"luka aku ini gak sebanding sama kesalahan aku dulu ke kamu Mel" mendengar kata-kata Dava membuat Melody semakin mengeratkan pelukannya

"aku sayang kamu Dav"

"aku juga sayang kamu Mel"

tak jauh dari Dava dan Melody yang masih saling berpelukan terlihat Lidya tengah menangis dipelukan Viny.

"mah jangan pergi" tangis Lidya saat polisi menahan Viny

Viny mencoba menenangkan Lidya "maafin mamah ya sayang"

Dava melepaskan pelukannya pada Melody lalu mendekat ke arah Lidya dan Viny.

"papa" Lidya langsung memeluk Dava dan menangis dipelukannya

"tenang sayang" Dava mengusap lembut rambut Lidya dengan penuh kasih sayang

"pa,Lidya mohon jangan biarin pak polisi bawa mama karena mama gak salah" mohon Lidya

polisi yang menahan Viny mendekat ke arah Lidya dan Dava "tenang nak kami akan memeriksa ibu mu terlebih dulu di kantor polisi dan jika ibu mu ini tidak bersalah maka dia akan terbebas tanpa syarat apapun"

Lidya melihat ke arah polisi tersebut "mama pasti bebas karena mama gak salah pak,mama udah nolongin aku dan papa dari mereka"

Lidya menunjuk ke arah Hanif dan Faris "iya saya mengerti tapi kami tetap akan membawanya ke kantor polisi"

Lidya hanya pasrah dan berharap kalau sang mama akan bebas dalam waktu yang cepat.

"kalau begitu kami permisi pak,bu" pamit polisi tersebut pada Dava dan Melody sambil membawa Hanif,Viny dan Farish ke kantor polisi

"silahkan pak" jawab Dava

"aku titip Lidya sama kalian" pamit Viny sebelum pergi

polisi tersebut pun telah pergi dan menyisakan Dava dan yang lainnya.

"sykurlah kamu gpp Lidya" kata Melody sambil memeluk Lidya dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri dan membuatnya teringat akan Kinal yang hilang

"ayo kak kita pulang" ajak Ve pada Melody

Melody mengangguk lalu mereka semua pergi dari gedung tua itu sementara Dava dibantu oleh Dika saat berjalan.

*

Seminggu berlalu semenjak insiden Lidya diculik,Melody dan yang lainnya masih belum bisa menemukan titik terang dimana Kinal saat ini dan siapa yang telah menculik Kinal. polisi pun tidak bisa melacak penculik yang sudah menculik Kinal karena mereka terlalu bermain dengan cukup pintar.sedangkan Lidya yang sempat bersedih akibat sang mama yang ditahan oleh polisi kini bisa tersenyum lega karena Viny telah terbebas dan tidak terbukti bersalah.

"Kinal dimana kamu Nak,mama kangen" tangis Melody saat melihat foto Kinal yang selalu ia pandangi

beberapa orang yang berada di ruang tamu bersama Melody memperlihatkan kesedihan mereka seperti apa yang dirasakan oleh Melody.

"tenang ya Mel,aku dan yang lainnya janji akan terus berusaha untuk mencari Kinal" Dava membawa Melody ke dalam dekapannya berusaha untuk menenangkan wanita yang dicintainya itu

sedangkan yang lain nampak berfikir,kira-kira siapa yang sudah menculik Kinal dan dibawa kemana si Kinal oleh penculik tersebut.

Ve yang sedari tadi terlihat diam dan cenderung melamun sampai tak sadar bahwa ia tengah diperhatikan oleh seseorang yang berdiri tak jauh darinya. namun tiba-tiba seseorang itu mendekat ke arah Ve,Ve yang masih melamun tersentak kaget saat sebuah tangan menarik tangannya dan menjauh dari yang lain.

"lepas! apa-apaan sih narik tangan orang seenaknya!" marah Ve saat ia ditarik ke taman komplek yang sangat sepi

seseorang itupun melepaskan tangan Ve dengan sedikit kasar "udah Ve kamu gak perlu bersandiwara di depan aku meskipun kamu bisa bohongi yang lain tapi engga sama aku!"

Ve cukup tersentak mendengar kata-kata tersebut dari mulut seseorang yang dulu pernah menjadi sahabatnya yaitu dokter Nata "maksud kamu apa sih!"

Dokter Nata tersenyum sinis sambil bersendekap dada tepat di hadapan Ve.

"masih aja kamu pura-pura bodoh Ve hah!" ucapnya sinis

"terserah kamu mau bilang apa,dengerin kamu marah-marah kaya gini cuma buang-buang waktuku aja!" Ve segera beranjak pergi namun dengan cepat dokter Nata menahannya

"aku tau kamu yang udah culik Kinal!" ucapan dokter Nata membuat pergerakan tangan Ve yang ingin melepaskan diri dari dokter Nata terhenti

"kamu bilang apa tadi?aku yang culik Kinal?" tunjuk Ve ke dirinya sendiri dan dokter Nata mengangguk

"hahahaha" tawa Ve yang membuat Dokter Nata menyerengit bingung

"gak ada yang lucu Ve!" bentak dokter Nata yang terlihat muak dengan sikap Ve

Ve yang tidak suka dibentak oleh orang yang sudah asing untuknya itu menatapnya tajam "ada kok yang lucu yaitu kamu Nat! kamu sangat amat lucu sampai-sampai menuduh aku yang menculik Kinal bahkan kamu liat sendiri saat itu aku dalam keadaan pingsan dan terikat. apa itu bukti bahwa aku yang sudah menculik Kinal hmm?"

dokter Nata tersenyum sinis dan balik menatap dalam mata Ve dengan penuh curiga "aku udah yakin Ve kalo kamu pasti akan mengatakan hal itu"

Ve masih diam

"orang yang bersikap tenang belum tentu ia tidak sedang menyembunyikan sesuatu justru dia sedang menyembunyikan sesuatu yang penting dan aku melihatnya dari kamu Ve. mungkin benar waktu itu aku melihat kamu dalam keadaan pingsan dan terikat tapi bisa juga kan kalo kamu bekerja sama dengan orang lain untuk menculik Kinal,seolah-olah ini adalah kasus penculikan sungguhan tapi nyatanya penculikan Kinal adalah manipulasi kamu sendiri dengan beberapa orang suruhanmu"

diluar dugaan Ve bahwa dokter Nata bisa mengatakan hal tersebut.

"pikiranmu bagus juga ya Nat tapi sayang aku sama sekali tidak terlibat dengan Kinal yang diculik! aku sangat mencintainya jadi untuk apa aku menculiknya? dasar sinting!" bentak Ve balik pada dokter Nata sambil melepaskan tangannya dan pergi meninggalkan dokter Nata yang masih menatap Ve curiga

"suatu saat aku akan membuktikannya Ve"

kini Ve sudah kembali bergabung bersama yang lain begitu juga dengan dokter Nata. mereka kembali membicarakan untuk mencari keberadaan Kinal.

"Mungkin tidak saat ini Kinal kita temukan tapi kita harus yakin bahwa Kinal akan segera kita temukan dalam waktu yang cepat" yang lain mengangguk menyetujui ucapan Dava.









"aku janji Mel akan menemukan anak kita secepatnya"

















E
N
D..........

I Love You,Bubi [END]Where stories live. Discover now