PERMAINAN (part I)

756 85 3
                                    

Pagi itu, sesuai dengan instruksi Luhan, Chen dan Xiumin datang ke Cho Corp. guna menjelaskan pada Sehun perihal keinginannya. Chen berusaha menekan rasa penasaran ketika kemarin tiba-tiba saja CEO muda itu menghubunginya dan mengatakan ingin bertemu dengan pemilik WO, serta mengancam akan membatalkan kontrak kerjasama mereka.

Lalu jawaban Luhan yang terkesan tak acuh dan dingin semakin menambah rasa penasarannya. Luhan jelas sudah mengetahui kemungkinan Sehun akan menghubunginya, dan ada sesuatu yang seolah dirahasiakan oleh gadis itu.

"Kau tahu, aku yakin antara Luhan dan CEO itu pasti memiliki hubungan, jujur saja ini benar-benar membuatku heran, tidak pernah Luhan berbicara sedingin itu padaku selama ini," ucapnya pada sosok gadis cantik nan sexy disampingnya yang berusaha mengimbangi jalan Chen.

"Kau sudah terus mengatakan hal yang sama sejak kemarin, lagipula itu hak Luhan untuk tidak mengatakannya pada kita, mungkin ia punya alasan sendiri," jawab Xiumin enteng. Chen mendengus kesal.

"Kau itu, apa sama sekali tidak ada pedulinya dengan Luhan?" Kata Chen kesal.

"Kau tahu?" Xiumin berhenti tepat di depan Chen dan langsung menatap pemuda itu sengit. "Perhatianmu pada Luhan sudah lebih dari ambang batas normalnya sebuah persahabatan, Chen, orang lain bisa saja menyalahartikan semua perhatianmu padanya," lanjutnya lagi masih dengan tatapan sengitnya.

Chen hanya bisa berkedip berusaha mengolah maksud dari perkataan Xiumin. Sesaat kemudian matanya melebar. Otak jeniusnya menangkap sesuatu yang menarik. Segera dikejarnya Xiumin yang sudah cukup jauh berjalan di depannya.

"Ya! Kau cemburu?" Tanyanya masih berusaha mengejar Xiumin. Tapi keadaan seolah menjadi buruk, Xiumin yang langsung menghentikan langkah serta berbalik, terkejut melihat Chen yang dengan langkah cepat tak terkontrol siap menubruknya. Alhasil Cho Corp. mendapatkan pemandangan menarik dipagi hari.

Oh astaga! Apakah Chen baru saja bermimpi? Ataukah mimpinya kini telah menjadi kenyataan? Sejak dulu ia selalu menahan diri untuk tidak menyentuh belahan berwarna pink yang selalu mengeluarkan suara cerewetnya. Ini BIBIR Xiumin!! Setelah ini ia harus segera memanjatkan syukur atas semua kejadian hari ini.

Berbeda dengan Chen, Xiumin terlalu shock dengan apa yang baru saja dialaminya. Matanya berkedip bingung. Tapi setelah ia merasakan sesuatu di bibirnya, secara simultan, reflek mendorong tubuh Chen dengan kuat terjadi. Chen terdorong ke samping dan semakin terjerembab.

Xiumin segera bangkit dan menyadari bahwa mereka baru saja menjadi tontonan para pegawai di kantor itu, termasuk Sehun yang cukup terkejut mendapat pemandangan itu ketika memasuki kantornya.

Dengan kikuk Xiumin berusaha membenarkan pakaiannya yang sebenarnya tidak kenapa-kenapa. Ia sama sekali tidak memperdulikan Chen yang berusaha bangkit dengan meringis kesakitan.

"Kalian baik-baik saja?" Sapa Sehun tanpa bisa menutupi rasa ingin tertawanya. Xiumin dan Chen kompak memberikan tatapan tajam pada Sehun.

"Ya! Nasib baik tidak ada satupun pegawaiku yang berani mengeluarkan ponsel mereka dan mengabadikan moment tadi, kalian kemari ingin menemuiku, kan? Ayo," kata Sehun seolah tak peduli dengan tatapan kedua koleganya itu.

Kini mereka bertiga telah duduk di kursi sofa dalam ruang kerja Sehun. Suasananya masih seperti awal mereka melakukan kontrak kerjasama. Chen berdeham untuk menarik perhatian.

"Kami kemari ingin mengatakan bahwa..."

"Maafkan aku atas ucapanku kemarin, ada hal yang ingin kubahas dengan pemilik Xie's WO, tapi setelah semalam aku berpikir, tidak baik jika aku meminta bertemu dengan cara mengancam, sekali lagi maafkan aku," ucap Sehun menyesal. Chen dan Xiumin hanya bisa terheran. Bingung dengan sikap sang CEO yang labil.

MISSINGWhere stories live. Discover now