Part 8

3.4K 358 38
                                    

Real Life

Setelah kepulangan mereka dari bulan madu selama satu minggu, Al dan Yuki akan menempati sebuah rumah mewah bergaya klasik eropa yang dihadiahkan oleh kedua orangtua Al dan kedua orangtua Yuki. Sayangnya, kepindahan itu harus tertunda selama satu minggu, dikarenakan sebuah ruangan yang belum selesai renovasinya. Jadi, Al dan Yuki tinggal sementara dirumah orangtua Al selama satu minggu itu.

Kemarin tepatnya, Al dan Yuki benar-benar pindah dan menempati rumah baru mereka. Sebenarnya, Al telah memiliki rumah sendiri dari hasil kerja kerasnya selama ini dan ia bisa membawa istrinya untuk menempati rumah itu. Hanya saja para orangtua ingin Al dan Yuki menempati rumah yang telah mereka pilih.

Papa Al membujuknya dengan berkata, Rumah kamu untuk investasi saja atau untuk anak kamu dan Yuki nanti.

Setelah mendengar ucapan papanya, Al tidak lagi membantah. Jika Al terus beralasan, Al dan Yuki diharuskan tinggal bersama salah satu orangtua mereka. Dan itu akan lebih rumit menurutnya. Setiap anak yang telah memutuskan untuk menikah itu berarti, dia ingin bisa hidup mandiri dengan keluarga kecilnya tanpa ada campur tangan orangtua. Tapi, bukan berarti mereka tidak membutuhkan orangtuanya lagi.

Sore hari, Al melihat Yuki sedang sibuk merapikan pakaian yang akan disusunnya kedalam lemari. Kemarin saat mereka pindah, tidak semua pakaian Al dibawanya. Dan pagi tadi, satu buah koper berisi penuh pakaian Al datang diantar oleh supir pribadi Papanya.

Al mendekat ketempat Yuki duduk dilantai di sebuah ruangan yang tidak terlalu besar khusus untuk tempat berganti pakaian, "Kenapa tidak menyuruh asisten rumahtangga saja yang merapikan baju itu?" Menurut Al, Yuki tidak perlu repot dan merasa kelelahan untuk merapikan pakaiannya karena dirumah cukup besar ini terdapat empat orang yang akan membantu mereka menyelesaikan pekerjaan rumah. Dua diantaranya sebagai asistan rumahtangga, satu tukang kebun dan satu satpam penjaga rumah.

Yuki mendongakkan kepalanya sedikit keatas untuk melihat kearah Al yang berdiri. Yuki merapikan poni rambutnya yang sedikit berantakan lalu tersenyum sesaat pada Al, "Inikan pakaian kamu, masa harus asisten rumahtangga yang merapikannya? Memangnya kamu suaminya Bibi Minah?". Ucapnya dengan menyebutkan salah satu nama yang bekerja sebagai asisten rumahtangga mereka.

Al tertawa kecil saat mendengar jawaban Yuki dengan ekpresi wajah yang lucu. Setelah hari itu, tepatnya setelah pembicaraan mereka ditebing pantai. Hubungannya dengan Yuki mulai ada perubahan, telah mencair dan lebih hangat. Tidak dingin seperti saat mereka pertama kali bertemu. Bongkahan es yang kuat itu sedikit demi sedikit mencair karena sifat hangat yang dimiliki Yuki. Kini, ia dan Yuki lebih santai saat bicara. Tidak lagi berbicara dengan bahasa yang kaku dan canggung. Ia dan Yuki saling belajar mengenal dan memahami sifat satu sama lain. Sama-sama saling mendekatkan diri agar jarak yang terbentang diantara mereka lambat laun mengikis. Untuk pertama kalinya, dengan mudah Al menerima orang baru dikehidupannya. Biasanya, Al sangat sulit beradaptasi dengan keberadaan orang baru disekitarnya. Akan membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk Al dekat dengan orang baru itu.

Al pikir, mungkin karena Yuki yang berstatus sebagai istrinya maka tidak sulit bagi Al menerima keberadaan Yuki. Tapi setelah ia pikir ulang, itu terjadi karena sifat dan sikap Yuki yang dapat menghangatkan dan mampu menggerakkan hati orang-orang disekitarnya. Terbukti baru dua minggu usia pernikahan mereka, Al sudah merasa sangat nyaman berada didekat Yuki. Hanya satu hal yang belum mereka lakukan untuk lebih mendekatkan hubungannya, yaitu hubungan suami istri. Al dan Yuki sama-sama menyetujui untuk tidak terburu-buru ketahap yang paling inti itu. Mereka ingin kehidupan rumahtangga mereka berjalan secara bertahap, sampai suatu saat mereka sama-sama siap dan ketika sudah ada perasaan cinta dihati mereka. Anggap saja, kini ia dan Yuki sedang dalam proses penjajakan.

Marry You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang