Part 6

4.7K 438 57
                                    

New Life


Michelle sedang memainkan sisi pada gelas yang berisi wine didalamnya, saat terdengar suara bel pada pintu kamar hotelnya. Ia berjalan tidak seimbang kearah pintu untuk membukanya. Ia tahu, itu adalah Al yang sedari tadi Ia tunggu kedatangannya.

Michelle tersenyum saat membuka pintu, menatap penuh kerinduan pada pria yang sudah cukup lama tidak Ia temui. Ia melihat Al yang tertunduk menggunakan topi untuk menutupi wajahnya. Tentu, Michelle tahu ini berbahaya bagi Al. Tidak hanya karena ini hotel milik mertua Al, tapi juga karena semua keluarga inti dari Al dan istrinya masih menginap dihotel ini.

Michelle menggapai satu tangan Al dan menggenggamnya, menarik pelan pria itu untuk masuk kedalam kamar hotel yang sengaja Ia sewa karena ingin bertemu dengan Al. Ia sungguh merindukannya, dan hari ini adalah puncak dari kerinduannya yang Ia pendam selama ini. Awalnya, Michelle dapat menahan itu semua sebelumnya, sampai saat berita tentang pernikahan Al dengan seorang model, Ia baca disalah satu tabloid. Ia tidak dapat menerimanya. Dua tahun Ia menjalin hubungan diam-diam dengan Al, tapi mengapa Al malah menikah dengan orang lain yang profesinya hampir sama dengannya,  sama-sama didunia seni.

"Ada apa Kamu ingin bertemu denganku?" Al langsung bertanya ketika Michelle melepaskan tangan Al.

Michelle menyeringai, "Selamat atas pernikahanmu." Ucapannya terdengar seperti sindiran. "Apa Yuki tahu Kamu menemuiku?"

"Michelle, Aku tidak bisa disini terlalu lama. Ini malam pernikahanku. Aku harus bersama dengan istriku."

"Istri?" Hatinya terbakar saal Al mengucapkan kata istri. Ia menyeringai lagi, "Sayang, kamu tahukan sedang berada dimana saat ini?" Ia berucap seraya menaruh gelas wine yang dipegangnya keatas meja, lalu berjalan perlahan ke arah Al.

Michelle melihat Al mengerutkan kening, mungkin tidak mengerti dengan pertanyaannya. Michelle mendekat pada Al, dan memeluknya erat. "Kamu datang padaku, itu berarti kamu masih perduli padaku. Iya, kan?" Ia tersenyum dalam pelukan Al. Merasa lebih senang lagi, karena Al tidak menolak pelukannya, dan tidak berusaha melepaskannya juga.

"Mana bisa kamu menyebutnya istri, sedangkan hati kamu masih mencintai Aku." Michelle menengadahkan wajahnya keatas melihat wajah Al yang sedang menatap dalam matanya. Ia dapat melihat kerinduan yang sama dimata Al. Ia mengusap lembut bibir Al dengan ibu jarinya, lalu tanpa ragu Michelle  menempatkan bibirnya pada bibir Al dan memberi ciuman pelan tapi panjang. Ia tersenyum saat Al perlahan membalas ciuman itu.

***

Yuki mengerutkan kening saat Ia tidak menemukan suaminya semenjak 10 menit yang lalu Ia keluar dari kamar mandi. Ia mencari disetiap sudut ruangan kamarnya, tapi tidak menemukan Al. Ia hanya melihat pakaian yang Al pakai tergeletak dilantai ruang ganti. Apa Al sedang menemui saudaranya? Pikirnya saat itu.

Yuki membuka pintu kamar, menolehkan wajahnya ke arah kanan dan kiri, sosok Al tidak juga Ia temukan. Ia melihat jam ditangannya, 03.15 dini hari. Ia berjalan pelan melewati lorong hingga tiba didepan lift. Yuki bingung harus kemana Ia mencari keberadaan Al. Ini sudah hampir pagi, Ia memutuskan  untuk tidak berpikir terlalu keras tentang keberadaan sang suami dan kembali masuk kedalam kamarnya. Lebih baik Ia segera beristirahat dan tidur, karena Yuki merasa sangat kelelahan. Besok siang, Ia dan Al akan terbang ke Bali dalam acara bulan madu. Yuki sengaja memilih Bali disaat Mama mertuanya menawarkan berbagai nama negara Eropa untuk bulan madunya bersama Al. Yuki tidak ingin pergi terlalu jauh. Yang Ia butuhkan adalah quality time bersama Al untuk saling mengenal, tidak ada persoalan tentang tempat.

Sudah hampir tiga puluh menit Yuki mencoba tidur, tapi matanya sulit untuk terpejam. Saat waktu sudah masuk hampir subuh Yuki mendengar pintu kamar berdecit terbuka.

Marry You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang