Tiga

2.7K 179 23
                                    

Yuna, menerawang dari kejauhan. Sudah hampir sampai! Yuna, mengulas senyum pahit. Dia, harus mulai berpura-pura lagi. Pura-pura bahagia melihat Jimin, Pura-pura ingin selalu bersama Jimin, pura-pura begitu mencintai Jimin.
Yuna, lelah. Selama setahun ini, dengan kepura-puraan yang menyesakan dadanya ini. Andai orang tua nya tidak terlalu keras mengancam Yuna, tentang mengusir nya dari rumah jika dia berpisah dari Jimin, Yuna pasti sudah mencampakan pria itu sejak awal.

Sopir yang mengantar Yuna, turun dari mobil. Dan menghampiri Jimin.
Saat itu, Yuna melihat mereka bercakap-cakap. Cukup serius sepertinya. Yuna, baru tahu sopir nya seakrab itu dengan Park Jimin.

Jimin, lalu masuk ke mobil. Namun, yang membuat Yuna heran. Jimin duduk di kursi kemudi. Bukan di belakang bersamanya.

"Pindah lah ke depan! "Ucap Jimin.

"Wae? "

"Aku yang menyetir! "Ucap Jimin lagi. Yang membuat Yuna hanya menurut. Dia, tidak ingin terlalu banyak bertanya pada Jimin.

Yuna, mulai berbasa-basi. Menanyakan bagaimana dengan sekolah Jimin hari ini, saat mobil itu mulai melaju. Jimin hanya menjawab bahwa semua nya baik-baik saja. Dia hanya tak sabar dengan acara makan keluarga nya hari ini, sejak di kelas tadi.

"Changkaman! Apa kita tidak salah jalan? "Tanya Yuna, memperhatikan jalanan asing yang cukup sepi yang mereka lewati.

"Tidak! "Jimin memberhentikan mobil nya.

Yuna, berbalik ke arah Jimin. Yuna menatap wajah Jimin, yang memancarkan aura aneh yang belum pernah Yuna lihat. Jimin, benar-benar sangat menakutkan saat ini.

"Ke... Kenapa kita berhenti dii sinii? "Tanya Yuna, gelagapan. Tangan Yuna, gemetar sekarang. Yuna seolah merasakan bahwa Jimin memiliki niatan jahat terhadap nya.

"Kenapa tidak kau serahkan seluruh milik mu, dan akan ku berikan semua uang ku! "Ucap Jimin menatap tajam mata Yuna.
Jimin lalu menarik Yuna, ke pangkuan nya. Memaksa sebuah ciuman dan mencoba membuka seragam Yuna dengan paksa.
Yuna, memberontak sekuat tenaga nya. Meski sulit, namun ahirnya sebuah tendangan keras di selangkangan Jimin, berhasil membuat nya bisa meloloskan diri.

Jimin, mengerang ke sakitan saat itu. Dia, melihat Yuna, melarikan diri darinya. Namun tak kuasa mengejar karna rasa sakit nya. Sehingga dia membiarkan Yuna lolos kali ini.

Yuna, menangis sesegukan di sepanjang trotoar jalan. Kaki panjang nya terus berlari untuk menjauh.
Yuna, mencoba membereskan seragam nya yang acak-acakan, dengan dua kancing kemeja nya yang sudah terlepas. "Park Jimin berengsek!! "Umpat Yuna, yang tak bisa menghentikan tangisan nya.

Yuna, lalu merogok hp nya di saku blazer. Menghubungi Jungkook untuk menjemputnya.
Jungkook, yang mendengar tangisan terisak Yuna, benar-benar terdengar panik di sebrang sana. Jungkook pun, langsung bertanya di mana posisi Yuna dan berkata dia akan segera datang.

Yuna, terduduk lemas di kursi halte. Entah sudah berapa kilo meter dia berlari sejak tadi. Yang pasti kedua kaki nya terasa sangat sakit, dan telapak kaki nya pun terasa sangat panas. Hingga Yuna harus melepas sepatu nya.
Tidak lama, orang yang dia tunggu datang.
Jungkook dengan wajah cemas nya menghampiri Yuna, dengan sejuta tanya. Namun tak bisa dia ungkapkan, dan hanya dia salurkan dengan pelukan erat nya pada Yuna.

"Wae? "Tanya Jungkook. Yang hanya di balas dengan isakan keras dari Yuna. Yuna sepertinya sangat sulit untuk mengucapkan apa pun saat ini.
Dia terlihat sangat Syok. Bahkan tatapan nya pun kosong.

"Ayo ceritakan di perjalanan!! "Ucap Jungkook, langsung mengenakan helm nya lagi. Dan memakaikan satu helm untuk Yuna.
"Kajja! "Jungkook, memapah Yuna untuk naik ke motornya.

Love secretTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon