Between Zavier, Yuranka, and Dion

4.3K 80 35
                                    

Masih mau baca ini? Peringatan yah author nggak tanggungan kalo kalian tiba-tiba bergairah atau melakukan sesuatu yang enggak-enggak. Cerita ini hanya untuk orang dewasa. Not a virgin-consumed! BEWARE! Oh dear, just wanted to be fu*ked by Dion already! hahahaha

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yuranka berjalan gontai ke kamar Dion. Dia mimpi buruk. Setelah dalam waktu seminggu dia diperkosa oleh dua laki-laki. Dan Yuranka belum bercerita mengenai Zavier. Yuranka malu dan merasa hina dihadapan Dion. Dia merasa telah melukai cowok itu. Di dapatinya Dion masih terjaga dengan laptop dan beberapa buku diatas tempat tidur.

Yuranka naik ke atas ranjang tunangannya dan memeluknya dari belakang dalam diam. Dion sedikit tergagap. Dengan lembut dia menepuk-nepuk punggung tangan Yuranka yang memeluk perutnya. “Kenapa An? Mimpi buruk lagi?”

Dion melepas lingkaran tangan Yuranka dan berbalik menghadap kekasihnya. Dahi Dion berkerut melihat kantung mata Yuranka yang menghitam. Wajahnya juga pucat, kurang segar.

“Gue nggak bisa tidur Yon, temeni gue...” Yuranka kembali memeluk kekasihnya. Mencari kehangatan dalam tubuh cowok itu.

Dion memeluk kekasihnya itu dengan hati teriris. Sudah tiga hari Yuranka kesulitan tidur dan itu cukup membuat Dion tertekan. Nggak biasanya Yuranka begini. Biasanya kalau Yuranka tertekan dia akan meminta jatah pada Dion dan setelah itu dia akan kembali seperti biasa. Namun kali ini Yuranka hanya bersikap manja. Dia benar-benar sakit.

Dion mematikan laptopnya dan menyingkirkan buku-bukunya. Kemudian dia menidurkan kekasihnya di ranjangnya. Yuranka bergelung di samping Dion. Mencari kehangatan dan ketenangan. Dion mengusap lembut kepala Yuranka, yang selalu dia lakukan kalau Yuranka terbangun.

“An, besok ke dokter aja ya? Kayaknya lo sakit.”

Yuranka menggeleng pelan di dada Dion.

“Kenapa? Kondisi lo udah kayak gini. Makan nggak mau, tidur nggak bisa.... Ke dokter ya?”

Yuranka menggeleng lagi. “Nggak Yon gue malu. Gue takut.”

“Kenapa takut?”

Yuranka merasakan matanya pedih. “Gue takut gue kenapa-napa Yon. Dan gue takut itu bukan karena lo.”

Dion terdiam. Sejujurnya ketakutan itu ada. Ketakutan kalau Yuranka hamil. Mengingat apa yang dilakukan Barra tempo hari bisa dibilang kemungkinan itu bukan nol persen. Yuranka merasa semakin sakit mengingat kemungkinan dirinya hamil bukan hanya karena Barra, namun juga Zavier. Yuranka hanya ingin Dion. Bukan Barra maupun Zavier.

“Itu masalah nanti Anka sayang, yang penting lo sehat dulu. Sakit gue liat lo kayak gini. Ya? Ke dokter ya An? Lo mau apa aja ntar gue kasih deh.”

Yuranka terkikik geli mendengarnya. Dion memang selalu bisa menghiburnya. “Ah Dion, emangnya gue anak kecil.”

Dion ikut tersenyum geli. Beberapa saat kemudian Yuranka tertidur dalam pelukan Dion. Yuranka selalu bisa menemukan kehangatan dalam diri Dion. Itulah yang membuatnya jatuh cinta pada cowok itu. Yuranka hanya belum bisa membuang dirinya yang bernama Ditta itu.

Yuranka terbangun keesokan harinya dengan Dion masih memeluknya. “Pagi.” Sapanya dengan senyum sehangat sinar mentari. Yuranka menyesal baru menyadari senyum yang selalu diberikan Dion padanya. Begitu indah. Dan yang selalu dia sia-siakan.

“Kok lo udah wangi sih!”

Dion tersenyum geli. “Ya jelaslah, gue kan udah mandi Anka.”

“Kok lo masih bobo sama gue?”

Beauties and GeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang