"Aku bilang lepas Mingyu!!" ujarnya yang semakin meninggikan nada bicaranya.
Aku terdiam. Memandanginya yang perlahan mulai menangis.
"Kau ini sinting ya?! Kubilang lepaskan!" kali ini ia berteriak dengan keras.
Ya, keluarkan semua Chaerin.
"Lepaskan, Mingyu! Tidak usah pedulikan aku! Lepaskan!" suaranya mulai bergetar dan air mata terus mengalir di pipinya. Semakin lama semakin deras.
Perlahan, aku bisa merasakan bahwa kekuatannya mengendor. Dan kali ini ia pasrah sambil menutup matanya dan perlahan tubuhnya merosot ke bawah.
"Jeball, lepaskan .." ujarnya sambil menutup mata dan terduduk di lantai.
Akupun ikut duduk di hadapannya. Dan perlahan mulai melepaskan tangannya. Aku merasa sangat bersalah ketika pergelangan tangan gadis itu memerah karena perbuatanku.
Tapi aku benar-benar tidak bisa membiarkannya menyakiti diri sendiri seperti ini terus.
"Jung-Jungkook ... Sepertinya ia benar-benar membenciku sekarang."
*****
Jungkook's side.
Aku berjalan keluar dari BigHit berdua bersama Jena. Setelah Jena melakukan latihan malam, aku memutuskan untuk menjemputnya di BigHit dan mengantarnya pulang.
"Jena-ya, kau sudah makan malam?" tanyaku pada Jena yang tengah sibuk memainkan handphonenya.
Ia hanya menggeleng dan tetap fokus pada handphonenya,"Ajig." (Belum.)
Aku memegang tangannya kali ini, "Baiklah. Ayo kita makan dulu." ujarku sambil melihatnya dari samping.
Ia memasukan handphonenya ke saku celana lalu kembali tersenyum ke arahku,"Geurom!"
Tepat sebelum aku naik ke motor, seseorang dengan kasarnya menarik kerah bajuku. Menjauh dari tempat parkir.
"Sini kau bajingan idiot!"
Aku bisa melihat Jena begitu panik dan terus mengikuti kemana aku ditarik oleh seniorku ini.
"Mi-mingyu sunbae? Neo-neo wa-wairae?"
"Kau ini sudah gila ya?" ujarnya dengan penekanan disetiap katanya.
Aku mengernyit,"Mw-mwo-"
"Aku tidak tahu siapa kau dan ada masalah apa dengan Jungkook. Tapi ayo dibicarakan baik-"
Pandangan tajam Mingyu sunbae beralih pada Jena. Menatapnya tak kalah tajam,"Aku tidak bicara denganmu, jalang sialan!" teriaknya kearah Jena.
Aku menegakan badanku lalu menarik kerah mantelnya tak kalah kuat,"Apa yang barusan kau bilang, sunbae?"
Mingyu sunbae hanya tertawa kecil,"Lihat. Kau begitu mencintai gadis ini ya? Apa kau benar-benar tidak tahu apa yang dilakukan gadis ini di belakangmu?"
Sekilas, aku menatap Jena. Tetapi gadis itu hanya menyelipkan rambut ke belakang telinganya dan melepas pandangan dari kami berdua.
Kali ini Mingyu sunbae menatapku dengan serius lagi dan langsung menarikku menjauh dari Jena.
Setelah kami berpindah ke samping gedung BigHit, Mingyu sunbae langsung melayangkan tinju kearahku dan berjalan mundur. Aku yang terkejut hanya memegangi ujung bibirku yang mengeluarkan darah.
Aku benar-benar tak mengerti dengan apa yang ia lakukan. Kalau aku tidak mengingat dia sebagai senior yang sangat kuhormati, aku pasti akan langsung membunuhnya.
"Neo mwoya sunbaenim ..." (Kau ini apa-apaan senior ...)
"ARGH!!" teriaknya frustasi dengan tangan kanan yang sudah ia letakan di pinggang sedangkan tangan satunya lagi mengusap wajahnya.
Ia dengan cepat berjalan ke arahku,"Neo jinjja molla? Huh?" (Kau benar-benar tidak tahu?)
Aku menggeleng,"Mwoga?"
Ia menunjuk kearah kami datang tadi,"Tentang jalang tadi, sialan!!" teriaknya kearahku.
Tanpa berpikir lagi, aku langsung menghajarnya tepat di pipi kiri. Aku benar-benar tidak tahan dengan orang-orang yang tidak bisa menjaga mulutnya tentang Jena.
"Maaf sunbae, tapi kata-katamu tadi keterlaluan." ujarnya dengan nafas yang menggebu-gebu. Aku benar-benar mencoba untuk menahan diriku.
"Kurang ajar." kali ini ia kembali melayangkan tinjunya. Berbeda dengan yang sebelumnya, kali ini aku terjatuh. Aku bahkan bisa merasakan tulang pipiku berdenyut.
Sepertinya tadi adalah luapan dari segala emosi yang ia tahan.
"Apa kau tidak sadar kalau Chaerin hanya berusaha untuk melindungimu, hah?"
Aku hanya mengernyit tak mengerti. Setelahnya, Mingyu sunbae berjongkok di dekatku dan menatapku serius.
"Dia itu-" Ia menghentikan kalimatnya. Membuang muka keatah lain,"Pikirkan kata-kataku ini baik-baik, Jungkook." ia berhenti lagi kali ini.
"In a world full of unlimited choice, adore those who go hard for you. Or you're going to be sorry if you lost it." Lanjutnya.
Setelah itu ia menegakan badannya,"Obati lukamu nanti. Aku pergi."
Setelah Mingyu sunbae pergi, aku memutuskan untuk benar-benar tertidur lurus diatas tanah dan menatap langit.
Sebenarnya apa yang terjadi?
-to be contiuned.-
eaaa! gaada chaerin's side huehuehue:3
jadi setelah baca chapter ini, kalian maunya chaerin sama siapa? :)
jangan lupa vomentnya ya. chapternya panjang loh ❤
btw, chapter ini mah belom ada apa-apanya hehe. masih banyak konflik seru yg ngebut hati cenat-cenut(?)
yah ditunggu aja pokoknya!♡
saranghae,
-jeonyeriixa-
YOU ARE READING
[C] 다시 놓기;RESET.
Fanfiction[TELAH DITERBITKAN DENGAN VERSI BERBEDA] Aku mencintainya. Ia adalah seseorang yang selalu ada untukku selama 11 tahun terakhir. Kami selalu berbagi dan membutuhkan satu sama lain. Tapi, sejak ia mulai jatuh cinta dengan yang lain, kehadirannya mula...
Enough
Start from the beginning
![[C] 다시 놓기;RESET.](https://img.wattpad.com/cover/76972996-64-k766607.jpg)