Part 4

3.3K 381 26
                                    

Day - 3

"Yuki, hari ini kamu dan Al akan melakukan Press Confrence resmi dihotel Kita." Kata Ayah memulai percakapan sebelum meneguk kopi yang ada dihadapannya.

Yuki sedang mengoleskan selai pada selembar rotinya saat mendengar sang Ayah memberitahukan tentang PressCon yang dijadwalkan untuknya dan Al. Mengumumkan tentang pernikahan mereka yang akan berlangsung kurang dari tiga hari lagi.

"Apa perlu, Yah?" Lalu mengunyah perlahan roti yang telah terolesi selai coklat kacang tadi.

"Perlu, sayang. Kamu dan Al perlu melakukannya, karena bagaimanapun kalian cukup dikenal masyarakat."

"Kami bukan public pigure seperti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, Ayah. Yuki hanya seorang model biasa." Yuki berkata selembut mungkin berusaha menolak gagasan dari orangtua dan calon mertuanya. Yuki merasa, Ia hanya model biasa, bukan bintang besar. Jadi, tidak perlu melakukan PressCon atau segala macam yang membahas hal yang menyangkut urusan pribadinya.

"PressCon ini dilakukan untuk menghindari pergunjingan orang-orang tentang keluarga Kamu dan keluarga Al. Kami tidak ingin kolega-kolega bisnis Ayah dan mertua Kamu berpikir ini pernikahan bisnis." Ibu membantu menjelaskan.

Yuki tersenyum tipis, "Bukannya benar, Bu?"

"Yuki." Panggil Ibu dengan lembut, menyadarkan pikiran Yuki.

Ayah menghentikan kegiatan sarapannya, lalu membersihkan kedua sudut bibir dengan serbet yang ada disamping piring makannya. "Kamu sendiri pun salah paham pada penikahan ini. Apalagi orang lain?" Kata Ayah seraya menatap anak kesayangannya.

Yuki tersenyum dengan penyesalan, "Maaf, Yah."

Ayah merapatkan kursi, menggapai tangan kiri Yuki yang berada diatas meja. "Tangan Kamu sudah sebesar ini. Entah bagaimana tangan bayi mungil kesayangan Kami dulu bisa tumbuh secepat ini menjadi tangan seorang anak gadis yang cantik dan luar biasa?" Ayah tersenyum haru. "Tiga hari lagi, akan ada seseorang yang memegang tangan ini penuh perlindungan, cinta dan kasih." Satu tangannya beralih mengelus lembut pipi Yuki. "Ayah tidak sedangkal itu, sayang. Mana mungkin Ayah melepaskan Kamu hanya untuk memenuhi obsesi Ayah pada perusahaan. Al anak yang baik, kamu akan menyadarinya nanti." Lalu mengelus puncak kepala Yuki dengan sayang.

Ucapan Ayah membuat Ibunya menitikan airmata. Ibu menggapai satu tangan Ayah yang dekat dengannya lalu memberikan senyum bangga memiliki suaminya. Ia tahu jika Ayah Yuki adalah seorang yang mencintai keluarganya.

Yuki merasa bersalah dengan pemikirannya terhadap kedua orangtuanya. Seharusnya Ia paham sejak awal, ini salah satu yang terbaik yang diberikan kedua orangtuanya. Selama ini pun, Yuki tidak pernah sekalipun digagali oleh keputusan Ayahnya. Yang terbaik yang Yuki dapat pada setiap hasil keputuasan Ayah.

Yuki tersenyum haru, menggapai tangan Ayah yang masih dipuncak kepalanya, "Terimakasih, Ayah, Ibu."

***
Hotel Ritz Katto dipilih oleh kedua orangtua Al dan Yuki sebagai tempat berlangsungnya PressCon, yang akan dimulai dalam waktu lima belas menit lagi.

Al sudah bersiap, Ia mengenakan kemeja polos berwarna abu dengan sedikit motif dikedua bahunya, dibagian tangannya Ia gulung hingga siku. Dipadankan dengan celana joger bermotif army. Tak lupa Ia pun memakai kacamata dan topi sebagai acessoris. Ia ingin terlihat santai di penampilannya.

Marry You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang