chapter4

27 4 0
                                    

Hiks...hiks.., gk ada yang ntge vote nih cerita gua...😥😥😥

Zayn Pov

Ku buka mataku perlahan, dan aku merasakan badanku sakit semua. Terutama di bagian perut, wajah dan kakiku.

Kemudian aku melepas selang yang berada di hidungku.

Dan kulihat Bella disampingku. Matanya sembab dan rambutnya seperti tidak diurus.

"Zayn, kau sudah sadar?" ucapnya sambil tersenyum manis.
Aku hanya membalas dengan senyum lemah.

"Zayn, kau pasti marah padaku yah? Ayo pukul aku Zayn, pukul" katanya sembari mengambil tanganku untuk memukuli kepalanya.

Aku pun menahan tanganku dan mengganti pukulan yang dia buat menjadi sebuah belaian lembut di rambutnya.

"Aku tidak bisa marah padamu Bella, apalagi kau tidak berbuat salah" kataku sambil menatap mata birunya.

"Tap-" ucapnya terputus karena aku memotongnya.

"Sudah cukup, berhenti menyalahkan dirimu sendiri, Bella Belek" potongku sambil meledeknya.

"Apa yang kau bilang tadi, belek?
Astaga Zayn kau tega sekali" katanya, sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ha.. ha.. ha... Aww!!!" ringisku ketika perutku tertekuk akibat tertawa yang lumayan keras.

"Zayn kau jangan banyak gerak, jahitan diperutmu itu baru mengering" ucapnya kawatir.
Lucu sekali wajahnya.

"Siap, bu Dokter" kataku dengan menunjukkan deretan gigiku yang rapi. 'Ah Pede sekali kau zayn'.

Dia hanya tersenyum malu.
"Emm, ngomong- ngomong sudah berapa lama aku tidur"
Tanyaku di sela sela keheningan.

"Lima" jawabnya.

"Hah!!!, lima tahun. Jadi aku tidak bisa menikmati masa mudaku dong?. Berarti umurku sudah berapa tahun?" godaku.

"Zayn.... Lima hari Zayn.. l-i-m-a
h-a-r-i, Zayn bodoh" katanya sambil menekan kata lima hari.

"Demi tikus yang memakai celana dalam, kau mengatai seorang Zayn Malik yang super  ganteng ini dengan sebutan bodoh?" kataku berpura - pura marah.

"Ha ha ha, zayn cukup kau membuat perutku sakit saja" tawanya yang manis membuat bibirku tanpa di sadari sudah ikut tersenyum juga.

"Kau lapar?" tanyanya.
"Ya. sangat sangat lapar" kataku.
Bagaimana tidak lapar?, aku belum makan selama lima hari cuy?. Tapi sebenarnya aku makan, tapi lewat selang. Gak terasa kan? Toh aku belum sadar.

"Sssshhhh" ringisku karena aku mengubah posisi tidurku menjadi agak lebih ke atas, jadi perut sialan ini tertekuk lagi.

"Zayn. Aku kan sudah bilang, jangam banyak bergerak dulu" ucapnya kawatir sambil mengarahkan badanku ke posisi semula.

"Emm, lebih baik kamu makan, setelah itu minum obatmu". Serunya dengan membawa makanan yang tidak pernah kusukai. Kau tahu apa itu?. Itu bubur, bubur yang menjijikkan.

"Tidak. Aku ingin pizza" kataku sambil melengoskan wajah gantengku.

"Ayolah Zayn, ini tidak kalah enaknya sama pizza. Lagian lebih sehat ini kan" katanya dengan gaya menggodaku.

Aku hanya menggelengkan kepalaku bertanda tidak, sambil memasang wajah jijik.

"Zayn. Makanlah, kau tahu aku kawatir padamu selama lima hari. Tapi apa sekarang? aku memberimu makan. Tapi kau tidak mau, nanti kalau sakit aku khawa-"

"Stop. Jangan lanjutkan ucapanmu. Oke aku mau'' potongku sembari melipat tanganku didepan didepan dada.
Dia hanya tersenyum puas.

"Oke sekarang aku suapin. Aaakk" katanya memberiku satu sendok yang berisi bubur.
Dan anehnya dia ikut - ikut membuka mulutnya. Padahal yang makan kan aku. Dia memang Menyebalkan.
.
.
.
.

.
.
Vashappenin!!!...
Aduhhh coc cwit banget ya bang jen. Padahal dia baru sadar, udah bisa romantis - romantisan. Cieee
Ciee....



.

GOOD BYETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang