05 - Pukpuk

57 9 1
                                    

Katty berjalan mondar-mandir sambil membawa buku. Hari ini dia akan presentasi mengenai tugas individu Ekonomi Mikro. Kitkat yang saat ini berwujud kucing pun mengikuti pergerakan Katty.

"Jadi, untuk memperlancar kondisi perekonomian ini, saya mengusulkan saran berupa, berupa, em, beru...pa... Ash! Duh, gue lupa mulu bagian ini!" Kesal Katty karena tidak hafal dengan materinya.

"Kat, gue laper. Cari maksi dong." (read: makan siang)

Katty langsung menatap Kitkat yang sedang tiduran di kasurnya. Katty memicingkan mata pada kucing itu. Dia pun menaruh bukunya di meja belajar dan menghampiri Kitkat.

"Elo nggak lihat ya gue lagi latihan buat presentasi nanti?!" Ujar Katty.

Kitkat perlahan bangun dan merenggangkan tubuhnya. Dia pun menyelinap di balik selimut Katty. Sebuah cahaya berpendar dari biru berubah merah lalu menghilang. Yah, udah dipastikan si Kitkat lagi ganti wujud.

"Tapi gue laper, Kat." Kepala Kitkat menyembul dari dalam selimut.

"Yaelah, ini baru jam sepuluh kali, Kit. Gue maksi itu jam dua belas. Nunggu dua jam lagi deh." Keluh Katty dan kembali mengambil materi presentasinya.

Kitkat pun memanyunkan bibir. Karena bosan sekaligus lapar, Kitkat pun hanya bisa mengambil ponsel Katty dan bermain game. Berusaha mengusir lapar dengan mengalihkan aktivitas lain. Ya walaupun tetep aja sia-sia. Namanya juga orang lapar. Hahaha...

Dan Katty?

Dia melanjutkan hafalannya.

***

Pulang kuliah bagi banyak orang pasti hal yang menyenangkan. Udah nggak usah pada munafik deh, pasti kalian juga kalau disuruh milih seharian kuliah apa pulang kuliah, pasti milihnya yang pulang kuliah. Apalagi pas tanggal-tanggal muda dimana kantong dan dompet masih ternutrisi dengan baik. Hangout rame-rame ngemall atau nonton film pasti tujuan pulang kuliah. Itu sih kalau cewek. Kalau para cowok biasanya tuh buat nongkrong atau ajeb-ajeb gitu (nih biasanya kaum anak elite atau menengah ke atas). Tapi beda lagi bagi anak gamer. Pulang kuliah apalagi kantong masih tebal, mereka akan langsung menghabiskannya dengan berjam-jam nongkrong di depan PC warnet sambil war rame-rame demi mendapat reward dan senjata limited edition.

Eh, tapi itu kalau mereka. Beda lagi kalau Katty. Bukannya senang karena kelar dengan presentasi dan kuliahnya, Katty rasanya ingin menangis akibat presentasinya. Kata-kata ajaib sang dosen membuat nyali Katty menciut seperti Tumbelina seketika. Masih dia ingat kata dosen tadi bahwa presentasinya terlalu lama dan saran-sarannya juga nggak masuk akal. Lebih ngenes lagi dosennya bilang dia dapat nilai C buat tugas kali ini. Yawlaaaa~

"Pak Dirga jahat!" Keluh Katty sambil menenteng tas berisi laptop.

"Sabar, Kat. Pak Dirga kan emang gitu. Kan gue udah bilang slide lo kebanyakan. Biasanya kalo ada yang presentasi, Pak Dirga selalu ngasih pesan supaya slidenya nggak lebih dari 7 halaman." Ucap Rossy, sahabat Katty.

"Ya gue mana tau, Ros. Baru kali ini gue diajar tuh dosen. Kan ya gue nggak tau gimana model ngajarnya tuh orang." Katty masih cemberut.

"Hahaha. Makanya kalo tiap KRSan* itu barengan sama gue. Kita war rame-rame pilih jadwal dan kelas yang sama. Elo sih, sukanya molor mulu tiap jadwal KRSan." Rossy terkikik geli.

"Habis gue males kali Ros tiap KRSan rebutan kelas mulu, kayak antri sembako aja."

"Ya kan lo tau sendiri fakultas kita kayak apa? Mahasiswanya tambah banyak dan nggak diimbangi lulusan yang banyak juga."

Katty memagut dagu sekilas, keliatan berpikir. "Iya juga sih ya."

"Eh, gue ke perpus dulu ya. Lo ke perpus sekalian nggak?" Tanya Rossy.

"Nggak deh, gue langsung balik kos aja. Ada 'peliharaan' lagi nungguin" Ucap Katty dengan melirik arah lain.

