Night with Zavier

5.7K 83 5
                                    

Barra tertawa sesekali mengingat acara bersenang-senangnya kemarin lusa bersama Yuranka. Entah sudah beberapa kali juniornya ikutan menegang hanya dengan membayangkan Yuranka. Gadis pendiam berkacamata itu lebih menarik daripada sosoknya sebagai Ditta yang selalu menggoda. Well, Barra menyukai keduanya. Tapi dia lebih suka membuat gadis culun berteriak di ranjang daripada gadis penggoda yang membuatnya berteriak.

“Heh, pagi-pagi udah mikir mesum aja lo Bar!”

“Suka-suka gue dong Kas!” ujar Barra dengan senyum masih menghiasi wajahnya.

“Lo bisa masuk penjara kali! Itu namanya merkosa anak orang Bar! Lo udah sinting, masa dateng ke rumah orang terus merkosa si tuan rumah!” Lukas masih mencibir di balik mejanya.

Barra memajukan bibirnya. “Bilang aja lo cemburu Kas.” Barra tergelak. “Mungkin bakal jadi agenda mingguan nih gue dateng ke rumahnya.”

Lukas melotot. “Lo gila bro! Lo lupa ada tunangannya! Mau mati cepet hah?”

Barra menepuk jidatnya. “Oh ya gue lupa ada si tolol itu. Sialan, kalo aja si tolol itu nggak balik cepet mungkin gue bakal lanjutin lagi deh itu, ckckck!”

Lukas memutar bola matanya. “Yang ada si Ditta keburu mati sebelum lo klimaks! Lagian lo nekad banget ngeseks nggak pake pengaman gitu Bar! Berapa kali coba lo nyembur?”

Barra menghela napas. “Iya gue kelupaan, kan niatan gue nggak merkosa tuh cewek. Kebawa suasana aja sih Kas. Lagian dia menggoda banget buat dicicipin, nggak tahu deh berapa kali gue klimaks. Yah kalo hamilpun gue bisa tutup mulut dia, nggak masalah lah.”

Lukas menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar kata temannya itu. “Sadis lo, kena karma rasain deh! Gimanapun juga namanya tetep perkosaan itu!”

Barra berdiri dan memutar tubuhnya. “Biasa aja sih Kas, lagian gue yakin tuh cewek udah nggak virgin lagi. Kalo nggak sama cowok lain paling juga dia udah ngeseks tiap hari sama si tolol itu.”

“Gue Cuma ingetin lo aja Bar, kalo emang bener nggak Cuma sama lo aja dia ngeseks, bakalan lebih runyam masalah kalo dia beneran hamil nanti.”

“Ya ya ya terserah.” Barra melenggang pergi dari kantor Lukas. Dia tak ada niatan kembali ke kantornya. Tidak ada meeting yang perlu di hadirinya. Tapi hari masih pagi dan dia tak mungkin mampir ke pub langganannya. Rasanya kaki Barra menariknya pergi ke rumah Yuranka lagi tapi logikanya menolak. Sepagi ini kalo gadis itu nggak ada dikampus berarti si tolol itu ada bersamanya. Barra memang harus menyuruh orang untuk mengawasi kapan Yuranka akan berada seorang diri. Dnegan begitu dia bisa kembali bersenang-senang dengan gadis itu.

****

Yuranka mengemasi barangnya dengan cepat malam itu. Selain Dion tak bisa menjemputnya karena ada kuliah malam, dia benar-benar takut akan diserang lagi oleh seniornya yang bernama Zavier. Dion bilang dia sudah memesankan taksi untuk Yuranka.

“Yuranka?” Yuranka baru saja memasukkan file-file nya ke dalam lemari file ketika di dengarnya suara yang membuat bulu kuduknya merinding. Bahkan Yuranka tanpa sadar menutup lemarinya dengan cukup keras. Jantungnya hampir copot mendengar suara laki-laki yang dihindarinya itu.

Yuranka menoleh takut-takut. Zavier tersenyum ke arahnya.

“Sudah mau pulang?” tanyanya.

Yuranka segera mengunci lemari itu dan bergegas melewati seniornya. “Heh, gue nanya baik-baik. Jawab dong, sweety!” Yuranka tersnetak ke belakang saat lengannya ditarik dengan keras. Gadis itu terjerembab ke belakang dengan keras. Kacamatanya bahkan jatuh.

Yuranka segera mengambil kacamatanya dan bergegas bangun. Namun sebelum dia berhasil bangun, yang menunggu di depannya adalah sebuah jamur raksasa. Yuranka melotot melihatnya dan otomatis kepalanya dimundurkan ke belakang. “Apa-ap-mmmhhh”

Beauties and GeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang