+before everything+

10.1K 1.7K 408
                                    

"Oke, keputusan ini sudah dirundingkan bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oke, keputusan ini sudah dirundingkan bersama. Ucapkan selamat kepada Jeon Jungkook, kapten basket baru kita!" Seru seorang pria berseragam training biru dengan sebuah pluit yang menggantung di lehernya. Senyuman bangga menghiasi wajah setengah keriputnya.

Sekitar dua puluh lima orang yang didominasi siswa laki-laki berbalut jaket jersey, duduk melingkari pria paruh baya yang baru saja memberi pengumuman penting itu. Seorang siswa bernomor punggung 10 menjadi pusat perhatian semua orang saat itu. Matanya mendelik tidak percaya, bibir cebilnya terbuka sedikit hingga menampakkan gigi kelincinya yang sedikit menyembul.

"Jungkook pantas mendapat predikat kapten."

"Ya, lagipula dia hebat."

"Tidak ada yang bisa menandingi strategi permainan yang Jungkook punya."

"Dia juga populer. Hah, dia bakal sombong tidak, ya?"

"Mana mungkin. Jungkook itu pendiam dan pemalu. Orang seperti itulah yang cocok menjadi pemimpin tim sekolah kita. Kapten tim sekolah lain hanya bisa menyombong diri padahal kualitas mereka nol."

"Iya, Jungkook tidak banyak bicara. Itu membuatnya semakin keren. Tapi jika sudah berada di lapangan, dia ganas."

"Ya, Jungkook keren! Selamat Jungkook, mohon bantuan kerja samanya."

Yang sedaritadi menjadi bahan omongan tetap bungkam, belum tahu perkataan apa yang seharusnya ia ucapkan. Sebab, menjadi seorang kapten bukanlah keinginannya. Boleh saja ia memiliki kemampuan luar biasa di lapangan basket, tetapi diberi tanggung jawab sebagai seorang kapten?

Oh, dia terlalu acuh untuk hal yang seperti itu.

"Aku minta maaf, tapi aku tidak bersedia," adalah kalimat yang mencelos begitu saja dari bibir sang kapten baru, Jeon Jungkook, membuat semua orang terkejut akan ucapannya.

"Kenapa? Aku sebagai pelatih, para senior, bahkan kepala sekolah, telah memilihmu. Kau yang selalu menyelamatkan pertandingan. Kau adalah pahlawan, Jungkook," tukas si pria paruh baya.

"Ya, lagipula tidak ada yang keberatan. Benar 'kan, teman-teman?" Sahut salah seorang anggota tim, lalu disambut sorakan 'ya, benar. Tidak ada.' dari anggota lainnya.

Jungkook menggigit bibir atasnya, sebelum berucap. "Ahli di lapangan bukan berarti aku harus menjadi kapten. Kurasa ada yang lebih pantas menjabat posisi itu, Jiho-nim."

Jiho melipat lengannya di dada. "Siapa memangnya?"

Jungkook mengulas senyuman yang lebar, lengannya terangkat lalu didaratkan di atas pundak seseorang yang duduk bersila tepat di sebelah kanannya. "Temanku, Kim Taehyung. Dia cocok. Permainannya juga bagus. Dan dia pernah bilang kalau dia berkeinginan menjadi seorang kapten."

Taehyung membulatkan matanya, merasakan panas pada pipinya. "Apa-apaan kau ini? Sudahlah terima saja jabatan barumu itu. Aku sudah tidak ingin lagi."

anonymous (Fanbook Version ON EDITING)Where stories live. Discover now