Twelve

316 27 6
                                    

"Martin, bangun!" Kata Julian sambil menyenggol bahu Martin.

Martin membuka mata, ia menghela nafas, lalu melihat sekitar. Kini ia berada di dalam pesawat pribadinya bersama Julian, Kathryn, Angela, Michael, Larry, serta para kru Martin dan Julian. Mereka di perjalanan menuju Bandar Udara Internasional Los Angeles.

"Apakah sudah mau sampai?" Kata Martin.

"Ini sedang persiapan landing, makanya aku membangunkanmu," Kata Julian sambil mengencangkan sabuknya.

Beberapa menit kemudian, pesawat mendarat dengan mulus di landasan pacu. Lalu pesawat itu berjalan dan berhenti sempurna di tempat 'parkir' yang sudah di sediakan. Mereka pun turun dari pesawat dan memasuki gedung bandara. Udara sejuk dari AC menusuk kulit Martin ketika ia masuk ke dalamnya. Mereka langsung menuju pintu keluar tanpa mampir ke pengambilan bagasi karena koper mereka sudah di tangan masing-masing.

Ketika mereka keluar, mereka disambut hangat oleh fans Martin, Julian, dan Kathryn. Ada yang berteriak histeris, minta foto bersama, tanda tangan, memotret idola mereka, dan ada juga yang hanya bisa bersalaman. Setelah melewati kerumunan, mereka masuk ke dalam mobil. Ada dua mobil yang menjemput mereka, yaitu mobil untuk Martin dan teman-teman dan mobil untuk para kru.

"Akhirnya, untung saja aku tidak sesak nafas di sana," Kata Michael ia duduk paling depan.

"Itu berkat kau diet, tapi kau tetap saja terlihat gemuk," Kata Martin.

Michael mendengus sebal. "Yang penting sehat,"

Mobil yang mereka tumpangi pun tancap gas sebelum fans mengerumuni mobil mereka. Mobil itu berjalan menuju Kota Indio, California. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke sana. Bagi Martin, itu waktu yang cukup untuk tidur karena setelah tampil di sebuah klub di Amsterdam, ia langsung ke bandara dan tak sempat tidur. Selama 2 jam mereka harus mampir ke pom bensin beberapa kali dan tahan duduk di mobil. Ketika mereka sudah sampai di Kota Indio, Martin sangat senang karena ia ingin sekali tidur di hotel secepat mungkin.

Mobil mereka berhenti di depan pintu utama hotel bintang lima. Hotel yang letaknya tak terlalu jauh dari Festival Coachella. Hotel ini khusus diinapi oleh para artis yang diundang oleh festival.

Dengan langkah yang mantap, Martin turun pertama dari mobil sebelum pelayan tamu membukakan pintu mobil. Martin tak perlu menunggu bodyguard untuk masuk ke hotel karena tidak ada para wartawan. Martin memasuki hotel dan disambut oleh pelayan dengan ucapan selamat datang. Martin membalas mereka dengan senyuman dan duduk di sofa terdekat. Ia menyenderkan badannya ke sofa empuk itu dan bersyukur karena sofa itu nyaman sekali.

Julian yang menyusulnya pun langsung duduk di samping Martin.

Julian mendesah. "Nyaman sekali, aku ingin cepat masuk kamar dan tidur,"

"aku juga," kata Martin.

Julian mengambil bantal sofa, lalu ia berbaring beralaskan bantal itu. sedangkan Martin, ia menyandarkan bahunya senyaman mungkin, tak lama kemudian mereka tertidur.

Beberapa menit kemudian, Kathryn menghampiri mereka. Ia menatap dua orang yang tertidur pulas di sofa, kemudian mendesah.

"Hei bangun! kenapa kalian tidur di sini?" kata Kathryn.

Tak ada respon dari mereka. Mereka benar-benar tertidur pulas.

Michael mendekat, lalu menatap Martin dan Julian. "Kenapa mereka pulas sekali?"

Kathryn menghadap Michael. "Memangnya aku tahu? ayo cepat bangunkan mereka!"

Michael menatap Kathryn dengan ekspresi kagetnya.

Red Lips [m.g]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang