12. Seungkwan

1.9K 180 0
                                        

Entah kebetulan atau takdir, aku telah di pertemukan olehnya. Orang yang aku sukai saat di menengah atas.

Aku tidak menyangka bahwa akan satu kampus dengannya, bahkan satu fakultas. Namun tidak dengan jurusan.

Satu hal yang membuatku selalu datang pagi adalah aku bisa melihat dirinya yang selalu membaca buku di taman belakang gedung jurusannya.

Kebetulan atau takdir, gedung jurusanku dengan gedung jurusannya bersebelahan. Ini membuatku lebih mudah memperhatikannya. Tentu tanpa sepengetahuan olehnya.

"Oy, Seungkwan! Bukannya kelasmu nanti siang? Pagi begini kau sudah stay di kampus? Rajin sekali?" gurau temanku sambil memberikan highfive.

"Lucu sekali."

Setelah menyambut kedatangan temanku yang memang ada kelas pagi ini, kualihkan lagi pandanganku ke taman dan hanya ada angin.

Ke esokan harinya, dengan rutinitas yang sama. Aku berangkat pagi sekali ke kampus. Namun setelah menemukan tempat yang cocok untuk memperhatikan nya lagi, taman itu sepi.

Masih ada 30 menit sebelum kelas di mulai. Setelah 5 menit menunggu, Aku melihatnya berjalan kearah tempat yang sama setiap saat. Aku pikir aku telah mengetahui dimana tempat favoritnya. Aku terus memandanginya yang asyik membaca buku sambil mendengarkan lagu dari headset yang Ia gunakan. Aku sempat berpikir, lagu apa yang sering Ia dengarkan, genre musik yang bagaimana Ia suka, tapi Aku tak pernah tahu. Tak tahu karena tak bertanya tentunya.

Lima menit sebelum kelas di mulai, Aku memperhatikan nya untuk kesekian kali. Meninggalkan nya sendiri dengan hembusan angin, membuat rambutnya yang tergerai bergerak indah dan membuatku otomatis tersenyum.

Sudah sebulan saat Aku memperhatikan nya diam-diam. Namun, aku masih belum bisa menyapa atau menampakkan diriku di hadapannya. Terlalu takut untukku menyapanya, sekedar memanggil namanya atau bahkan berperilaku seperti biasa. Ini beda saat masih di menengah atas, yang masih bisa bersikap biasa di sampingnya, berbicara, bersenda gurau meski detak jantungku masih sama sampai sekarang.

Memang pengecut. Aku laki-laki pengecut yang hanya mampu memperhatikan dari jauh tanpa ada niatan untuk mendekat. Tidak. Aku tak ingin selamanya seperti ini. Aku hanya butuh waktu sebelum benar-benar datang padanya. Memantapkan hatiku, bukan karena ragu dengan apa yang Aku rasa, tapi Aku sungguh takut dan Aku tak tahu apa itu.

Hari ini Aku sengaja membawa camera, tentu untuk mengambil gambarnya saat di taman sekarang. Terserah kalian mengatakanku spy/stalker, Aku rasa tidak ada bedanya.

Ckrik ckrik..

Sial. Aku lupa meng off kan suara. Namun, Aku beruntung karena Dia yang selalu menggunakan headsetnya. Dia tak kan tahu tentang apa yang Aku lakukan sekarang di atas sini.

Baru saja ku langkahkan kaki ku menuju kelas. Aku mendengarkan suara laki-laki yang memanggilnya. Sontak Aku menoleh dan melihat pemandangan yang tak pernah Aku suka.

"(Y/n)! Kau disini ternyata. Aku mencarimu kemana-mana."

"Ada apa Jihoon?"

"Aku membutuhkan bantuanmu. Aku butuh saranmu tentang project yang sedang ku garap. Apa kau sedang sibuk sekarang?"

"Tidak."

"Baguslah, kalau begitu ikut Aku."

Terus saja ku pandangi mereka hingga tak terlihat oleh jangkauan mataku. Sesekali mereka berbicara, tapi tak ku mengerti apa itu.

Aku tak suka dengan pandangan seperti ini. Bukan karena laki-laki tersebut bisa berbicara leluasa dengan (Y/n) dan Aku tidak. Namun yang tak ku suka adalah kedekatan mereka. Bahkan kau tertawa di hadapannya entah karena lelucon, Aku tak tahu. Satu lagi, lengan laki-laki tersebut yang berada di bahumu. Melihat hal itu membuatku panas, padahal angin dengan kencangnya menerpa diriku.

Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah tahu apa jawaban nya. Aku tak tahu siapa laki-laki tersebut. Bahkan kau sampai sedekat itu dengannya. Aku yakin dulu kau adalah seseorang yang sulit dalam menjalin hubungan pertemanan, tapi dengan Dia? Arrrrggghh, Kau tahu bagaimana frustasinya diriku memikirkan semua ini?

"Mr. Boo, apa kau sedang sakit?"

"Ti-tidak Prof. Memangnya ada apa?"

"Ku lihat dari tadi kau mengacak dan menjambak rambutmu sendiri. Apa kau sedang sakit kepala? Kalau iya, seharusnya kau istirahat."

"Ma-maafkan Saya. Ada sesuatu yang membuat saya akhir-akhir ini terganggu."

"Saya harap itu bukan masalah percintaanmu Mr. Boo."

Semua teman-teman sekelasku tertawa mendengar apa yang barusan Prof. katakan dan Aku hanya bisa menundukkan kepalaku. Memang benar itu adanya.

Semenjak kejadian di kelas, Aku telah memantapkan diriku untuk bertemu dengan (Y/n), berbicara dengan (Y/n) dan tentu mengatakan semuanya yang ada di pikiranku juga hatiku.

===============================

Ngegantung... 😅😅
Sengaja memang, karena capek juga harus bikin yang benar-benar ada endingnya.

Jangan lupa vote, anggap sebagai dukungan untuk keberanian Seungkwan...

(110117)

Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~Where stories live. Discover now