Gunting Kuku

53 4 1
                                    

Hari ini hari sabtu, tanggal 22 oktober. Clara duduk dibagian pojok belakang kelas. Dimana lokasi yang strategis untuk streaming youtube dan sleepingbeauty ck.

Tett. Teetttt. Teeettttt.

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring, suara yang dinantikan siswa yang kelaparan karna belum makan tiga hari, haha engga deng lah. Entah mengapa Clara sedang ga mood melangkah menuju kantin, selain karna letaknya cukup jauh dari kelasnya Clara juga lagi diet. Eh. Dia ga gendut-gendut banget. Cuma ya gitu gegara gegana melele asal ngemil ini ono ini kucrut dann hasilnya teretenteengggggg naik 2kg sekaligus ck.

Kebetulan cowok yang bernama Dani yang duduk didepan Clara juga sedang ogah ke kantin, akhirnya Clara sama si Dani ngobrol ngalor ngidul gajelas.

Tetiba si Desta cowok berambut anime itu duduk disamping Clara yang kebetulan tempat duduknya kosong karna si Tika lagi sibuk sama si Daffa. Masih inget kan Daffa siapa? Key kalo lupa, Daffa itu cowok yang Tika dan Clara suka, lebih tepatnya mereka saingan waktu itu, yaps. Tapi sekarang udah ga, mereka punya sendiri-sendiri, mereka sama-sama dibuat baper, Tika oleh Daffa dan Clara oleh Desta, seimbang kan? Ck.
Desta sibuk memotong kuku tangannya. "Ngapain coba ini bocah tengil duduk di samping gue tapi sibuk sendiri sama kuku kesayangannya".gerutu Clara dalam hati.

Clara mengamati cowok berambut anime itu terlihat kesulitan memotong kuku sebelah kanannnya.
"Ra, potongin kuku gue yang ini dong, susah banget suer dah". Sambil nunjuk tangan sebelah kanannya. Tanpa menunggu jawaban dari Clara, Desta menyerahkan pemotong kuku tersebut ke Clara. Clara pun menurut. Tangan Clara gemetar waktu memegang tangan Desta, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya, ia berusaha sekuat mungkin agar tidak terlihat gugup di depan Desta.

Si cowok berambut anime itu sebenernya juga gugup tetapi ia menyembunyikannya dengan memulai obrolan yang... Gajelas yang sebenernya bukan dia banget. Karna selama ini cowok berambut anime itu terkenal cuek masa bodo banget sama orang apalagi kalo dia tau cewek itu ngefans sama dia.
"Gue ngantuk kalo dipotong kukunya sama orang". Seru Desta yang menyandarkan kepalanya diatas meja.
"Gue ga nanya kali ta". Clara membatin.
"Emang biasanya dipotongin sama siapa lo ta?". Tanya Clara akhirnya.
"Sama nyokap lah sama siape lagi". Nadanya sedikit agak sewot tapi sebenernya engga.
"Anak mamah lo ya ternyata ck. Udah selese tuh udah mengkilat kuku lo". Melepaskan tangan Desta sambil bernafas lega.
Sementara Desta masih mengamati kukunya yang baru dipotong Clara tadi.
"Ini yang jempol masih keliatan panjang ra". Menunjuk jari jempolnya dan itu hanya sebuah kode agar lebih lama dipegang Clara. Desta sepicik itukah.
"Ahelah rempong amat lo". Clara terpaksa menurut dan jantungnya mulai berdegup tak beraturan (lagi). Sedangkan si Desta tertawa jahat dalam hatinya.

"Udah". Ucap Clara kepada cowok berambut anime itu.
Bukannya bilang terimasih, thankyou, gomawo atau apa eh malah ngelimur.
"Eh kuku lo panjang-panjang banget sih, sinih gue potongin". Seru Desta.
Apaan sih Desta. Clara membatin heran.
Entah angin darimana Clara akhirnya menurut, padahal dia suka kalo kukunya panjang.

Semenjak hari itu keduanya tumbuh rasa yang tidak diinginkan, oleh Clara maupun Desta. Rasa yang lebih dari sekedar teman? Atau apalah itu. Namun keduanya hanya bisa diam, menyembunyikan perasaannya tersebut.

Rasa itu tumbuh secara murni, dengan sendirinya. Dan hari ini adalah harinya. Sabtu, 22 Oktober~

***
How about this story?
Garing? Banget? Atau apa?
Please vomment yaa:')

KlandestinWhere stories live. Discover now