Chapter 8

51 2 0
                                    

Disaat pembicaraan itu sedang berlangsung, tiba-tiba handphone Deva berbunyi.

"Siapa itu, Deva?" tanya Dodi.

"Elma, Kak" jawab Deva kemudian mengangkat telpon dari Elma.

"Halo, assalamualaikum?" kata Deva.

"Halo Deva, Kamu ada kerjaan gak?" tanya Elma.

"Gak ada, Elma, emangnya kenapa?" kata Deva.

"Kamu boleh gak temenin Aku kegudang sekolah kita yang baru? soalnya ada barang Aku yang ketinggalan disana" ujar Elma.

"Ya udah deh, nanti Aku temenin ya?" kata Deva.

"Iya Deva, makasih ya, bye" kata Elma lalu menutup telpon.

"Maaf ya, Kak, kayaknya Aku gak bisa lama-lama deh" kata Deva.

"Loh, kenapa terburu-buru, Deva?" tanya Dodi.

"Aku ada urusan sebentar, Kak sama Elma, maaf ya" kata Deva.

"Ya udah, kalau memang itu tidak bisa ditinggal, ya tidak apa-apa" kata Dodi.

"Aku pamit ya, Kak? Assalamualaikum" kata Deva lalu pergi.

"Waalaikummussalam" kata Dodi.



Setelah pulangnya Deva, Dodi langsung kekamar Awan.

Kriet...

"Awan, Kau kenapa sih gak keluar tadi? ada Deva lo" kata Dodi.

"Kenapa Dia kesini?" tanya Awan datar.

"Dia menanyai kabarmu, tapi buru-buru pergi" jawab Dodi.

"Buru-buru pergi? dengan siapa, Dodi?" tanya Awan.

"Dengan Elma katanya, Saudaraku" jawaban dari Dodi tersebut, membuat Awan sedikit khawatir dan berhenti memainkan game favoritnya.

"Dengan Elma? Tidak, Elma pasti merencanakan sesuatu untuk mencelakakan Deva"

"Saudaraku? Kenapa Kau melamun?" kata Dodi.

"Ah tidak Dodi, Aku hanya merasa agak sedikit pusing" jawab Awan.

"Oo, ini Awan, Aku bawain Kamu susu, biar gak pusing" kata Dodi.

"Iya nanti Aku minum, makasih ya, Dodi" kata Awan.

"Kalau begitu Aku balik kekamar dulu ya, Saudaraku" Dodi pun langsung keluar dari kamar Awan.



Sementara itu, Deva yang ada dipinggir jalan sedang menunggu kedatangan Elma. Akhirnya, sampailah Elma dengan menggunakan motor.

"Ayo Deva! Kita berangkat!" kata Elma.

"Ayo" Deva langsung menaiki motor Elma.



Setelah tiba disekolah, mereka pun langsung menuju kegudang sekolah yang baru.

"Deva, Kamu cari disebelah sana ya!" kata Elma sambil menunjuk kearah kiri dan Deva hanya mengangguk.

Disaat Deva sedang mencari apa yang dicari oleh Elma, Deva terus mencari tapi tidak ketemu.

"Elma, Aku tidak bisa menemukannya disini, apakah Kau sudah-," kata Deva sambil berbalik kearah Elma, namun alangkah terkejutnya Deva saat tangan kanan Elma memegang sebuah parang panjang yang tajam.

"Elma, kenapa Kau memegang parang? Itu bukan barang yang Kau cari kan?" tanya Deva dengan heran, namun Elma tidak menjawab, Ia malah semakin melangkah kearah Deva.

Deva pun perlahan-lahan mundur dan mulai takut dengan tingkah laku Elma yang tiba-tiba berubah. Kemudian, Elma mengatakan bahwa.

"Aku akan membunuhmu, Deva!" lantas, mendengar kata-kata Elma membuat Deva langsung berlari ketakutan.

Elma terus saja mengejarnya dan begitu Ia sampai di sebuah ruangan kosong yang hampir sama dengan gudang lama, Ia bertabrakan dengan Seseorang yang berpakaian serba hitam kecuali sepatu berwarna putih dan memakai topeng berwarna merah darah.

Misteri Cinta Psikopat Dan Hantu Perempuan TanggaiWhere stories live. Discover now