"Peliharaan? Emang kos lo boleh pelihara hewan?"

"Enggak boleh sih. Tapi udah keburu gue bawa pulang."

"Emang apaan? Kucing? Anjing? Hamster?"

"Kucing." Katty berucap kecil. Tapi bisa jadi cowok cakep.

"Pasti cute ya kucingnya, jadi pengen lihat kucing lo deh." Ucap Rossy.

"J-jangan!" Katty langsung panik.

"Kok jangan? Kenapa?" Selidik Rossy.

"Takunya entar kabur dia. H-hehehe..."

"Hmm, pasti kamar elo kunci rapat ya biar dia nggak kabur?"

"Ya gitu deh."

Nggak kerasa saat mereka mengobrol sambil jalan, gedung perpustakaan udah ada di seberang. Rossy pun melambaikan tangannya dan berjalan menuju gedung itu, meninggalkan Katty yang masih berdiri di trotoar. Karena langit udah mendung dan bentar lagi pasti turun hujan, Katty pun langsung melanjutkan jalannya untuk pulang.

***

"Kat, lo nggak makan?" Tanya Kitkat sambil meniup seblak panasnya.

"Enggak." Jawab Katty lemes.

"Lo pulang kuliah kenapa suntuk gitu sih? Abis dicocol sama anggota kemiri ya?" Tanya Kitkat.

"Apaan tuh?" Katty mengerutkan alisnya.

"Itu lho kumpulan pecinta mimi peri. HAHAHAHA!" Kitkat langsung tertawa lepas.

"SSSTT!!!" Katty memperingatkan Kitkat untuk tidak tertawa lepas.

"Ups! Sorry!"

"Mimi peri apaan, adanya nilai tugas gue yang kayak kemiri!" Kesal Katty.

"Tugas lo yang tadi?"

"Iyalah! Kezel bat gue!"

"Emang kenapa tugas lo?"

Katty menatap tajam Kitkat. Ditatap seintens itu membuat Kitkat jadi salah tingkah. Dia pun melirik arah lain menghindari tatapan Katty. Takutnya dia kebablasan buat menyerang Katty. Abisnya Katty kalo pasang muka serius gemesin sih.

"A-Apaan sih? Gue salah ucap?"

"Asal lo tau ya, tugas gue dicaci maki sama Pak Dirga! Dibilang semua hasil presentasi gue nggak logis! Sarannya juga nggak logis! Kepanjangan slide juga! Dan apesnya gue dikasih nilai C! Nggak kesel gimana gue!!" Ucap Katty menggebu-gebu.

"Yaelah dapet C doang elo kayak dapet cap jomblo abadi gitu." Kitkat kembali menyantap seblaknya.

"Duh! Gue itu berjuang buat naikin nilai gue tau! Selama kuliah lima semester ini nilai gue jelek mulu! Nggak mau ngulang banyak mata kuliah gue!"

"Iya iya, sabar, sabaar." Kitkat menepuk bahu Katty.

"Huhuhuuu~ Padahal gue udah relain begadang dua hari buat ngerjain tugas itu." Katty merajuk.

Kitkat yang melihat Katty merajuk seperti itu jadi merasa gemas sendiri. Tangan yang awalnya menepuk bahu Katty itu kini berganti dengan menangkup wajah bulat Katty. Cewek itu ia paksa untuk menatapnya. Katty hanya memandang bingung Kitkat yang menangkup wajahnya dan menatap intens padanya.

"Dengerin gue, Kat. Gue tahu sih cari ilmu itu penting, tapi lo juga harus inget ada beberapa faktor yang mungkin bisa menghambat elo buat dapat ilmu dan meraih kelulusan tepat waktu. Contohnya ini nih tentang dosen lo. Lo nggak tahu kan orangnya ternyata model kek begitu?"

Katty menggeleng.

"Ya itu tandanya elo musti sabar dan tetep berusaha yang terbaik buat perjuangin gimana elo memperoleh ilmu sambil menyusun agenda yang pas buat lo selesaiin kuliah. Jangan lupa berdoa juga. Lo ngebet pengen lulus sesuai target, tapi nggak lo imbangin sering-sering berdoa, ya kapan keinginan lo dikabulin sama Tuhan." Cibir Kitkat di akhir ucapannya.

Perlahan tangan Katty terangkat dan menggenggam jemari kiri Kitkat. Detik kemudian, dia tersenyum lembut pada pemuda di hadapannya. Senyum lembut yang entah kenapa membuat Kitkat berasa kesulitan napas akibat grogi.

"Makasih ya, lo udah mau hibur gue. Bener juga sih sama ucapan lo."

Dan Kitkat pun membalas Katty dengan tersenyum manis pula.

***

*) KRS: Kartu Rencana Studi

Katty dan KitkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang