimu sendiri"

"Karna aku tidak menyayanginya!"

"Kau berbohong padaku! Bahkan kau yang mengatakan bahwa kau ingin bersamanya dan menghabiskan setiap detik hidupmu dengannya"

"Itu dulu Liant"

"Kau terlalu egois untuk itu rafka!"

"Terserah!! Liant, kumohon tetap lah disini"

Cup,,,,, dia mencium bibirku dengan lembut. Dan Aku sama sekali  tidak membalasnya. Lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi lumatan yang sangat nikmat. Tapi tetap, aku tidak membalasnya.

Dia mengakhiri ciuman kami dan melihat ku dengan matanya yang berkaca-kaca. Dia langsung memelukku dengan sangat erat.

"I love You rafka"

Aku hanya mendengar ucapan nya dan langsung membalas pelukannya dengan erat.

"Hiks,,,hiks,,, ku mohon kembali lah bersama jovanka" ucapnya dalam pelukanku.
Aku tidak mengatakan apa-apa karna aku sudah menganggap diriku sebagai pecundang. Aku sudah membuat sahabatku menangis.

The doctor is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang