BAB 1 : Run Away

2.7K 383 40
                                    

Jeonghan sudah lama berkecimpung dalam dunia showbiz, menjadi pembaca berita adalah masa depan yang telah orang tua tetapkan untuknya. Dia dilatih untuk bicara dengan berani dan benar sejak usianya tiga tahun. Dia telah bertemu dengan berbagai macam orang, dia telah berhasil menaklukan segala situasi, Jeonghan di kenal dan di sukai berkat keahlian mulutnya. Namun kecakapan berbicara yang dia peroleh tidak mengajarinya bagaimana cara menghadapi seorang mantan yang sedang marah dan bagaimana cara meminta tolong.

.
.
Ladraw_Lau's present :
.
.
RUN AWAY
Turn The Pain

.
.
Choi Seungcheol, Yoon Jeonghan, Kim Mingyu, Hong Jisoo & others
.
.
Fluff/ Angst/ OOC/ Yaoi(Gay)/ Rate!M
.
.
Enjoy
.
.
.

Jeonghan duduk berhadapan dengan Seungcheol di ruang tamu kecil, yang masih persis sama seperti di ingatannya. Dia duduk dengan gusar karena pandangan lelaki yang terus menatapnya dingin. Jeonghan melihat Seungcheol takut, dia sesungguhnya tidak punya keberanian lagi untuk bertemu dengan lelaki yang telah dia campakkan enam tahun lalu itu. Tapi dia harus, atau dia akan berakhir di jalanan sebagai pilihan terakhir.

"Aku.. sebenarnya.. ada sesuatu yang terjadi, aku pergi dari rumah, dan aku butuh tempat tinggal yang tidak di ketahui keluargaku. Ja-jadi aku kemari. Tapi--tapi kau bisa menolaknya, aku tidak memaksa." Jeonghan memainkan jarinya gugup, dia sangat khawatir atas penolakan yang mungkin Seungcheol berikan.

Alis Seungcheol naik sebelah, raut wajahnya mengeras. "Kenapa kau berpikir bahwa kau bisa kembali lagi ke sini?" Ucapnya tajam.

Jeonghan menelan ludahnya, tenggorokannya yang kering terasa sangat sakit. "Keluargaku tidak akan berpikir aku akan pergi padamu. D-dan kita punya sesuatu di masa lalu. Maksudku, aku bukan siapa-siapa sekarang tapi dulu kita pernah dekat. A-aku hanya--" Jeonghan menggigit bibir, menahan air mata yang hampir tumpah. Oh ya, dia bahkan tidak bisa bicara dengan benar.

Jeonghan duduk pada potongan kecil sofa, dia tidak duduk dengan nyaman karena takut jejaknya akan meninggalkan bekas, dan takut kalau Seungcheol tidak mau mengingat tanda kalau Jeonghan telah mencmpuri kehidupannya lagi setelah sekian lama pergi.

Seungcheol tidak berkata sepatah katapun. Hal itu malah membuatnya semakin takut. Seungcheol mungkin tidak ingin melihatnya, mungkin dia sedang mempersiapkan kata-kata yang sangat kejam untuk mengusirnya. Jeonghan menggaruk celananya sampai dia merasakan perih pada kulit di bawahnya. Seharusnya Jeonghan tidak berpikir untuk meminta belas kasih pada Seungcheol.

"A-aku akan pergi sekarang. Maaf  mengganggumu."

Jeonghan membungkuk, berjalan ke arah pintu dengan cepat. Dia mencapai pintu putih kusam yang berderik ketika di buka. Steve duduk di beranda bobrok dengan mata sedih, dia menggonggong ketika Jeonghan membelai kepalanya, seolah tau bahwa mantan majikannya akan pergi lagi.

Jeonghan menatap ke dalam, masih mengharapkan Seungcheol ada di dekatnya untuk membiarkannya tinggal. Setelah beberapa saat, pintu itu tetap tidak bergerak dan Jeonghan akhirnya mengetahui keputusan Seungcheol. Memangnya apa yang dia harapkan, Jeonghan lah yang pertama kali pergi dan seharusnya dia tidak kembali setelah kesakitan yang pernah dia torehkan pada Seungcheol. Seharusnya dia tau diri.

Jeonghan mendorong pagar setelah memutar kunci yang masih menggantung. Dia telah lama tidak menyusuri jalanan kompleks perumahan sederhana ini, banyak yang sudah berubah. Jeonghan berjalan perlahan sambil mengingat-ingat jalan mana yang harus dia ambil sekalipun dia juga tidak yakin kemana dia akan pergi.

Turn The Pain [JeongCheol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang