CHAPTER 19

239 40 32
                                    


"Kau sudah memberitahukan semuanya?" tanyanya dengan wajah datar.

"Sudah. Aku sungguh berterimakasih padamu, sunbae," kataku berusaha tersenyum. Wajah datarnya membuatku menjadi canggung.

Kami terdiam, tidak ada yang ingin membuka suara tapi juga tidak ada yang ingin pergi. "Sunbae, maaf untuk kemarin." Akhirnya aku memutuskan untuk membuka suara terlebih dahulu.

"Maaf untuk apa?" tanyanya masih dengan wajah datar.

"Emm.. I-itu—" aku sendiri tidak tahu sebenarnya aku minta maaf untuk apa? Memang aku melakukan kesalahan padanya? "—aku minta maaf karena kemarin bertemu denganmu di dorm?" Itu bukan pernyataan, lebih seperti pertanyaan.

"Kenapa kau harus minta maaf?" Wajah datarnya membuatku semakin canggung.

"Karena aku bersama dengan Chanyeol sunbae," kata-kata itu meluncur juga dari mulutku. Sebenarnya ada apa sih denganku? Kenapa aku harus minta maaf karena aku bersama dengan Chanyeol?

"Kalau kau benar-benar minta maaf, kau harus mau makan malam denganku." Mwo? Kenapa jadi begini? Melihatku yang terdiam, Dyo berkata lagi, "Jadi kau hanya mau makan dengan Chanyeol, huh?"

"Bu-bukan begitu. Oke, mari kita makan malam."

...

Seperti yang sudah aku duga, Ye In langsung memberondongku dengan banyak pertanyaan.

"Apa yang kau bicarakan dengan Dyo sunbae? Kenapa wajahnya yang tadinya datar berubah menjadi senang? Kau bilang apa padanya? Kalian merencanakan sesuatu? Bagaimana dengan pertemuan dengan asisten wakil CEO?" Dia hanya menanyakan satu pertanyaan tentang asisten wakil CEO dan 4 pertanyaan tentang Dyo.

"Jadi kau lebih tertarik dengan Dyo sunbae? Pertanyaanmu banyak sekali tentangnya, padahal aku punya masalah yang lebih penting." Aku tidak menjawab satu pun pertanyaannya.

"Yah, kau tidak menjawab satu pun pertanyaanku," katanya sambil cemberut.

"Asisten wakil CEO bilang dia akan memprosesnya karena ternyata sudah banyak laporan mengenai laki-laki brengsek itu." Aku memutuskan hanya menjawab tentang masalahku yang lebih penting.

"Baguslah kalau begitu, supaya tidak ada perempuan yang menjadi korbannya lagi. Ayo kita ke ruang latihan," ajak Ye In.

"Ye In-ah, saat bertemu dengannya kita harus terlihat biasa saja. Arraseo?"

"Ne."

Laki-laki brengsek itu masuk ke dalam ruang latihan dengan senyuman yang membuatku ingin muntah. Setelah melihatnya sekarang, aku baru sadar matanya selalu melirik ke arah Ha Mi. Dasar mesum!

Aku merasakan lenganku disenggol oleh Ye In yang ada di sebelahku. "Eun Ra-ya, tadi kau yang bilang sendiri kita harus bersikap biasa saja. Tapi kau yang tidak biasa. Matamu jangan melotot seperti mau menerkamnya seperti itu." Aku tidak sadar kalau daritadi aku melotot padanya. Untung Ye In memberitahuku. Aku buru-buru menormalkan mataku supaya terlihat biasa saja.

Sejujurnya aku sudah tidak bersemangat untuk latihan. Tapi aku ingat bahwa aku harus dapat mewujudkan cita-citaku ini. Sudah banyak perjuangan yang aku berikan untuk dapat sampai ke titik ini. Aku tidak mau menyia-nyiakan perjuanganku selama ini.

Bayang-bayang Soo Ri yang berlinang air mata melintas di benakku. Rasanya sakit melihat sahabatku menangis seperti itu. Tapi rasa sakitku tergantikan oleh rasa kecewa yang begitu sangat padanya. Dia, sahabatku, tega melakukan semua itu padaku?

Aku tersadar dari lamunanku saat terdengar keributan di sekelilingku. "Kyo Woon-ssi, silahkan ikut kami," kata dua orang berbadan besar seperti bodyguard yang masuk ke dalam ruang latihan. Jelas saja terdengar suara teriakan dari trainee perempuan.

LITTLE STAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang