Dion vs Barra

5.1K 76 1
                                    

“Hei, anak baru.”

Yuranka baru saja mengemasi barangnya ketika seorang pria bersandar di celah kubikelnya. Felicia sudah pulang lebih awal karena dia harus check up ke rumah sakit. Yuranka harus melakukan 2 jam terakhir pekerjaan Felicia. Kata Rahmantyo itu adalah salah satu bentuk usaha anak baru untuk menjadi bagian dari perusahaan server itu. Bukan masalah bagi Yuranka, karena dia juga tak ada acara malam itu. Tapi kini Yuranka yakin dirinya akan semakin terlambat pulang.

“Ya, ada apa?” Yuranka menolehkan kepalanya dan detik berikutnya dia menjatuhkan tasnya kembali ke atas mejanya. Mulut Yuranka sedikit terbuka melihat pria yang kini menyeringai padanya.

“Kaget? Masih inget gue?”

Yuranka mengumpat dalam hati. Jelas dia mengingat pria di depannya ini. Mana mungkin orang lupa begitu saja setelah melihat adegan mesum di bilik kamar mandi kantor. Yuranka menyumpahi dirinya ketika dia mulai membayangkan ‘raksasa’ milik pria di depannya itu.

“Ah... eng-enggak kok. Ada apa ya Pak?” Yuranka menunduk berusaha menghindari tatapan pria didepannya.

“Lo nggak pinter bohong Yuranka Leditya...” ujar pria itu sambil tergelak. Pria itu berjalan mendekati Yuranka. Lebih tepatnya memojokkan gadis itu. “Jelas banget lo masih inget gue. Toilet?”

“Emm, sorry saya nggak inget kok.” Yuranka berusaha berkelit dari pria yang kini sedikit membuatnya takut. Yuranka membenarkan kacamatanya yang melorot. “Maaf pak saya mau pulang.”

Lengan kokoh pria itu segera memenjarakan Yuranka di dinding kubikelnya. “Loh gue belum selesai, jangan buru-buru dong. Gue harus memastikan lo nggak ngember masalah ini, Yuranka.”

Yuranka berusaha menjauhkan tubuh pria itu. Yuranka harus menghindari kontak apapun dengan laki-laki di ruangan sepi atau napsunya akan berbicara. “Maaf Pak saya beneran nggak tahu apa yang bapak bica-mmmhhh”

Pria itu membungkam Yuranka dengan bibrinya. Yuranka melotot karena dirinya tiba-tiba di serang. Yuranka berusaha membebaskan diri sebelum gairahnya menguasai akal sehatnya. Apalagi Yuranka mulai yakin pria ini adalah orang pro yang banyak pengalaman. Pipi Yuranka memerah saat pria itu menjauhkan bibirnya.

“Kalau lo bohong lagi, gue bakal melakukan lebih dari yang tadi Yuranka.” Pria itu menyeringai melihat Yuranka melotot padanya. “Jadi gue tanya sekali lagi, lo masih inget gue?”

Yuranka berada dalam dilema. Kalau dia bilang dia ingat, sama saja mengakui kalau dia masih mengingat adegan memalukan itu. Tapi kalau dia menggeleng, pria itu bisa saja memperkosanya. Yah, walaupun pilihan kedua tak merugikan Yuranka seutuhnya. Malahan Ditta akan semakin senang.

Baru saja Yuranka membuka mulutnya untuk menjawab, pria itu kembali menyerangnya. Kali ini memanfaatkan kesempatan saat Yuranka lengah dan pria itu berhasil memasukkan lidahnya. Yuranka sedikit tersentak ketika lidah pria itu menjelajah rongga mulutnya bersamaan dengan tangannya yang besar meremas dadanya. Tangan Yuranka bergetar berusaha menjauhkan tangan pria itu. Gairahnya benar-benar sudah membuncah. Dan Yuranka tak mau dia lepas kontrol.

“Saya baru mau menjawab!” gertak Yuranka begitu pria itu sedikit menjauh darinya. Yuranka kembali membenarkan kacamatanya dengan kesal. Dia sudah hampir menyelinap melalui lengan pria itu ketika pria itu kembali memojokkannya. “Pak, jangan merendahkan saya!”

Pria itu kembali tergelak. “Gue nggak ngerendahin lo. Gue Cuma ngasih lo pelajaran aja biar sedikit hormat sama senior. Lo jelas inget sama gue dan gue peringatin aja kalo lo berani nyebarin berita jelek tentang gue.” Kemudian pria itu menjauhkan dirinya dari Yuranka dan membiarkan Yuranka lewat. Yuranka mengambil tasnya dan bergegas berjalan melewati pria yang menyebalkan baginya itu.

Beauties and GeekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang