Part 16

3.8K 151 0
                                    

"Fy..." Ify menghempaskan tangan Rio begitu saja dan berlari cepat menuruni tangga, di bawah sana ia bertemu dengan kedua orang tuanya dan kedua orang tua Rio namun ia tak menggubris. Cepat-cepat ia berjalan keluar rumah namun sempat mendengar mereka bertanya pada Rio.

"Kenapa Yo? Masih marah?"

"Nggak apa-apa Om. Nanti juga nggak marah lagi."

Rasanya Ify ingin menangis saat ini menumpahkan semua kekesalannya dan kekecewaannya, hatinya perih saat Rio memilih mundur tak ingin berjuang bersamanya. Ia yakin ini pasti karena Kezia! Kezia, perempuan itu seharusnya tidak ada dan mempersulit semuanya.

TINNN!!!

Ify tersentak kaget mendengar suara klakson mobil di depan gerbang rumah Rio, dahinya terlipat-lipat merasa tak mengenali mobil itu. Ify menggedikkan bahu acuh, mungkin teman Dady atau teman Om-nya namun pertanyaan Ify terjawab saat melihat siapa yang keluar dari mobil mewah itu. Hati Ify mencelos seketika, ia ingin menghindari masalahnya saat ini tapi kenapa malah pemuda ini datang ke hadapannya.

"Ngapain lo?" Semprot Ify.

"Jemput lo. Ayo masuk!" Ajak sosok itu dengan nada datar.

"Gue nggak mau! Ingat ya, gue menolak perjodohan ini jadi gue menolak untuk diantar-jemput sama lo." Ucap Ify sinis.

Bani-sosok itu tersenyum miring, "Bisa kita bicarakan di dalam mobil?"

Ify tampak berpikir, sepertinya Bani juga tidak menyukai adanya perjodohan ini dan nggak ada salahnya ia menuruti ucapan Bani. Mungkin di dalam mobil nanti mereka bisa membahas hal itu, "Ok!" Putus Ify lalu masuk ke dalam mobil Bani.

Bani menghela nafas dan melunturkan senyum miringnya menjadi wajah datar lagi, ia ikut masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya dengan pelan. Keheningan tercipta di dalam mobil sampai suara Ify memecah semuanya.

"Jadi?" Tanya Ify

"Gue udah nolak." Ucap Bani tanpa ekspresi.

"Terus?" Tanya Ify antusias.

"Mama-Papa nggak setuju. Mereka tetap kukuh menjodohkan gue sama lo."

Bibir Ify mengecurut, "Pokoknya lo harus bisa batalin perjodohan ini. Gue nggak cinta sama lo, gue cintanya Cuma sama Rio."

"Gue tau dan akan gue usahakan."

"Sekarang gimana?"

"Ikuti kemauan mereka termasuk pergi-pulang bareng terus kita susun rencana untuk membatalkan perjodohan ini." Ucap Bani

Ify mengetukkan jarinya ke dagu lalu mengangguk, "Ok! Kita sepakat buat kerjasama." Ify tersenyum lega, akhirnya ada juga jalan untuk keluar dari masalah ini dan nantinya semoga berhasil.

Setidaknya gue nggak berjuang sendiri, gue berjuang sama Bani yahhh meskipun gue berharap Rio tapi udahlah, yang penting masalah ini harus diselesaikan.

+++

Kini ia tau apa rasanya sakit hati, patah hati, dan segala macam yang berhubungan dengan kegagalan hati. Kini ia tau bagaimana rasanya teracuhkan, tak dianggap ada ketika berpapasan. Dan ia sekarang hanya bisa pasrah menjalani ini semua, kesalahan fatal yang ia buat tak bisa termaafkan begitu saja bahkan rasa benci gadis itu pada dirinya pun tak mampu terkikis sedikit.

Lagi-lagi ia menatap gadis itu berjalan bersama laki-laki yang akhir-akhir ini dekat dengannya, laki-laki yang gadis itu akui sebagai tunangannya. Ada rasa marah dan cemburu, gadis yang dulu berlari mengejarnya kini berbelok arah meninggalkannya.

"Vin..." Seseorang menepuk pundaknya, mengalihkan perhatiannya dari gadis yang sejak tadi diamati kepada pria yang menjadi sahabatnya ini.

"Perjuangin Vin!" Cakka hanya bisa memberi semangat untuk sahabatnya yang terkena syndrome galau ini beberapa hari belakangan.

My Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang